Indonesia, negeri yang mendapat julukan “Surga Dunia” menyimpan khazanah alam dan ragam kebudayaan berlimpah. Kekayaan dimiliki tentu berkontribusi dalam mengembangkan berbagai jenis produk domestik yang menjadi kebanggaan juga nilai bangsa dalam representasi secara internasional.
Dukungan serta memupuk rasa cinta terhadap produk negeri dipahami merupakan salah satu di antara wujud dari bela negara yang dilakukan melalui pembangunan internal perekonomian di samping melangsungkan upaya mempertahankan negara dengan militer.
Mencintai produk buatan negeri menjadi aspek fundamental dalam menopang perekonomian negara di tengah tuntutan perkembangan zaman globalisasi.
Keunggulan karya maupun produk buatan dalam negeri bermanfaat guna optimasi ekspansi kesempatan kerja dengan menciptakan lapangan pekerjaan, memperkukuh eksistensi industri lokal di mana dapat menekan dependensi terhadap produk asing sehingga alokasi anggaran untuk aktivitas impor dapat ditekan oleh pemerintah.
Realita tersebut berdasarkan informasi APBN 2024 di mana Bea Masuk perdagangan internasional menyentuh nominal 32,4T dan mengalami peningkatan hingga 57,4T.
Masyarakat memegang kewajiban untuk berkontribusi dalam melangsungkan eksistensi produk buatan negeri baik dari segi kuantitas maupun kualitas; karena itu, meningkatkan nilai kompetitif produk lokal menjadi salah di antara bentuk implementasi peranan masyarakat bagi produk lokal.
Perlu dipahami, apresiasi dan cinta terhadap produk lokal tidak direfleksikan melalui penerimaan seutuhnya pada penciptaan suatu produk; melainkan dapat memberikan kritik maupun saran konstruktif terhadap kekurangan dimiliki produk tersebut sehingga memacu upaya dari para produsen guna mengembangkan inovasi maupun memaksimalkan mutu suatu produk.
Ditambah lagi, pada era digital, dukungan terhadap produk lokal (buatan dalam negeri) dapat dilaksanakan melalui promosi memanfaatkan media sosial dengan memberikan ulasan serta penilaian positif untuk meningkatkan citra dari setiap merek produk buatan negeri.
Hal tersebut merefleksikan perilaku cinta produk lokal yang tidak terbatas pada persoalan pembelian melainkan berperan sebagai agent of change untuk meningkatkan kapabilitas serta kapasitas industri lokal guna memenuhi standar global.
Merujuk pemaparan tersebut, dapat dipahami masyarakat mengemban kewajiban untuk membantu produsen lokal dalam upaya meningkatkan mutu juga inovasi dari produk yang dibuat bertujuan guna memberikan nilai tambah serta daya saing produk tersebut.
Hal ini dapat memudahkan produk lokal memasuki pasar internasional juga bersaing dalam lingkup global sehingga menambah devisa negara.
Pada era modern dan teknologi, penting untuk memupuk kesadaran masyarakat guna mencintai juga mengenalkan produk lokal di mata dunia merupakan aspek fundamental. Tindakan tersebut berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian nasional yang dicirikan dengan bertambahnya pendapatan negara.
Baca Juga: Menyelamatkan Industri Kreatif: Urgensi Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual di Era Digital
Selain meningkatkan pemasukan untuk negara, pembelian terhadap produk lokal merepresentasikan aksi nyata dalam mencintai produk tersebut dan tidak menjadi slogan semata.
Dengan membeli produk lokal artinya mendorong pengusaha lokal untuk mewujudkan lapangan pekerjaan, memaksimalkan persaingan industri domestik serta ciri khas nasional dari masyarakat.
Ditambah lagi, kualitas dimiliki produk buatan negeri pada dasarnya tidak kalah saing dengan mutu barang maupun produk impor; terlebih terdapat kelebihan spesifik dimiliki mengingat pembuatan produk lokal menyesuaikan kebutuhan, cita rasa dari masyarakat Indonesia sebagaimana dibutuhkan.
Dengan begitu, sudah menjadi kewajiban masyarakat untuk mencintai produk buatan lokal sebagai gaya hidup dan kebanggaan bersama.
Dalam menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap produk buatan negeri, pemerintah serta para pelaku usaha memainkan peranan fundamental guna mewujudkan orientasi tersebut.
Menggalakkan promosi massal maupun kampanye dalam menopang produksi dan konsumsi produk buatan negeri melalui platform digital, iklan serta program ataupun proyek pemerintah termasuk kebijakan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dipahami sebagai salah bentuk tanggung jawab.
Dalam persoalan tersebut, generasi muda menjadi subjek utama dalam mengenalkan dan menggunakan produksi buatan negeri.
Pada konteks tersebut, sekolah ataupun lembaga pendidikan berperan dalam meningkatkan edukasi dan juga membentuk kesadaran kepada generasi muda supaya mendapatkan ilmu dengan menyeluruh sehingga dapat berkontribusi untuk perkembangan industri nasional.
Mendukung barang buatan negeri dapat meningkatkan komitmen kolektif untuk sektor pasar swasembada dan kompetitif, mengintegrasikannya sebagai segi dari harga diri suatu negara.
Setiap kali kita mendapatkan barang dagangan lokal, ini merupakan upaya nyata dalam mendukung perusahaan buatan sendiri dan melindungi warisan budaya dan pencapaian sejarah.
Dengan berfokus pada mendukung barang-barang lokal, kita meningkatkan kemajuan ekonomi, meningkatkan daya saing pasar negara secara global, dan membantu perjalanan Indonesia ke masa depan internasional yang lebih kaya dan otonom. Salah satu contoh barang ekspor yang sukses di Indonesia adalah Indomie, kreasi CBP Indofood.
Penting bagi semua pemangku kepentingan, seperti pihak berwenang, produsen, dan pembeli, menumbuhkan lingkungan yang mempromosikan penciptaan barang lokal.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mendukung Produk Lokal?
Menangani inovasi, menjaga keunggulan, dan mengumpulkan dukungan kuat dari warga negara, Indonesia dapat naik ke kemandirian ekonomi dan mencapai daya saing pasar global yang meningkat.
Pemerintah memiliki bagian penting dalam memfasilitasi bantuan dengan peraturan dan fasilitas yang diperlukan bagi produsen regional untuk maju secara efisien. Kebijakan yang menumbuhkan kemajuan UMKM dan entitas asli membutuhkan amplifikasi abadi untuk kemajuan kerajinan dan UMKM Indonesia.
Insentifkan pengrajin regional untuk meningkatkan keunggulan dan kebaruan barang-barang mereka dengan menjadi tuan rumah pertemuan dan pameran, dengan fokus pada menampilkan usaha skala kecil di dalam berbagai daerah.
Penulis: Kelompok P2K2 : Ajaib 3
- Andri Hadi Wijaya (2411035)
- Fransisca Theresia (2431019)
- Euclid Macario (2431054)
- Aurora Najemi (2432021)
- Sausan Rafa Basyasyah (2432256)
- Rida Ainun M (2441027)
- Jeffry Ng (2441113)
- Adam Morgan (2441138)
- Dio Fabrizio (2441152)
- Liza Amalia (2441232)
- Amelia (2442015)
- Seliza Vilyone (2442068)
- Helen Junika (2442124)
- Ellysia Augris (2446006)
- Selvira Enjelita (2451174)
- Nayla Naysilla (2451178)
Mahasiswa Universitas Internasional Batam
Dosen Pembimbing: Sri Anggreini, S.T., M.Eng., Ph.D.
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News