Peningkatan Kualitas Imun Tubuh Selama Masa Pandemi

Coronavirus disease 2019 (Covid-19) adalah jenis infeksi virus corona baru yang berasal dari Wuhan, Cina. Penyakit ini biasanya menyerang saluran pernapasan, dapat menyerang dari orang ke orang, dan menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang serius. Oleh karena itu, pemerintah telah mengambil beberapa kebijakan dan langkah kesehatan masyarakat untuk mengurangi penyebaran infeksi.

Social distancing (menjaga jarak) merupakan kunci penting yang dapat memutus rantai penularan virus corona. Tindakan ini dapat menekan penyebaran penyakit, sehingga tidak melebihi kapasitas institusi medis yang ada.

Social distancing yang bisa dilakukan adalah mengisolasi diri, yaitu dengan melakukan kegiatan di rumah seperti belajar, beribadah dan melakukan bekerja di rumah, menghindari keramaian, menjaga jarak dan tidak bepergian ke luar kota atau luar negeri.

Bacaan Lainnya

Selain itu, juga diperlukan imun tubuh yang kuat untuk melawan virus corona dengan cara aktivitas fisik seperti olahraga, makan makanan bergizi kaya akan karbohidrat, protein, mineral, serat, vitamin dan lain-lain.

Selain itu, juga konsumsi suplemen jika memang sedang dibutuhkan. Pada artikel ini, Saya akan lebih membahas bahwa pentingnya aktivitas fisik di masa. Pandemi Covid-19.

Dikutip dari International Journal of Cardiovascular Science, olahraga atau aktivitas fisik, terutama pada intensitas dan durasi sedang, dapat mendukung respon imun dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

Sedangkan, olahraga dengan intensitas tinggi dan berkepanjangan tidak disarankan untuk dilakukan karena dapat menyebabkan imunosupresi atau menurunkan imunitas tubuh.

Beberapa hasil penelitian juga menunjukan bahwa olahraga atau aktivitas fisik dapat mencegah terjadinya gangguan mental yang dialami oleh sebagian orang karena adanya penerapan karantina dan isolasi, maupun jaga jarak (physical distancing)akibat Pandemi Covid-19.

Gangguan mental tersebut misalnya depresi, kecemasan, sindrom kelelahan dan stress.

Pada orang tua, peningkatan keseimbangan karena aktivitas fisik dapat mengurangi kejadian jatuh atau cedera.

Pada anak aktivitas fisik akan mendukung tumbuh kembang yang sehat dan mengurasi resiko-resiko penyakit yang bisa terjadi.

Anak-anak juga dapat mengembangkan kemampuan gerakan dan sosial saat beraktivitas fisik bersama teman-teman mereka (Organization, 2020).

WHO (World Health Organization) merekomendasikan latihan fisik selama 150- 300 menit dengan intensitas sedang atau 75-150 menit dengan intensitas berat, atau kombinasi diantara keduanya per minggu.

Olahraga seperti ini dapat dilakukan di rumah walau tanpa bantuan alat sekalipun, bahkan di ruangan terbatas, bukan ruang olahraga ataupun di pusat kebugaran.

Panduan mengenai pencegahan infeksi dengan menjaga jarak fisik dan sosial sepertinya membuat kita menjauh dari teman.

Penggunaan teknologi di gawai kita selain untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman dapat juga digunakan untuk bidang kesehatan seperti penghitungan denyut nadi, banyak langkah dalam satu waktu/satu hari dan aktifitas fisik lain.

Aktivitas fisik untuk pemula yang bisa dilakukan di rumah adalah yoga dan kelas menari. Adanya aplikasi daring untuk kelas-kelas tersebut bisa membuat jadwal yang rutin dan bersosialisasi dengan orang baru (Chen et al., 2020; Hanson, P. Kelly, 2020).

Lakukan aktivitas fisik dengan intensitas rendah terlebih dahulu. Aktivitas fisik seperti berjalan dapat dilakukan selama 5-10 menit,kemudian sedikit demi sedikit ditingkatkan sampai 30 menit sekali kegiatan.

Lebih aman dan lebih baik untuk melakukan aktivitas fisik dalam waktu yang singkat dan diulang daripada langsung melakukan aktivitas fisik dalam waktu yang lama.

Lakukan aktivitas dengan baik untuk mengurangi risiko cedera. Lakukan aktivitas yang anda sukai.

Pilihlah aktivitas yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebugaran. Aktivitas fisik yang dilakukan dalam intensitas ringan-sedang akan membuat kita tetap dapat bernafas dengan nyaman dan masih dapat melakukan percakapan (Chen et al., 2020; Olahraga, 2020).

Khusus mengenai pemakaian masker maka WHO tidak menyarankan memakai masker saat berolahraga karena masker dapat mengurangi kemampuan bernafas dengan nyaman, sedangkan keringat yang dihasilkan saat berolahraga menyebabkan masker menjadi basah dan lembab sehingga makin sulit bernafas, selain juga justru mendorong pertumbuhan mikroorganisme oportunis.

Tindakan pencegahan yang paling penting saat berolahraga adalah menjaga jarak fisik sesuai rekomendasi. Olahraga sangatlah bermanfaat bagi kesehatan fisik maupun mental, namun pelaksanaannya dalam masa pandemi ini tetap harus dengan cara yang aman dan tepat untuk mengurangi masifnya penyebaran COVID-19

Penulis : Nurihram
Mahasiswa Prodi Keperawatan Universitas Binawan

Dosen Pengampu : APRIANI RIYANTI, M.Pd

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI