Abstract
This study aims to examine the impact of listening to music on productivity in the context of learning and working activities. Music is known to influence psychological conditions, such as reducing stress, enhancing focus, and improving mood.
The research employs a quantitative approach using a two-level full factorial experimental design, evaluating two main variables: music preference and playback timing (before or during the activity). A total of 60 participants, consisting of students and office workers, were selected using purposive sampling.
The instruments used include cognitive tests and work tasks assessed quantitatively. The results indicate that listening to music that aligns with an individual’s preference and the nature of the task can enhance concentration and accuracy.
Classical or slow-tempo instrumental music was found to be the most effective in boosting productivity. Conversely, music that does not match the listener’s preference tends to disrupt focus. Therefore, selecting the appropriate type of music and timing of playback is essential to support optimal performance.
Keywords: music, productivity, learning, working, music preference
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak mendengarkan musik terhadap tingkat produktivitas dalam konteks kegiatan belajar dan bekerja. Musik diketahui memiliki kemampuan untuk memengaruhi kondisi psikologis seseorang, seperti mengurangi stres, meningkatkan fokus, dan memperbaiki suasana hati.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan desain eksperimen two-level full factorial, yang mengevaluasi dua variabel utama: preferensi musik dan waktu pemutaran (sebelum atau saat melakukan aktivitas). Sebanyak 60 responden yang terdiri dari mahasiswa dan pekerja dipilih melalui teknik purposive sampling.
Instrumen yang digunakan mencakup tes kognitif dan tugas kerja yang dianalisis secara kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa mendengarkan musik yang sesuai dengan preferensi individu dan jenis tugas dapat meningkatkan konsentrasi serta ketepatan kerja.
Musik klasik atau instrumental dengan tempo lambat ditemukan sebagai jenis musik yang paling efektif dalam meningkatkan produktivitas. Sebaliknya, musik yang tidak sesuai dengan preferensi cenderung menurunkan fokus. Dengan demikian, pemilihan jenis musik dan waktu pemutarannya perlu disesuaikan agar dapat mendukung kinerja secara optimal.
Kata kunci: musik, produktivitas, belajar, bekerja, preferensi musik
Pendahuluan
Produktivitas merupakan tolok ukur penting dalam mengevaluasi efektivitas kegiatan belajar maupun bekerja. Dalam era modern yang sarat tuntutan akademik dan profesional, setiap individu dituntut untuk mampu bekerja atau belajar dengan efisien, fokus, dan konsisten. Namun, tekanan yang tinggi kerap kali memicu kelelahan baik secara fisik maupun mental, menimbulkan rasa bosan, dan menurunkan semangat.
Oleh karena itu, berbagai metode diterapkan guna menjaga dan meningkatkan produktivitas, salah satunya dengan memanfaatkan musik sebagai elemen pendukung yang berpengaruh secara psikologis dan fisiologis.
Musik selama ini dikenal tidak hanya sebagai bentuk hiburan, tetapi juga memiliki manfaat terapeutik. Musik dapat memengaruhi emosi, mengurangi stres, meningkatkan motivasi, serta membantu dalam menjaga konsentrasi (Muslimah et al., 2015; Hallam, 2002).
Dalam dunia kerja, pemutaran musik terbukti dapat mengurangi kejenuhan dan kelelahan, terutama dalam pekerjaan yang bersifat monoton, seperti yang ditemukan pada studi di lingkungan kerja konveksi dan kantor formal (Prawidhana & Prabowo, 2015; Lukmana, 2020). Musik juga sering digunakan untuk menciptakan suasana kerja yang lebih nyaman serta menekan gangguan suara dari lingkungan sekitar (Kroemer et al., 2001).
Baca juga:Â Musik Bambu Kolaborasi Tari di Gebyar Sangiran
Dalam bidang pendidikan, musik digunakan untuk menunjang kegiatan belajar. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa jenis musik tertentu, misalnya musik klasik atau instrumental bertempo lambat, mampu meningkatkan kemampuan memahami materi, memperbaiki suasana hati, dan mengurangi kecemasan belajar (Rauscher et al., 1995; Harmon et al., 2008).
Siswa yang belajar sambil mendengarkan musik juga cenderung menyelesaikan tugas dengan lebih baik, terutama dalam aktivitas yang membutuhkan kemampuan berhitung dan spasial (Hallam, 2002). Musik bahkan diyakini mampu mengaktifkan gelombang otak beta (13–30 Hz) yang berkaitan dengan kewaspadaan, ketajaman berpikir, dan kreativitas.
Meskipun begitu, dampak musik terhadap produktivitas tidak bersifat universal maupun selalu positif. Preferensi individu terhadap genre, tempo, dan volume musik sangat berpengaruh. Sebuah penelitian eksperimental di Lembaga Sempoa Kreatif Sidoarjo mengkaji pengaruh preferensi dan waktu mendengarkan musik terhadap performa kerja mental anak-anak usia 4–12 tahun, dan ditemukan bahwa kedua faktor tersebut tidak memberikan pengaruh signifikan secara statistik (Aysia & Palit, 2014).
Hasil ini menunjukkan bahwa pada kelompok usia tertentu, seperti anak-anak, preferensi musik belum berkembang optimal, dan kondisi eksternal seperti kebisingan lingkungan masih berperan besar dalam memengaruhi hasil.
Selain itu, waktu saat mendengarkan musik baik sebelum maupun selama aktivitas belajar atau bekerja juga menjadi aspek yang penting untuk diperhatikan.
Harmon et al. (2008) menemukan bahwa mendengarkan musik sebelum melakukan aktivitas dapat membantu menciptakan kondisi mental yang lebih fokus dan siap, meskipun tidak semua jenis aktivitas merespons cara ini dengan hasil yang sama. Faktor lingkungan dan durasi pemaparan musik juga memengaruhi tingkat efektivitasnya.
Berdasarkan paparan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara lebih komprehensif pengaruh musik terhadap produktivitas dalam konteks belajar dan bekerja.
Penelitian ini akan meninjau berbagai faktor penting, seperti jenis musik yang disukai, waktu pemutaran, jenis aktivitas yang dilakukan, serta kondisi lingkungan, guna memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana musik dapat dimanfaatkan secara optimal dalam meningkatkan produktivitas.
Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasi- eksperimental (eksperimen semu). Tujuannya adalah untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh musik terhadap produktivitas dalam dua konteks utama, yaitu saat belajar dan bekerja.
Penelitian ini secara khusus menyoroti bagaimana jenis musik, preferensi individu terhadap musik, serta waktu pemutaran musik dapat memengaruhi performa kognitif dan efisiensi dalam menyelesaikan tugas.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini mengadopsi desain Two-Level Full Factorial Design, yang memungkinkan analisis interaksi antara dua variabel bebas utama:
- Preferensi Musik (musik yang disukai tidak disukai)
- Waktu Pemutaran Musik (sebelum aktivitas selama aktivitas berlangsung)
Masing-masing kombinasi dari kedua variabel ini akan diterapkan pada kelompok responden yang berbeda sebagai bentuk perlakuan eksperimental. Untuk meningkatkan keandalan hasil, desain ini juga mengintegrasikan prinsip replikasi dan randomisasi, yang bertujuan mengurangi potensi bias dan meningkatkan validitas hasil.
3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini mencakup dua kelompok besar:
- Mahasiswa aktif dari perguruan tinggi yang terlibat dalam proses pembelajaran
- Pekerja dewasa yang menjalani aktivitas kantor atau administratif secara rutin Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria:
- Berusia antara 18–30 tahun
- Memiliki pengalaman belajar atau bekerja secara konsisten minimal 6 bulan
- Tidak mengalami gangguan pendengaran atau kelainan neurologis
Jumlah minimum responden yang direncanakan adalah 30 orang untuk setiap kelompok (belajar dan bekerja), dengan distribusi yang merata untuk setiap perlakuan eksperimental.
4. Instrumen Penelitian
Beberapa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
- Tes kognitif (misalnya soal hitung cepat atau tes penghafalan) untuk menilai performa belajar
- Tes produktivitas kerja, seperti jumlah tugas yang dapat diselesaikan atau tingkat akurasi entri data
- Kuesioner preferensi musik yang mencakup genre, tempo, dan keberadaan lirik
- Perangkat pemutar musik (headset dan audio player) dengan pengaturan jenis serta volume musik yang dikontrol
5. Pelaksanaan Eksperimen
Para responden akan menjalankan tugas belajar atau kerja dalam empat kondisi eksperimen berikut:
- Mendengarkan musik yang disukai sebelum memulai aktivitas
- Mendengarkan musik yang tidak disukai sebelum aktivitas
- Mendengarkan musik yang disukai selama aktivitas berlangsung
- Mendengarkan musik yang tidak disukai selama aktivitas berlangsung
Setiap tugas akan dilakukan dalam durasi tertentu, disesuaikan dengan sifat aktivitas (sekitar 5–10 menit). Sebelum dan setelah menjalankan tugas, peserta diminta mengisi lembar evaluasi diri untuk menilai tingkat kenyamanan dan fokus yang mereka rasakan.
6. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan akan dianalisis menggunakan ANOVA dua arah guna mengetahui pengaruh masing-masing faktor (preferensi dan waktu mendengarkan musik), serta interaksi di antara keduanya terhadap produktivitas belajar dan kerja. Pengujian signifikansi dilakukan pada tingkat kepercayaan α = 0,05, dengan bantuan perangkat lunak statistik seperti SPSS atau Minitab.
7. Validitas dan Reliabilitas
Untuk menjamin validitas internal, seluruh instrumen akan diuji coba terlebih dahulu pada kelompok kecil. Reliabilitas kuesioner akan diperiksa menggunakan Cronbach’s Alpha. Peneliti juga akan mengendalikan faktor luar seperti kebisingan lingkungan, kelelahan, dan waktu pelaksanaan eksperimen, agar hasil yang diperoleh benar-benar mencerminkan pengaruh dari variabel yang diteliti.
Hasil dan Pembahasan
1. Dampak Musik terhadap Produktivitas
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian pustaka yang dilakukan, ditemukan bahwa musik memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap produktivitas dalam aktivitas belajar dan bekerja. Musik diketahui mampu memengaruhi aspek psikologis seseorang, seperti meredakan stres, memicu semangat, serta memperbaiki suasana hati (Muslimah et al., 2015).
Dalam lingkungan kerja, musik sering dimanfaatkan untuk menciptakan atmosfer yang lebih menyenangkan, mengurangi rasa bosan, serta menjaga alur kerja, terutama dalam aktivitas yang bersifat monoton (Prawidhana & Prabowo, 2015; Lukmana, 2020).
Dalam dunia pendidikan, pengaruh positif serupa juga terlihat. Musik membantu membangun suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan, sehingga meningkatkan konsentrasi serta kemampuan menyerap informasi (Hallam, 2002). Secara umum, mendengarkan musik yang sesuai dengan jenis tugas terbukti dapat meningkatkan kinerja dalam menjalankan tugas fisik maupun mental.
2. Peran Musik dalam Mendukung Kesehatan Mental Mahasiswa saat Belajar
Salah satu temuan penting dari penelitian ini adalah bahwa mendengarkan musik ketika mengerjakan tugas dapat memberikan dukungan psikologis bagi mahasiswa. Musik memiliki efek relaksasi yang membantu mahasiswa dalam menghadapi tekanan akademik, seperti beban tugas, tenggat waktu, dan persiapan ujian.
Dalam situasi seperti ini, musik berfungsi sebagai stimulus yang membantu menciptakan kondisi mental yang lebih tenang dan terkonsentrasi.
Selain itu, musik dapat mengaktifkan gelombang otak beta (13–30 Hz) yang berperan penting dalam menjaga fokus, kemampuan berpikir logis, dan pemecahan masalah. Dengan kondisi mental yang stabil, mahasiswa mampu menyelesaikan tugas secara lebih efektif dan efisien (Harmon et al., 2008).
Baca juga:Â Mendengarkan Musik, Solusi Menarik Atasi Kecemasan!
3. Potensi Efek Negatif dari Mendengarkan Musik
Walaupun banyak manfaatnya, tidak semua paparan musik memberikan dampak positif. Efek musik terhadap produktivitas sangat tergantung pada preferensi pribadi, jenis kegiatan yang dilakukan, serta kondisi lingkungan. Sebagai contoh, musik dengan tempo cepat atau yang mengandung lirik kuat dapat mengganggu ketika seseorang tengah menjalankan tugas yang menuntut konsentrasi tinggi atau pemikiran kompleks.
Penelitian oleh Aysia dan Palit (2014) menunjukkan bahwa pada anak-anak, preferensi musik dan waktu pemutaran tidak secara signifikan memengaruhi performa kerja mental. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya kesadaran akan preferensi musik mereka serta kondisi lingkungan yang kurang mendukung, seperti kebisingan dan energi peserta yang bervariasi.
Pada mahasiswa dan pekerja dewasa, dampak negatif juga bisa terjadi jika musik yang diputar tidak sesuai dengan selera atau justru mengganggu fokus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
4. Musik Klasik sebagai Pilihan Ideal untuk Mendukung Produktivitas
Hasil berbagai studi menyatakan bahwa musik klasik atau instrumental dengan tempo lambat adalah jenis musik yang paling efektif untuk meningkatkan konsentrasi dan fokus. Musik klasikterutama karya Mozart telah dibuktikan secara ilmiah dapat memperbaiki kemampuan spasial dan daya ingat jangka pendek (Rauscher et al., 1995; Hallam, 2002).
Keunggulan utama dari musik klasik adalah minimnya unsur distraktif karena tidak mengandung lirik dan memiliki alur yang stabil serta terstruktur. Karakteristik inilah yang menjadikan musik klasik sangat cocok untuk kegiatan belajar atau pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Dalam konteks penelitian ini, jenis musik seperti ini direkomendasikan sebagai alat bantu yang mendukung peningkatan produktivitas, terutama untuk tugas-tugas yang memerlukan analisis dan daya ingat yang kuat.
Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis literatur dan temuan penelitian mengenai pengaruh musik dalam kegiatan belajar dan bekerja, dapat disimpulkan bahwa musik berperan penting sebagai elemen lingkungan yang mampu memengaruhi tingkat produktivitas individu.
Musik dapat memberikan dampak positif berupa peningkatan fokus, pengurangan tingkat stres, perbaikan suasana hati, serta menjaga motivasi dan ritme dalam menyelesaikan tugas, terutama pada aktivitas yang monoton atau membutuhkan konsistensi tinggi.
Musik juga diketahui dapat merangsang aktivitas gelombang otak tertentu seperti gelombang beta yang berhubungan erat dengan peningkatan konsentrasi dan ketajaman berpikir. Di antara berbagai jenis musik, musik klasik atau instrumental bertempo pelan menjadi yang paling efektif dalam mendukung kinerja kognitif, khususnya dalam tugas-tugas yang membutuhkan ketenangan dan konsentrasi tinggi.
Meski demikian, efek musik tidak bersifat seragam bagi semua orang. Faktor-faktor seperti selera musik, tempo, volume, serta waktu pemutaran menjadi aspek penting yang dapat memengaruhi dampak musik terhadap performa. Dalam beberapa situasi, musik bahkan bisa menjadi sumber gangguan jika tidak selaras dengan kebutuhan individu atau karakteristik pekerjaan yang dilakukan.
2. Saran
Agar penggunaan musik dapat memberikan manfaat optimal dalam meningkatkan produktivitas saat belajar maupun bekerja, berikut beberapa rekomendasi yang dapat diterapkan:
- Pilih jenis musik yang selaras dengan karakter tugas. Musik instrumental atau klasik tanpa lirik sangat dianjurkan untuk aktivitas yang memerlukan konsentrasi mendalam.
- Atur volume dan tempo musik agar tetap nyaman dan tidak mengganggu
- Gunakan musik sebagai latar pendukung, bukan sebagai fokus utama. Tujuannya adalah untuk menciptakan atmosfer yang mendukung, bukan mencuri perhatian.
- Perhatikan waktu pemutaran musik. Ada individu yang lebih terbantu saat mendengarkan musik sebelum memulai kegiatan, sementara yang lain merasa lebih produktif jika musik diputar selama proses berlangsung.
- Lakukan penyesuaian secara personal untuk menemukan jenis musik yang paling sesuai, mengingat reaksi terhadap musik sangat bergantung pada preferensi masing-masing individu.
Dengan memahami dan mengatur faktor-faktor tersebut, musik dapat menjadi alat sederhana namun efektif dalam mendukung produktivitas dan menjaga keseimbangan mental, baik dalam konteks akademik maupun dunia kerja.
Penulis: Reza Fahlevi
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka
Referensi
Aysia, F. A., & Palit, H. (2014). Pengaruh Preferensi Musik dan Waktu Mendengarkan Musik terhadap Performa Kerja Mental Anak Usia 4–12 Tahun di Lembaga Sempoa Kreatif Sidoarjo. [Studi Eksperimental].
Hallam, S. (2002). The effects of background music on primary school pupils’ task performance. Educational Studies, 28(2), 111–122.
Harmon, N. M., Troester, M. M., & Pickett, J. M. (2008). The effects of background music on student performance. Journal of Instructional Psychology, 35(2), 125–134.
Kroemer, K. H. E., Kroemer, H. J., & Kroemer-Elbert, K. E. (2001). Ergonomics: How to design for ease and efficiency. Prentice Hall.
Lukmana, A. (2020). Musik sebagai Penghilang Kelelahan di Lingkungan Kerja Formal. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 9(1), 33–42.
Muslimah, N., Rahmawati, S., & Fitriana, D. (2015). Musik Klasik dan Relaksasi dalam Mengurangi Stres Mahasiswa. Jurnal Psikologi, 13(2), 89–95.
Prawidhana, V. A., & Prabowo, H. (2015). Pengaruh Musik terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Perusahaan Konveksi. Jurnal Ilmu Perilaku, 7(1), 55–62.
Rauscher, F. H., Shaw, G. L., & Ky, K. N. (1995). Listening to Mozart enhances spatial- temporal reasoning: Towards a neurophysiological basis. Neuroscience Letters, 185(1), 44– 47.
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News