Pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia sejak Desember 2019 hingga saat ini masih berlangsung. Tidak hanya memberikan dampak pada sektor kesehatan dan pelayanan publik, akan tetapi juga melumpuhkan berbagai sektor kehidupan lainnya, seperti usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Dalam situasi krisis ekonomi seperti ini, sektor UMKM sangat perlu perhatian khusus dari pemerintah karena merupakan penyumbang terbesar terhadap PDB dan dapat menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja, menyubstitusi produksi barang konsumsi atau setengah jadi.
Apabila di tengah sentimen positif bahwa kondisi perekonomian tahun ini akan membaik membuat sektor UMKM harus bisa memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi saat ini untuk dapat bisa pulih. Salah satu UMKM yang mengalami dampak covid-19 adalah UMKM getas Bu Wani.
Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pelaku UMKM Top Chicken
Getas maupun ampiang merupakan makanan renyah yang tidak hanya memanjakan lidah tapi juga mengandung protein tinggi. Getas yang berbentuk bulat panjang bahan bakunya berasalah dari ikan. sementara ampiang berbentuk oval ada berbahan ikan ada juga berbahan cumi-cumi.
Bu wani mendirikan usahanya sejak tahun 18 dan sudah memiliki 18 orang karyawan, dengan nama merek bara-bara. Adanya covid-19 berpengaruh terhadap UMKM tersebut dalam berbagai sisi, diantaranya penurunan dari permintaan konsumen dan pemasaran yang terbatas akibat pembatasan sosial yang diberlakukan.
Pengaruh covid-19 itu sendiri pasti ada seperti permintaan konsumen menurun apalagi pada saat lebaran kemarin pemerintah sangat membatasi aktivitas-aktivitas masyarakat dan itu membuat konsumen membeli produk tersebut menurun. biasanya bisa membuat produk tersebut 5 ton bisa berkurang 3 ton. Bukan hanya pada saat lebaran tetapi pada saat hari besar lainnya pesanan menurun.
Baca Juga: Membuka Bisnis di Tengah Pandemi
Adapun nama-nama produk yang dijual oleh Bu Wani yaitu getas & ampiang ikan, getas & ampiang cumi, getas & ampiang kerang, getas & ampiang udang, getas & ampiang telur ketam, getas & ampiang tinta cumi, kericu ikan, kericu cumi, kericu telur ketam.
Harga-harga produk yang ditawarkan oleh Bu wani itu untuk per kilo 100.000, Bu Wani juga menjual produk tersebut perkemasan dengan berat 500gr harganya 50.000, 250gr dengan harga 25.000 dan 100 gr dengan harga 100.000.
Cara pembuatan getas Bu Wani, pertama kami akan menyediakan atau membeli ikan kerok (ikan dan tulangnya dipisah) dipasar seperti ikan kepetek atau ikan ciu. Tetapi Bu Wani lebih sering menggunakan ikan kepetek karena lebih bagus.
Setelah itu, ikan kerok tersebut di isi di-freezer untuk stoknya. Kalo untuk proses pembuatnya pertama ikan kerok yang telah digiling tersebut akan dicampur dengan garam, telur, penyedap rasa, kemudian diaduk semua bahan tersebut, setelah itu digiling lagi dan kemudian ditambahkan sagu dan kemudian adonan tersebut diaduk menggunakan tangan.
Baca Juga: Menurunnya Pendapatan Warung Makan Legend Mbok Sarbini di Masa Pandemi
Kemudian, adonan akan dicetak menggunakan alat cetak produk itu sendiri, hasil dari cetakan itu adonan berbentuk panjang- panjang, di sini baru dibentuk sesuai keinginan, kalau mau bentuk yang panjang maka di potong panjang-panjang, kalau mau bentuk bulat di potong pendek-pendek, dan untuk ampiang sendiri dipotong pendek lalu di giling berbentuk oval.
Setelah adonan semuanya telah terbentuk, digoreng dalam api kurang lebih 30 menit. Produk yang sudah jadi, selanjutnya dikemas sesuai permintaan konsumen dan tak lupa label dipasang didalamnya.
Kalau ditanya pernah gagal atau sering gagal, jawabannya pasti ada. Biasanya gagal itu karena pengaruh ikan, atau juga pada saat penggorengan karena terlalu matang. Biasnya produk yang gagal tersebut disortir dan dijual lebih murah atau dibagikan kepada tetangga.
Untuk pemasarannya, pelanggan akan langsung datang ke toko Bu Wani atau diantarkan, dan juga Bu Wani sudah menggunakan media sosial untuk mempermudah konsumen membelinya.
Sri Widiya Astuti
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Dosen Pengampu: Putri Dwi Cahyani, SE.,M.EI
Editor: Diana Pratiwi