Kopi adalah komoditas yang banyak diolah dan dikonsumsi dalam sektor perkebunan di Indonesia. Terdapat berbagai macam kandungan dalam kopi, seperti kafein, asam klorogenat, trinogelin, asam volatile, karbohidrat, dan sebagainya.
Kafein sangat berpengaruh dan bermanfaat bagi yang mengkonsumsinya, dimana dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan menghindari penyakit diabetes, hipertensi, dan lainnya. Â
Akan tetapi, jika melebihi batas kadar normal yaitu 50 mg/sajian akan menyebabkan berbagai efek samping. Efek samping yang mungkin terjadi adalah sulit tidur, kegelisahan, hipertensi, dan sebagainya.
Salah satu jenis kopi yang banyak dikonsumsi di Indonesia adalah kopi arabika. Kopi jenis ini memiliki akar yang dangkal dan memiliki tinggi pohon 2-3 meter.
Tanaman kopi arabika memiliki daun dengan ukuran 12-15 cm dengan lebar 6 cm. Tanaman kopi arabika memiliki buah yang lebih besar daripada kopi robusta.
Tanaman ini tumbuh pada ketinggian 1000-2000 MDPL. Selain itu, tanaman ini harus tumbuh di suhu yang sesuai dimana tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
Proses pengurangan kadar kafein dalam produk pangan adalah dekafeinasi, dimana produk kopi juga dapat mengalami proses ini.
Dari proses ini akan dihasilkan biji kopi arabika yang memiliki kadar kafein lebih rendah. Terdapat berbagai cara dalam melakukan proses dekafeinasi, salah satunya adalah ekstraksi.
Proses ekstraksi merupakan pengambilan zat dalam bahan atau produk tertentu dengan menggunakan bantuan pelarut. Terdapat berbagai jenis metode ekstraksi yang dapat digunakan, salah satunya adalah ekstraksi sokletasi.
Pelarut yang digunakan dalam metode ini memiliki jumlah yang sedikit sehingga kerusakan pada bahan yang diekstrak akan semakin berkurang.
Prinsip kerja dari sokletasi adalah adanya penyaringan yang berulang-ulang sehingga didapatkan hasil ekstrak yang banyak. Pada umumnya, proses pengulangan dalam ekstraksi sokletasi yang optimal adalah 10-15 kali.
Dalam satu perulangan diartikan dengan satu kali uap pelarut naik ke dalam tabung dan turun kembali ke labu alas bulat dalam bentuk tetesan air. Lalu, jumlah sampel yang dibutuhkan dalam proses sokletasi diperlukan dalam jumlah sedikit.
Penulis: Kezia Claudita Stephanie
Mahasiswi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi