Pada perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, literasi bukan lagi sekadar keterampilan tambahan, tetapi menjadi fondasi utama dalam perjalanan pendidikan seorang mahasiswa.
Dengan kehadiran dan kemajuan teknologi yang serba canggih, tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan kita saat ini selalu berdampingan dengan lahirnya teknologi- teknologi yang serba canggih, yang mampu menyebarkan beragam informasi dan berita dalam jangka waktu yang sangat cepat bahkan dalam hitungan detik.
Hal ini sudah terbukti dalam praktik kehidupan kita sehari-hari, seringkali kita memanfaatkan teknologi dalam memenuhi segala kebutuhan dan menyelsaikan segala persoalan yang berhubungan dengan teknologi. Salah satu contoh praktisnya itu sering terjadi pada kalangan mahasiswa, disaat mereka memanfatkan beragam fitur -fitur AI di internet untuk menyelesaikan tugas, dengan menyalin informasi yang ada tanpa mempertimbangkan kebeneran dari informasi yang diakses dalam tools AI tersebut.
Kemudahan -kemudahan ini dapat menyebabkan mahasiswa kurang berinteraksi dengan buku dan tentunya mereka lebih memilih sesuatu yang praktis ketimbang yang sulit. Sebenarnya bukan menjadi problem mahasiswa untuk menggunkan fitur – fitur AI sebagai referensi dalam membantu menyelsaikan tugas, akan tetapi mahasiswa perlu membaca dengan teliti informasi yang disajikan oleh fitur AI, karena banyak argumen yang dilontarkan oleh tokoh- tokoh yang bergelut di dunia pendidikan, yang menyampaikan bahwa terkadang informasi atau materi yang disajikan oleh fitur AI itu kebenarnnya belum pasti.
Oleh karena itu, setelah mahasiswa memperoleh informasi dan data dari fitur AI, terlebih dahulu mahasiswa mempertimbangkan kebenaran dari data yang di peroleh kemudian mencari validasi dari data dan argumen yang disampaikan dengan membandingkan bacaan itu pada referensi yang berkualitas.
Baca Juga:Â Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai Sumber Belajar Kurikulum Merdeka bagi Guru
Persoalan ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita dan generasi yang mendatang, tentu kita dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dihadapan informasi yang hadir dilayar media. Untuk mengoptimalisasi semua ini, tentunya dengan mengedepankan daya pikir yang kritis dan kemampuan membaca yang baik.
Kemampuan membaca yang baik memungkinkan seseorang untuk dapat menyerap dan memahami berbagai bentuk informasi yang suguhkan oleh platfrom media yang ada. Bahkan  dengan kemampuan membaca yang baik seseorang bukan hanya memahami informasi yang dibaca, akan tetapi mereka juga mampu memilih dan memilih mana informasi yang valid dan tidaknya.
Ada banyak beragam referensi yang dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang saat ini dapat diperoleh dengan mudah dalam internet, akan tetapi perlu untuk diketahui bahwa sebelum adanya internet buku menjadi referensi utama yang dipakai untuk memperoleh informasi dan pengetahuan.
Seiring berjalannya waktu banyak orang yang melupakan betapa pentignya membaca buku, membaca buku merupakan sumber informasi, buku adalah jendela dunia, ini sebuah kalimat yang sering kali kita dengar. Tanpa harus berkeliling dunia, dengan membaca buku kita akan mengetahui banyak hal yang luar biasa tentang dunia dan keadaan sekitar.
Membaca bagian dari faktor penting dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Membaca juga menjadi indikator utama dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM ini sangat terkait dengan minat membaca yang dimiliki oleh mahasiswa.
Mahasiswa sebagai salah satu  sumber daya manusia, Indonesia sangat membutuhkan gagasan dan pendapatnya untuk membangun negeri ini. Sehingga, pentingnya meningkatkan keterampilan membaca di kalangan mahasiswa.
Kegiatan membaca merupakan bagian dari kehidupan mahasiswa, bahkan salah satu kewajiban yang dimiliki dan perlu diterapkan dalam parktik kehidupannya, kegiatan membaca tidak akan pernah terlepas dari kehidupan kita, bahkan ada yang pernah mengatakan bahwa selama kita hidup, membaca adalah bagian dari kebutuhan kita.
Hal tersebut juga terbukti dalam argumen yang disampikan oleh siregar (1996) “Lingkungan pendidikan tinggi merupakan tempat yang strategis untuk mengembangkan kebiasaan membaca”. Kegiatan membaca sudah seharusnya merupakan aktivitas rutin sehari-hari masyarakat ilmiah dan akademik, karena tugas-tugas mereka menuntut untuk terus melakukan aktivitas membaca tersebut.
Kegiatan belajar, menulis menuntut mahasiswa untuk terus membaca dan memperoleh pengetahuan dan informasi yang relevan dengan aktivitas di dunia perkuliahan. Kegiatan membaca tidak hanya berkaitan dengan proses belajar mengajar saja, namun dengan membaca dapat membentuk kepribadian seseorang dengan menghayati dan memahami bacaannya.
Dalam praktiknya, kegiatan membaca dan menulis dua hal yang tak terpisahkan antara yang satu dengan lain yang mempunyai kaitan sangat erat dalam realitas kehidupan. Menulis merupakan suatu bentuk impelementasi yang lahir dari agasan dan pemikiran seorang penulis ke dalam bentuk tulisan.
Baca Juga:Â Membuka Jendela Dunia melalui Membaca
Gagasan atau ide yang dituangkan kedalam suatu tulisan, itu proses yang dihasilkan dari kegiatan membaca. Oleh karena itu pentingnya menerapkan dan mempraktikan kegiatan membaca dalam kehidupan kita, selain untuk mengasilkan sebuah tulisan.
Proses kegiatan membaca dapat melahirkan pengetahuan dan informasi ke dalam pikiran. Namun, penerapan kegiatan membaca masih belum terealisasi dengan baik dalam praktik kehidupan. Hal ini terbukti dalam riset yang dilakukan oleh UNESCO pada tahun 2016 menyebutkan bahwa Negara kita, Indonesia ini termasuk sebagai negara dengan minat baca yang paling rendah di dunia.
Hasil riset tersebut menunjukan bahwa Indonesia menempati urutan terendah kedua. Tentu saja ini sangat mencengangkan sekaligus juga sebagai tamparan bagi kita selaku akademisi. Hal yang sama juga terbukti dalam ruang akademis terlansir dalam kutipan menurut Harian Kompas, terbitan 12 Juni 2009, minat mahasiswa untuk membaca berbeda dengan mahasiswa jaman dulu. Harian tersebut menyebutkan bahwa, banyaknya literatur dan penerbit buku tidak mempengaruhi minat membaca mahasiswa.
Pada jaman dahulu, saat fasilitas masih terbatas para mahasiswa mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi untuk membaca. Sekarang Pembangunan perpustakaan dan pembelian referensi yang banyak nampaknya kurang menyentuh minat mahasiswa untuk membaca literatur yang berkaitan dengan mata kuliah yang diambil. Aktivitas membaca mahasiswa mengalami penurunan, kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh teknologi yang semakin maju.
Rendahnya minat baca mahaasiswa dapat dilihat dari partisipasinya saat kuliah berlansung. Penulis banyak menemui, mahasiswa yang sulit dan enggan untuk bertanya tentang materiyang diberikan dosen. Mahasiswa cenderung diam dan menerima semua informasi yang diberikan dosen.
Mereka jarang memberikan kritik, pendapat ataupun idenya. Pada saat dosen menanyakan alasan mahasiswa tidak mau bertanya, kebanyakan mahasiswa merasa bingung dan tidak mampu untuk bertanya, takut pertanyaan salah dan tidak bermutu. Selain itu, keterampilan membaca yang berkurang juga mempengaruhi kualitas karya tulis yang dihasilkan oleh mahasiswa.
Karya tulis itu meliputi: artikel, opini, makalah, proposal hingga tugas akhir. Kualitas pada isi karya tulis ini sering kali dipengaruhi oleh kemampuan seorang mahasiswa dalam mengolah, memahami dan menuangkan ide dan gagasan yang baik pada tulisan mereka.
Sehingga semakin banyak informasi dan pengetahuan yang diserap maka semakin baik juga kualitas karya tulis yang di hasilkan. Pengetahuan dan informasi itu tentunya diperoleh dengan keterampilan membaca yang baik.
Proses membaca yang efektif memungkinkan seorang mahasiswa untuk mengakses berbagai informasi yang memperkaya wawasan berpikirnya, sehingga mereka mampu mengembangkan pengetahuan yang ada kedalam tulisan .
Keterampilan membaca dan kegiatan menulis dua hal yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Kemampuan membaca dan menulis yang baik salah satu indikator yang dapat memberikan kemajuan dan keberhasilan bagi seseorang. Argumen ini pernah dinyatakan oleh UNESCO bahwa kemampuan literasi baca-tulis adalah titik pusat kemajuan, hal ini bukanlah suatu hal yang aneh.
Aktivitas membaca bukan hanya tentang data- data, realitas yang mungkin kita jadikan refrensi, tetapi membaca itu adalah proses untuk mendewasakan pikiran, membentuk nalar, cara berpikir, dan cara pandang terhadap sesuatu. Kegiatan membaca juga selalu berhubungan dengan kegiatan menulis.
Kegiatan membaca dan menulis salah satu kunci yang dapat meningkatkan kreativitas seseorang. Oleh karena itu pentingnya menerapkan praktik membaca yang baik dalam kehidupan.
Penulis mengharapkan agar tulisan ini dapat menjadi refrensi bagi banyak orang, penting aktivitas membaca dalam kehidupan kita.
Penulis: Veronika Susanti Endang
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News