Sungai adalah aliran air alami dari dataran tinggi menuju dataran rendah, biasa menuju laut, danau atau sungai lainnya. Sungai memiliki peranan penting untuk ekosistem makhluk hidup.
Terutama bagi kelangsungan hidup makhluk hidup misalnya untuk kebutuhan akan air bersih bagi kehidupan manusia, seperti untuk mandi, mencuci dan kakus.
Selain untuk kebutuhan manusia, air sungai juga sebagai media untuk kehidupan bagi habitat air, misalnya ikan dan hewan air lainnya.
Pencemaran merupakan masuknya atau tercampurnya zat, energi, atau komponen lainnya ke dalam lingkungan yang menyebabkan perubahan kualitas lingkungan, sehingga berdampak negatif terhadap makhluk hidup.
Misalnya, terjadi akibat sampah anorganik yang susah terurai, limbah industri, atau limbah pertanian yang menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan.
Sampah plastik adalah limbah yang berasal dari bahan plastik yang telah digunakan dan tidak lagi memiliki nilai pakai.
Baca Juga: Penurunan Kualitas Air Sungai Akibat Tindakan Manusia Membuang Sampah Anorganik ke Sungai
Sampah plastik biasanya terdiri dari berbagai produk berbahan dasar polimer sintetis, seperti botol plastik, kantong plastik, sedotan, kemasan makanan, dan barang-barang lainnya.
Plastik menjadi masalah lingkungan yang signifikan karena sifatnya yang sulit terurai secara alami. Dibutuhkan ratusan tahun agar sampah plastik bisa terurai sepenuhnya di alam.
Akibatnya, sampah plastik sering mencemari lingkungan, seperti sungai, laut, dan tanah, sehingga berdampak buruk pada ekosistem dan kehidupan makhluk hidup.
Pencemaran sungai merupakan kondisi ketika sungai tercemar oleh zat-zat atau bahan berbahaya yang mengubah kualitas airnya, sehingga mengganggu kehidupan makhluk hidup di dalamnya maupun ekosisitem di sekitarnya.
Pencemaran ini disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri dan kebanyakan merusak ekosistem sungai dengan membuang sampah plastik yang sulit terurai (anorganik) ke dalam sungai.
Dampak pencemaran sungai bagi lingkungan yaitu menurunnya kualitas air, hilangnya habitat makhluk hidup, dan terganggunya ekosistem ke sungai.
Baca Juga: Teknik Lingkungan sebagai Kunci Menuju Pengelolaan Sampah yang Efisien dan Berkelanjutan
Bagi manusia, kekurangan air bersih, penyakit akibat konsumsi air yang tercemar (seperti diare, kolera), dan berkurangnya sumberdaya perikanan.
Bagi ekonomi, kerugian bagi sektor perikanan, pariwisata, dan kebutuhan air domestik maupun industri.
Kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya sangat membutuhkan atau memerlukan kondisi air sungai yang terbebas dari pencemaran atau kondisi air sungai yang rusak.
Kondisi air sungai yang berkualitas baik memungkinkan kebutuhan manusia maupun makhluk hidup lainnya terpenuhi, sehingga faktor sosial dan ekonomi, dapat berjalan dengan sangat baik.
Tidak heran apabila ketika musim penghujan tiba, begitu banyak terjadi luapan air sungai ke jalan yang menyebabkan banjir karena aliran air sungai yang sebetulnya mengalir lancar terhambat alirannya oleh penumpukan sampah plastik. Sehingga, mengakibatkan banyak kerugian sosial dan ekonomi bagi masyarakat.
Baca Juga: Melawan Sampah Plastik: Saatnya Kafe dan UMKM di Malang Berbenah
Berbeda halnya apabila yang kita buang ke sungai itu sampah berjenis organik, seperti sisa makanan, daun-daunan, dan kotoran hewan tidak berdampak buruk terhadap sungai.
Hal ini karena sampah organik itu sendiri merupakan sampah yang sangat mudah untuk terurai terhadap lingkungan, sehingga aman apabila kita membuangnya ke sungai atau lingkungan.
Pencemaran sungai ini sangat merugikan akan kehidupan social masyarakat. Maka, cara yang bisa diterapkan untuk menurangi atau bahkan menghilangkan dampak buruk dari sampah plastik terhadap sungai atau lingkungan.
Perlunya edukasi, kesadaran, dan tanggung jawab dari masyarakat untuk bisa meminimalisir berkurangnya pencemaran terhadap sungai atau lingkungan akibat dari sampah anorganik atau sampah plastik tersebut.
Maka, pemerintah harus menyediakan atau memberikan edukasi kepada masyarakat melalui penyuluhan tentang bahaya sampah plastik terhadap sungai.
Ketika penyuluhan ini berjalan dengan baik, maka tahap selanjurnya menyediakan sebanyak-banyak tempat sampah di berbagai daerah dengan tempat sampah sesuai kriteria sampah masing-masing, misalnya jenis sampah organik dan anorganik.
Apabila semua tahapan ini berjalan dengan sukses, maka otomatis bahaya sampah terhadap lingkungan dapat diatasi. Selanjutnya adalah menyediakan teknologi yang memanfaatkan sampah untuk kebutuhan akan listrik.
Baca Juga: Menuju Indonesia Hijau: Gerakan Komunitas untuk Mengurangi Sampah Plastik
Dengan begitu tidak akan terjadi penumpukan sampah di TPA sehingga semua sampah yang sudah terkumpul di TPS dalam segera dibuang ke TPA agar tidak terjadi penumpukan sampah di TPS yang menjadi tempat pertama pembuangan sampah dari rumah tangga.
Penulis: Rangga Dwi Marfiyanto
Mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan, Akademi Teknik Tirta Wiyata
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News