Praktik Terapi Tasawuf dalam Memelihara Kesehatan Mental Manusia

Secara garis besar, penerapan dalam kesehatan mental sebagai terapi jiwa memiliki beberapa metode. Pertama, yakni terapi jiwa tradisional. Jika biasanya penderita penyakit gangguan kejiwaan mengunakan kekerasan serta dituntut untuk dapat menghilangkan ingatan yang menjadi faktor terganggunya kejiwaan, maka lain halnya dengan terapi jiwa tradisional.

Terapi ini dilakukan dengan membimbing jiwa yang lebih kondusif bagi penderitanya. Terapi ini biasanya juga melakukan cara seperti memberi motivasi dan tekanan dengan memberikan perintah stimulus seperti hipnotis dan lain sebagainnya.

Kedua, yakni terapi insight,  yang dalam ilmu tasawuf disebut dengan al-istibshar.  hal ini merupakan cara terapi jiwa yang menyandarkan kepada kaidah seseorang yang memiliki gangguan kesehatan mental didorong untuk dapat mengingat. Hal paling penting dalam terapi ini ialah  dengan pengosongan emosional.

Bacaan Lainnya
DONASI

Belakangan ini, terdapat tren menarik dalam bidang kesehatan yang menyoroti upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit gangguan kesehatan mental. Berbagai sistem pengobatan baru mulai muncul sebagai alternatif terhadap model pengobatan konvesional.

Perngobatan alternatif dengan beragam metode semakin aktif dalam memperomosikan dirinya melalui berbagai media. Dan saat ini, istilah spesialis pengobatan herbal seperti pengobatan holistik, pengobatak spiritual, bahkan sufi healing telah menjadi popuer dalam lingkungan ini.

Berbicara soal sufi healing,  ialah metode praktik dimana dzikir menjadi cara utama untuk dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan. Praktik sufi healing ini sangat diminati oleh generasi milenial, yang kabarnya sudah mulai tertarik dengan dimensi psiritual.

Semakin banyak masyarakt yang mulai mndatangi pengobatan yang mengandalkan metode spiritual untuk penyembuhan penyakit,baik sebagai tambahan dari perawatan medis konvesional maupun sebagai pengobatan utama. Alasan utama masyarakat mulai menggunakan metode ini ialah karena dianggap kemungkinan bertambahnya tingkat keimanan dan ketakwaan pada diri pasien. Saat ini, era spiritual di kalangan masyarakat sedang meningkat.

Olah karena itu, tidak heran jika pengobatan yang memiliki unsur spiritual seperti reiki, yoga, dan lain sebagainya termasuk sufi healing juga menjadi populer di kalangan pasien saat ini.

Menurut Amin Syukur, tasawuf merupakan pendekatan diri kepada khaliq karena terdapat nilai-nilai yang dapat digunakan sebagai terapi dalam penyakit psikis maupun fisik. Salah satunya ialah dengan melalui praktik berdzikir.

Berdzikir merupakan salah satu praktik yang penting dalam mencapai tingkatan maqomat dan ahwal. Dengan berdzikir, seseorang akan mengingat nama Allah yang akan membawanya pada ketenangan spiritual yang lebih dalam.

Hajir Tajiri (2018) dalam penelitianya menyatakan bahwa terapi spiritual yang mencakup praktik dzikir telah terbukti efektif dalam penyembuhan beberapa pasian yang mengalami gangguan berupa narkoba di Pesantren Suryalaya.

Dalam konteks terapi Modern, terdapat suatu teknik yang digunakan untuk dapat mengatasi kebiasaan buruk seperti kemalasan, kelelahan, dan kecenderungan untuk menunda-nunda perbuatan baik, yang dikenal sebagai teknik meghentikan pikiran (stoping thought).

Terapi ini mengandaikan bahwa perilaku negatif seseorang saling berkaitan dengan pikirannya yang selalu mendorong perilaku buruk pada dirinya. Seseorang mungkin sering merujuk pada aspek kesenangan yang terkait dengan perilaku buruknya, terutama jika pikirannya secara konsisten merencanakan hal tersebut, sehingga kemungkinan dapat meningkatkan terjadnya perilaku buruk tersebut.

untuk mengatasi hal tersebut, seseorang perlu kemampuan untuk dapat menghentikan pikiran yang mendukung timbulnya perilaku negatif tersebut. hal tersebut berlaku juga dalam pratik dzikirm sehingga dimana kualitas dzikir tidak hanya tergantung pada pengucapan kalimat-kalimat Allah, tetapi juga kepada ketenangan pikiran dan perasaan yang benar-benar harus ditujukan kepadanya.

Praktik dzikir membutuhkan fokus yang eksklusif kepada Allah. Dzikir Lathifah disebut juga dengan praktik  dimana pada titik tertentu dapat diisi dengan prilaku mulia.

Dengan demikian, nilai-nilai tasawuf seperti praktik dzikir dapat dijadikan sarana penyembuhan penyakit. Rasulullah SAW mengajarkan maqamat-maqamat kepada para sahabatnya secara langsung yang dinilai dapat menjadi metode terapi dalam kesehatan mental, yakni sebagai berikut:

Wara’

wara’ adalah melakukan evaluasi terhadap segala hal yang tidak disukai oleh Allah, baik dalam bentuk prilaku ataupun bagian tubuh lainnya, dan juga menjauhkan segala bentuk pelanggaran terhadap ketetapan Allah SWT. Hal ini dapat dicapai dengan proses intropeksi diri (muhasabah). Dengan demikian, wara’ merupakan usaha untuk membersihkan hati dan menjaa kesucian berbagai bagian tubuh dari perilaku yang tidak diinginkan.

Taubat

Taubat adalah salah satu hal terpenting dalam penyembuhan jiwa, bahkan bisa disebut sebagai bagian terpenting dalam upaya membersihkan jiwa dan hati.

Zuhud

Menurut Amin Syukur, istilah. Zuhud sebagai bagian dari tasawuf dan zuhud sebagai moral dalam Islam tidak dapat dipisahkan. Dunia tidak dijadikan tujuan utama dalam hidup, tetapi dunia menjadi tempat ibadah untuk mendapat ridha sang Khaliq. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam quran surah al-Baqoroh : 201, yang berbunyi:

وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ يَّقُوۡلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنۡيَا حَسَنَةً وَّفِى الۡاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya: Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”

Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa sikap zuhud dapat menjadi alat untuk dapat menyembuhkan gangguang keseahtan mental. Gangguan kesehatan mental yang dimaksud adalah gangguan yang timbul sebab obsesi terhadap materi dan upaya terus-menerus ingin mendapatkannya, sehingga melupakan hal-hal yang penting, bahkan melupakan diri sendiri.

Akibatnya, meskipun mencapai tujuan materi, tetapi seseorang akan kehilangan hubungannya dengan Allah dan merasa hampa, bahkan mungkin saja dapat menderita penyakit fisik psikis.  Dalam konteks ini, praktik zuhud menjadi terapi yang efektif untuk dapat mengatasi hal tersebut.

Sabar  

Sabar dalam Islam, memiliki peran yang sangat penting sebagai inti dari perbuatan hati. Al-Quran menghubungkan isfat sabar dengan barbagai sifat mulia seperti keyakinan, takwa, syukur, dan sholat. Dari ayat-ayat tersebut, sabar bisa dipahami sebagai penahanan diri dengan harapan mendapat ridho dari Allah SWT.

Istilah sabar menurut Dzunnun al-Mishry,  berarti tetap tenang saat dihadapi musibah, dan menunjukkan kecukupan ketika menghadapi kefakiran dan dapat menjauhkan diri dari segala yang bertentangan dengan syariat. Sabar juga berarti meminta pertolongan kepada Allah.

Oleh karena itu, kesabaran dapat menjadi sebuah metode penyembuhan yang efektif. Ketika seseorang diuji dengan sakit, sabar menahan rasa sakit  dapat dengan cara berserah diri kepada Allah. maka, penyakit fisik seseorang tidak akan bertambah besar jika semuanya diserahkan hanya kepada sang Penyembuh.

Tawakkal

Dalam hal menghadapi penyakit, memiliki keyakina tafwiq (pasrah lahir dan batin) merupakan hal yang penting. Tawakkal atau percaya sepenuhnya kepada Allah dianggap sebagai kunci utama untuk mencapai kesembuhan. Meskipun obat-obatan mungkin diberikan untuk mengatasi penyakit fisik, namun kesembuhan sejati hanya dapat tercapai jika seseorang memiliki ketenangan batin dan ridho terhadap takdir yang diberikan Allah.

Ada sebuah pepatah mengatakan bahwa “ jangan ke dukun, kalau membawa obat”. Hal ini menggambarkan pentingnya penerimaan sepenuhnya terhadap pengobatan yang diberikan. Jika seseorang masih memiliki rasa ragu dan mencari obat lain sebagai alternatif, maka obat itu dapat menghambat proses penyembuhan, karena kurangnya keyakinan dalam pengobatan yang diberikan.

Tawakkal dan ridho dapat dianggap sebagai bentuk terapi tambahan yang mempercepat proses penyembuhan, selain itu juga berfungsi sebagai langkah pencegahan penyakit yang lebih baik.

Dari penjelasan diatas, terlihat bahwa konsepsi maqamat  dalam tasawuf memiliki kemiripan dengan konsep psikologi humanistik. Abraham Maslow yang dikenal sebagai pelopor psikologi tranpersonal menyusun tiga teori tentang kebutuhan dasar manusia, aktualisasi diri, dan pencapaian pengalaman puncak.

Seseorang yang telah mencapai tingkat aktualitas diri tidak lagi terpaku pada kebutuhan-kebutuhan dunia material melainkan fokus hanya pada kebutuhan untuk mencapai kebenaran atau dalam kenteks agama disebut dengan “Tuhan”.

Proses ini merupakan bentuk perkembangan dan penemuan jati diri seseorang yang terpendam. Individu yang telah mencapai tingkatan ini tidak akan terbebani oleh perasaan khawatir, cemas dan lain-lain. Mereka akan menjadi manusia yang terbebas dari motivasi-motivasi yang lebih rendah.

Penulis: Farihatul Mufidah Ali Rohman

Mahasiswa jurusan Tasawuf dan Psikoterapi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Editor: Anita Said

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Daftar Pustaka

Amirul Muttaqin, Tasawuf Psikologi Al-Ghazālī: Tazkiyat al-Nafs sebagai Upaya Menuju Kesehatan Mental (Penerbit A-Empat, 2022).

Muhammad Amin Syukur, “SUFI HEALING: TERAPI DALAM LITERATUR TASAWUF,” Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 20, no. 2 (December 15, 2012)

Dadang “KETAHANAN MENTAL BERBASIS TASAWUF MELALUI DZIKIR LATHIFAH SEBAGAI METODE TERAPI SPIRITUAL TERHADAP EFEK PANDEMI COVID 19

Yoana Bela, Imam Hanafi, and Esti Zaduqisti, “MAQAMAT TASAWUF DAN TERAPI KESEHATAN MENTAL (STUDI PEMIKIRAN AMIN SYUKUR)

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI