Pengaruh globalisasi memiliki dampak yang luas terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk budaya. Budaya lokal sering terancam punah oleh karena arus globalisasi menyebar ke seluruh penjuru dunia. Akan tetapi, di sinilah mahasiswa berperan penting sebagai generasi penerus yang memiliki tanggung jawab besar melestarikan budaya daerah sendiri.
Budaya merupakan cara hidup yang diwarisi dari generasi ke generasi, yang telah dimiliki oleh sekelompok orang, budaya juga merupakan kebiasaan akal budi, pikiran, serta pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial.
Sedangkan budaya lokal merupakan nilai-nilai lokal hasil budidaya masyarakat suatu daerah yang terbentuk secara alami yang diperoleh dari waktu ke waktu berupa hasil seni, bahasa, tradisi, pola pikir, adat istiadat, makanan, pakaian, bangunan tradisional, cerita rakyat atau legenda.
Di tengah arus globalisasi yang semakin berkembang membawa berbagai pengaruh dari seluruh penjuru dunia, yang mengakibatkan budaya lokal seringkali terancam punah. Tidak dapat dipungkiri jika mahasiswa merupakan aset yang dimiliki suatu negara, di mana generasi muda merupakan sekolompok individu terdidik berbekal ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Generasi muda dapat memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat, sebagai kaum intelektual yang mampu berperan secara profesional di segala bidang. Termasuk bidang yang mencakup kebudayaan.
Mahasiswa sebagai generasi penerus memiliki peran dan tanggung jawab besar dalam menjaga dan melestarikan budaya daerah kita. Sekarang kita akan membahas mengenai peran mahasiswa untuk melestarikan budaya lokal di era globalisasi.
Hal utama dan pertama yang harus dilakukan adalah memulai dari hal yang paling dekat. Mengenal dan mempelajari kekayaan budaya di daerah kita sendiri yaitu mempelajari bahasa, tarian, musik, tradisi dan kuliner lokal.
Dalam era digital teknologi menjadi alat yang efektif untuk melestarikan budaya. Mahasiswa dapat memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan TikTok untuk membagikan konten budaya lokal, seperti video festival daerah atau resep masakan khas, sehingga menjangkau orang lain dan membagikan minat generasi muda.
Kebudayaan dan mahasiswa tidak dapat dipisahkan. Mahasiswa adalah role model yang harus menginspirasi dan membangun kebudayaan positif bagi masyarakat sekitar, serta memiliki visi, misi, cita-cita dan tujuan yang positif karena mereka pusat contoh dan perhatian bagi orang lain khususnya sekitar masyarakat setempat.
Mahasiswa harus menjaga dan mempertahankan tradisi dan kearifan lokal sebagai identitas bangsa, sehingga budaya yang telah ada akan terus tetap terjaga kelestariannya. Kesadaran masyarakat terhadap pelestarian budaya lokal masih rendah, masyarakat lebih tertarik dengan budaya asing, sehingga mahasiswa harus berinisiatif melestarikan budaya lokal dan mengintegrasikannya dengan perkembangan global.
Pelestarian budaya merupakan proses dinamis yang melibatkan pemeliharaan, pengembangan dan adaptasi nilai-nilai seni budaya, nilai kearifan lokal, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan yang bersifat dinamis, luwes dan selektif, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang. Menjaga dan melestarikan budaya Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan:
1. Culture Experience atau Pengalaman Budaya
Pengalaman budaya merupakan metode pelestarian budaya yang melibatkan partisipasi langsung masyarakat dalam kegiatan budaya, seperti pelatihan tarian tradisional, festival, dan kegiatan ekstrakurikuler.
2. Culture Knowledge atau Pengetahuan Budaya
Pengetahuan budaya sebagai konsep pelestarian budaya memperkuat pemahaman dan apresiasi mahasiswa terhadap kebudayaan melalui akses informasi yang sistematis dan terstruktur.
3. Memiliki Rasa Cinta dan Bangga pada Budaya Sendiri
Generasi muda Indonesia, terutama mahasiswa, harus memiliki rasa kebanggaan terhadap budaya nasional dan mempromosikannya dengan percaya diri sehingga menarik perhatian dan inspirasi bagi lainnya.
4. Mengenalkan Budaya kepada orang lain
Pengenalan dan pemahaman budaya lokal dikalangan mahasiswa dapat menjadi fondasi efektif untuk transfer pengetahuan budaya dan promosi keberagaman budaya melalui pendidikan dan pertukaran budaya.
Contohnya, mengajarkan beberapa kosakata dalam bahasa daerah, mengajarkan tarian tradisional, cara memainkan alat musik, cara membatik, cara membuat wayang kulit, dan lain-lain. Selain itu, kita juga bisa sekaligus belajar tentang budaya dari orang yang kita kenalkan. Dengan begitu, budaya tradisional akan semakin dikenal oleh banyak orang.
Penulis:
- Monika Simanjuntak
- Dea Sirbana Br Sembiring
- Sannike Purba
- Erika Maylisa Siahaan
- Netta Yoen Br Sembiring
Mahasiswa PGSD, Universitas Katolik St. Thomas Medan
Dosen Pengampu: Polintan Rehulina Sembiring,SPd,.M.Pd
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News