Peran teknologi dalam kampanye politik sangat besar dan berkembang pesat dalam belakangan terakhir. Berkembanganya teknologi komunikasi yang semakin canggih menjadi tantangan bagi partai politik dan aktor politik dalam berkomunikasi.
Media sosial menawarkan informasi yang tidak hanya cepat tetapi efisien dan segmentasi yang tepat. Kemampuan media sosial mempunyai kekuatan dalam mempengaruhi opini publik bahkan penggalangan dukungan (Arvant Garde 68).
Media sosial sekarang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari hari masyarakat indonesia termasuk dalam konteks politik, banyak platform yang kita bisa digunakan seperti Facebook, Tiktok, Instagram, Twitter, YouTube dan masih banyak lainnya. Kenapa media sosial menjadi sarana atau perantara untuk kampanye?
Tingkat pengguna media sosial yang tinggi
Di indonesia memiliki jumlah pengguna aktif di berbagai media sosial, jumlah pengguna internet Indonesia tahun 2024 mencapai 221.563.479 jiwa dari total populasi 278.696.200 jiwa penduduk Indonesia tahun 2023, maka tingkat penetrasi internet Indonesia menyentuh angka 79,5%. Dibandingkan dengan periode sebelumnya, maka ada peningkatan 1,4% (APJII). yang dimana platform ini sangat efektif untuk menjangkau seluruh daerah di indonesia contohnya waktu pemilihan presiden dan wakil presiden kemarin.
Biaya yang efektif atau terjangkau
Dibandingkan dengan media tradisional seperti Televisi dan Surat kabar yang bisa di bilang menghabiskan biaya, sedangkan jika menggunakan media sosial sebagai kampanye lebih hemat dan efisien di tambah lagi pengguna aktif media sosial lebih banyak daripada media tradisional.
Karena biaya efektif ini para politisi menyajikan konten yang heboh dan semenarik mungkin untuk mendapatkan pemilih bahkan dari pemilu kemarin pasangan Prabowo-Gibran mendapatkan jargon yang unik dari netizen di Indonesia.
Baca Juga:Â Reformasi Alat Politik Gen-Z: Meme Menjadi Senjata Baru dalam Kampanye Politik
Penyebaran informasi yang cepat
Dalam media sosial penyebaran informasi sangat cepat karena secara real-time. Informasi yang tersebar cepat melalui media sosial memungkinkan masyarakat untuk memantau kebijakan dan tindakan pemerintah secara lebih efektif (Nugraha). yang dimana hal ini sangat mempermudah partai politik atau politisi saat memberikan pengumuman kampanye langsung diadakan dimana, perubahan agenda politik, menghindari krisis komunikasi maksudnya seperti merespons cepat serangan dari partai politik maupun mengklarifikasi berita negatif atau positif yang muncul tentang partai politik maupun berita politik yang sedang dikampanyekan.
Setiap 5 tahun sekali rakyat Indonesia selalu antusias dalam pemilihan Capres dan Cawapres. Rakyat selalu antusias mengikuti debat Capres dan Cawapres yang ada di media tradisional maupun media sosial untuk mengetahui visi dan misi mereka. Terlebih di zaman serba digital ini masyarakat menjadi sangat dengan mudah mencari tambahan informasi tentang latar belakang, prestasi, track record keseharian yang telah dilakukan Capres dan Cawapres. Kampanye menggunakan media sosial tidak selamanya berjalan mulus adapun hambatan dan tantangan dalam menggunakan media sosial sebagai sarana atau perantara kampanye yang harus ditanggung.
Dampak positif dari penggunaan media sosial sebagai perantara kampanye. Pertama, dapat mengikuti dan menyimak kegiatan yang sedang dilakukan oleh salah satu Capres atau Cawapres tanpa harus langsung mendatangi ke tempat acara. Kedua, aksesnya mudah dijangkau dimana ini memudahkan masyarakat berinteraksi langsung dengan calon yang akan dipilih melalui akun pribadi. Ketiga, adanya media sosial mempermudah akses informasi pemilih tentang calon. Media sosial sangat membantu menciptakan komunitas yang terlibat. Ini memberikan kesempatan untuk membangun dukungan yang lebih luas dan membentuk hubungan yang lebih personal antara pemimpin kampanye dan para pendukungnya.
Dampak negatif dari penggunaan media sosial sebagai perantara kampanye. Pertama, Salah satu masalah terbesar dalam kampanye di media sosial adalah penyebaran informasi palsu atau hoaks. Berita yang salah atau menyesatkan dapat dengan cepat menyebar, merusak reputasi calon dan partai yang dapat membingungkan netizen. Kedua, saling menjelekkan atau menjatuhkan antar pendukung calon satu dengan pendukung calon lainnya. Karena media sosial merupakan tempat yang luas dimana pasti ada data dan track record dari salah satu calon yang membuat para netizen membuat itu sebagai bahan untuk memenangkan calon yang dia pilih.
Baca Juga:Â Pemanfaatan dan Penggunaan Media Sosial dalam Kampanye Politik
Kesimpulan
Dengan adanya media sosial memang dapat mempermudah akses baik itu mencari informasi, bisnis, relasi bahkan kampanye. Tapi media sosial ini bersifat luas yang dimana bisa menjadi pisau bermata dua jika dimanfaatkan dengan baik, karena sekarang banyak sekali oknum yang sangat licik untuk mencuri dan memanipulasi data kita yang berada di sosial media. Kampanye yang dilakukan di media sosial sangat baik karena calon berusaha memiliki hubungan yang dekat dengan audiens, Oleh karena itu, penting bagi pihak yang menjalankan kampanye untuk menjaga etika, transparansi, dan tanggung jawab dalam menggunakan media sosial sebagai platform kampanye.
Penulis:Â Elian Fernadi
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Kristen Satya Wacana
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News