Penilaian pembelajaran adalah kegiatan untuk mengetahui seberapa baik siswa memahami pelajaran guru. Informasi tentang hasil belajar atau kinerja kompetensi siswa dapat diperoleh menggunakan metode dan alat penilaian yang berbeda. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.
Penilaian menurut Uno dan Satria (2012) merupakan proses untuk menarik informasi mengenai kemampuan belajar siswa dalam rangka mengambil keputusan mengenai siswa, kurikulum pembelajaran, program belajar, dan kebijakan pendidikan.
Kegiatan penilaian harus dilakukan dengan benar dan cermat karena akan berkaitan dengan hasil prestasi siswa dalam belajar. Sering kali terjadi kekeliruan dalam memahami kegiatan penskoran dan penilaian yang tidak jarang memberikan pemahaman yang salah pada hakikat nilai dan skor itu sendiri.
Skor adalah angka-angka yang didapatkan siswa atas dasar hasil tes yang dilakukannya, berupa nilai kuantitatif atau dapat dihitung. Sedangkan nilai merupakan perubahan angka skor dengan mengacu pada suatu acuan tertentu yaitu acuan normal dan acuan standar.
Maka dari itu, perlu dipahami bagaimana mengubah skor mentah berupa angka-angka hasil tes siswa menjadi sebuah nilai yang dapat mendeskripsikan secara utuh kemampuan siswa sesuai dengan acuan yang telah ditentukan.
Pengertian Skor dan Nilai
Penskoran adalah kegiatan pertama dari proses pengolahan hasil tes dengan cara memberikan angka atas hasil tes siswa dari setiap butir soal dengan memperhitungkan bobot jawaban yang dijawab benar.
Soal-soal objektif atau pilihan ganda dengan jawaban benar akan diberikan skor satu (1), sedangkan jawaban salah diberikan angka 0 (nol), dan total skor tes didapat dari menjumlahkan keseluruhan jawaban benar. Sedangkan soal esai diberikan bobot skor sesuai tingkat kesulitan soal.
Sebagai contoh, setiap satu soal esai diberikan skor maksimal 20 poin, dengan total soal esai sebanyak 5 soal. Maka keseluruhan skor soal esai jika dijawab dengan sempurna menjadi 100 poin. Jika siswa menjawab 3 soal dengan benar, maka skor yang didapatkan adalah 60 poin. Angka 60 dipahami sebagai skor mentah atau raw score.
Sedangkan nilai berarti hasil perubahan dari skor mentah yang disesuaikan dengan acuan penilaian. Sehingga angka 60 tersebut dapat disebut sebagai nilai apabila telah dilakukan perubahan sesuai standar penilaian. Nilai melambangkan pendalaman siswa terhadap suatu hal yang diuji dalam sebuah tes.
Nilai juga dapat dilihat sebagai simbol penghargaan terhadap siswa atas hasil belajarnya, yang berarti semakin tinggi skor yang dapat dicapai oleh siswa maka semakin tinggi nilai penghargaan yang akan didapatkannya.
Maka dapat dikatakan bahwa angka yang diberikan pada hasil tes masih merupakan skor mentah yang belum diolah menjadi nilai, sehingga belum dapat memberikan informasi mengenai penguasaan siswa.
Baca Juga: Pengaruh Gaya Belajar Siswa terhadap Prestasi di Kelas
Penentuan Skor dan Nilai
Skor ditentukan dengan langsung memberikan bobot pada setiap soal. Jika soal objektif atau pilihan ganda, maka pembobotannya satu (1) bagi jawaban benar dan nol (0) bagi jawaban salah. Berbeda dengan soal esai, pembobotan dapat berbeda pada setiap soal tergantung kerumitan soal.
Kemudian dalam menjawab soal esai, siswa juga tidak selalu mendapatkan bobot penuh pada jawabannya, untuk mendapatkan bobot penuh yang telah ditentukan, selain benar juga harus tepat. Jika jawaban siswa benar namun masih ada kekurangan, skor soal yang dijawab siswa dapat dikurangi dari bobot penuhnya.
Contohnya jika terdapat 3 soal esai dengan bobot yang sama yaitu 20, maka skor maksimum siswa adalah 3×20 = 60. Kemudian siswa menjawab soal nomor 1 dan 2 secara tepat dan soal nomor 3 kurang tepat sehingga skor soal nomor 3 hanya diberikan bobot 10. Maka total skor siswa menjadi 20+20+10 yaitu 50.
Angka 50 ini masih disebut skor mentah karena hanya berupa angka kuantitatif. Pengubahan menjadi nilai jadi dapat menggunakan metode seperti mengubahnya menjadi nilai angka atau huruf, standar skor Z, standar skor T atau pun dalam bentuk persentase.
Sehingga skor tersebut tidak hanya berupa angka kuantitatif, melainkan dapat memberikan informasi mengenai pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang diujikan.
Pengubahan Skor Mentah Menjadi Nilai Huruf
Pengubahan skor mentah menjadi nilai huruf dapat dilakukan dengan beberapa cara di antaranya menggunakan mean dan standar deviasi, batas lulus, dan menggunakan mean ideal dan standar deviasi ideal.
Baca Juga: Pentingnya Mengenali Gaya Belajar Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran
1. Pengubahan Skor Mentah Menjadi Nilai Huruf Menggunakan Mean dan Standar Deviasi
Pengubahan skor mentah menjadi nilai huruf dengan mean dan standar deviasi bisa dilakukan melalui dua cara yaitu apabila skor yang diolah tidak lebih dari 30 skor maka menggunakan tabel distribusi frekuensi tunggal, namun apabila skor lebih dari 30 maka menggunakan tabel distribusi frekuensi bergolong.
Penentuan nilai dari skor mentah juga dapat menggunakan tabel distribusi frekuensi dengan cara mencari range untuk menentukan besaran interval dan kelas interval.
2. Pengubahan Skor Mentah Menjadi Nilai Huruf Menggunakan Batas Lulus
Langkah mengubah skor menjadi nilai angka, tidak jauh berbeda dengan langkah-langkah mengubah skor mentah menjadi nilai huruf yaitu perlu mencari nilai mean dan standar deviasi dengan menyusun skor mentah menjadi tabel distribusi frekuensi.
Secara statistik, perhitungan dengan metode ini akan memberikan hasil nilai antara 1-10 atau antara 0-10, artinya akan ada anak yang mendapatkan nilai terendah dan tertinggi karena penyusunannya menggunakan skor maksimum dan minimum yang benar-benar dicapai oleh sekelompok siswa sehingga nilai yang didapatkan menunjukkan kemampuan yang sebenarnya dari siswa di antara sekelompok siswa yang nilainya dihitung.
Keunggulan metode ini menunjukkan tingkat kepintaran yang sesungguhnya dari siswa namun tidak dapat menggambarkan scope pencapaian bahan ajar yang diujikan. Maka dari itu, dapat digunakan pula metode mencari nilai mean ideal dan standar deviasi ideal.
Cara menentukan nilai mean dan standar deviasi:
- Tentukan nilai maksimum dan minimum;
- Hitung Range;
- Hitung kelas interval dengan rumus berikut:
Setelah nilai mean dan standar deviasi sudah dihitung, jabarkan ke dalam nilai angka (1-10).
Baca Juga: Pengaruh Pembelajaran Digital terhadap Minat Belajar Siswa
Contoh nilai mean dan standar deviasi:
M + 2,25 DS = 10 M – 0,25 DS = 5
M + 1,75 DS = 9 M – 0,75 DS = 4
M + 1,25 DS = 8 M – 1,25 DS = 3
M + 0,75 DS = 7 M – 1,75 DS = 2
M + 0,25 DS = 6 M – 2, 25 DS = 1
Cara menghitung mean ideal dan standar deviasi ideal sebagai berikut:
3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Nilai Persentase
Penilaian dengan persentase biasa disebut juga Percentages Correction yaitu penilaian dalam bentuk persentase dengan nilai maksimum 100%. Nilai persentase menunjukkan tingkat penguasaan siswa terhadap seluruh bahan pelajaran yang diujikan, oleh karena itu nilai dengan persentase ini merupakan nilai sesungguhnya bukan lagi skor mentah.
Rumus penilaiannya adalah:
Keterangan:
NP = Nilai persen
R = Skor mentah
SM = Skor maksimum ideal
100 = Bilangan tetap
Penilaian dengan persentase banyak digunakan karena dianggap mudah dan praktis serta dapat langsung dikonversi ke nilai huruf dengan acuan masing-masing penilaian instansi pendidikan.
Baca Juga: Pentingnya Media Pembelajaran yang Menarik Guna Meningkatkan Semangat Belajar Siswa SD
Contoh:
Siswa A mendapatkan skor 67 dari tes Biologi dengan nilai maksimum ideal sebesar 80, maka nilai siswa A sebenarnya adalah…
Instansi pendidikan memiliki pedoman nilai sebagai berikut:
Contoh Pedoman Penilaian
Maka siswa A berdasarkan pedoman penilaian ini memperoleh nilai B pada ujian Biologinya.
4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Standar Z
Skor standar Z merupakan penjabaran nilai dengan memanfaatkan unit deviasi standar dari mean. Mean dianggap 0 (nol). Skor standar Z menunjukkan kedudukan skor siswa jika dibandingkan dengan kelompoknya. Metode ini berguna untuk menentukan ranking siswa dalam suatu mata pelajaran dengan catatan telah diketahui nilai mean dan DS dari setiap mata pelajaran.
Contoh:
Siswa A mendapatkan skor sebagai berikut:
Contoh Nilai Siswa
Maka untuk menghitung skor standar Z dapat menggunakan rumus berikut:
Maka perhitungan skor standar Z menjadi:
Baca Juga: Hubungan Orang Tua dengan Minat Belajar Siswa pada Masa Covid-19
Jika dilihat, nilai siswa A berdasarkan skor standar Z, dalam mata pelajaran Fisika, ia 0.75 DS di atas rata-rata kelas, pada mata pelajaran Kimia siswa A unggul 0,75 DS dari rata-rata kelas, namun meskipun skor mentah Matematika siswa A 78, lebih tinggi dari skor mentah Fisika, jika dibandingkan dengan rata-rata kelas, siswa A justru lebih rendah 0,4 DS dari rata-rata kelasnya.
Artinya siswa A berdasarkan penilaian skor standar Z, lebih unggul dalam mata pelajaran Fisika dan Kimia dibandingkan rata-rata siswa dalam kelas tersebut. Selain itu skor standar Z juga dapat digunakan untuk memperbandingkan nilai atau keunggulan anak dengan anak lainnya dalam satu mata pelajaran yang sama.
5. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Standar T
Selain skor standar Z, terdapat skor standar lain yang disebut angka skala, salah satunya skor T. Skor T menggunakan dasar mean 50 dan jarak antar standar deviasi sebesar 10. Skor T dapat dimanfaatkan untuk menentukan batas lulus ujian dari berbagai mata pelajaran yang berbeda dengan satu skala unit deviasi. Rumus skor standar T adalah sebagai berikut:
Contoh: Nilai siswa A berdasarkan perhitungan skor standar Z sebagai berikut:
Contoh Penilaian Skor Z
Maka skor standar T adalah sebagai berikut:
Maka dapat dikatakan siswa A memiliki keunggulan dalam mata pelajaran Fisika dan Kimia dibandingkan rata-rata kelompok siswa.
Baca Juga: Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Guna Mencapai Efektivitas Pembelajaran
Kesimpulan
Skor dan nilai merupakan suatu hal yang berbeda, skor hanya berupa angka kuantitatif yang menunjukkan bobot penilaian suatu soal yang dijawab benar, sedangkan nilai jadi adalah skor yang telah diolah dengan standar penilaian yang telah ditentukan.
Pengubahan skor menjadi nilai jadi dapat menggunakan beberapa metode tergantung kebutuhannya yaitu nilai huruf, nilai angka 1-10, nilai persentase, nilai skor standar Z, dan nilai skor standar T.
Meskipun terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, pada dasarnya nilai menunjukkan kemampuan siswa dalam menguasai pembelajaran yang diujikan.
Penulis:Â Mutiara Cakrawarti (201372065)
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta
Editor: Ika Ayuni Lestari    Â
Bahasa: Rahmat Al Kafi