Selflove itu mempunyai makna mengetahui diri sendiri serta menyayangi diri sendiri yang bertujuan untuk kebahagiaan pada diri sendiri.
Saat self-love diterapkan, kamu akan merasa lebih mudah untuk berpikir positif, termasuk saat marah, kecewa, atau sedih, karena hal tersebut adalah bentuk dari penerimaan diri. Tetapi, terdapat sebagian orang yang mengartikan selflove ialah mempunayi rasa yakin serat bangga terhadap keahlian diri sendiri. Singkatnya, diri sendiri berhak bahagia serta bangga atas apa yang kita pilih serta jalanin.
Islam menyebut cinta terhadap diri sendiri bukan suatu bentuk kesombongan maupun egois. Tetapi self-love adalah suatu hal yang menjadi kodratnya manusia.
Konsep mencintai diri sendiri akan membuat seseorang mampu mengambil keputusan yang akan membawa dampak positif bagi dirinya. Mempraktikkan selflove dalam kondisi apapun sangatlah berarti sebab dengan selflove kita hendak menerima diri kita apa terdapatnya.
Bukan Cuma itu, memperaktikkan selflove dapat membuat benak kita lebih positif, jika pikiran positif seluruh perihal dapat dicoba dengan optimal serta memperoleh hasil yang memuaskan.
Untuk mengidentifikasi diri sendiri dan menyayangi diri sendiri diperlukan waktu yang sangat lama. Walaupun memerlukan waktu yang lama, kita wajib untuk menyayangi diri sendiri.
Mencintai diri sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah self-love atau loving yourself memiliki arti bahwa seseorang sudah berdamai dan merasa nyaman dengan dirinya sendiri, yang mana dalam mencapai kedamaian batin tersebut dibutuhkan cara khusus yaitu bersikap hangat dan memelihara segala hal yang dirasakan dalam diri.
6 Erich Fromm seorang psikoanalisis berkebangsaan Jerman dan juga ahli dalam teori sosial sekaligus filsuf menyebutkan dalam bukunya, self-love adalah sikap hormat pada integritas diri dan keunikan yang dimiliki diri sendiri, serta mempunyai cinta dan pemahaman terhadap diri sendiri. Dalam pandangan psikologis, self-love dibutuhkan untuk mengetahui identitas diri.
Intinya, seorang manusia harus dapat memahami segala sesuatu tentang dirinya dengan jelas sebelum dia dapat menerima dan menghargainya. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran bahwa manusia akan membahayakan dirinya sendiri jika dia tidak dapat mengenali dirinya sendiri.sebagaimana pada surah Yunus ayat 44:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَظْلِمُ ٱلنَّاسَ شَيْـًٔا وَلَٰكِنَّ ٱلنَّاسَ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُون
“Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikitpun, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri.”
Mencintai diri sendiri dan mencintai orang lain terkait erat, cinta diri didefinisikan sebagai sikap menjadikan diri sendiri objek cinta dengan cara yang sama seperti seseorang mencintai orang lain.
Seorang individu yang menghindari menyakiti diri sendiri untuk menyenangkan orang lain, seseorang yang mempraktikkan cinta diri akan menghadirkan kesan yang baik kepada siapa dirinya. Cinta diri yang positif adalah mungkin, tetapi banyak orang secara keliru percaya bahwa itu sama dengan narsisme.
Islam sebagai agama yang membawa Rahmat bagi seluruh alam juga mengajarkan bahwa mencintai diri sendiri merupakan suatu amanat dari Allah.
Bahwa Allah memerintahkan kita untuk mencintai diri kita sendiri. Dengan berusaha untuk mengasihi dan mengenal Allah sebagai Tuhan pencipta, itu termasuk upaya untuk mengasihi dan mengenal diri sendiri karena diri sendiri termasuk pada salah satu tanda-tanda kebesaran Allah.
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh alThabrani dalam kitab Fath al-Bari, hadis Sukhbirah yang dinisbatkan kepada Nabi Muhammad,
من أُع ِطي فش َكر وابتلِي فصبَ وظَلَم فاستغفر وظُلِم فغفر أُولَئِك َلَم اْلْمن وهم
مهتدون )رواه الطَّبَاِن
“Barang siapa yang diberi lalu bersyukur, ditimpa cobaan lalu bersabar, menzalimi lalu meminta maaf, dan dizalimi lalu memberi maaf, mereka itulah yang mendapatkan keamanan dan mereka orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Dalam Islam pula, self-love dapat dilakukan dengan cara membaca Al-Quran dan berdoa.
“Ada saat berdialog dengan Tuhan, yaitu dengan membaca Al-Quran dan berdoa. Ada saat dia berpikir tentang alam raya, itu berarti menuntut ilmu, ada saat dia melakukan intropeksi,” ujarnya.
Kholashaba (2012) berpendapat bahwa ketika kita mampu membuat pilihan untuk perkembangan spiritual, fisik, dan psikologis kita, kita berada dalam posisi mencintai diri sendiri. Hazhira Qudsyi S.Psi., M.A., dosen Program Studi Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) dalam kajian lensa muslimah dengan tema “Cintai Dirimu Buang Egomu” Ingatlah bahwa cinta diri sendiri adalah landasan dari setiap hubungan karena mengarah pada harga diri, citra diri yang baik, dan penerimaan diri, yang semuanya diperlukan untuk persatuan yang sukses dan memuaskan.
Beliau juga menyatakan “Self love yang benar haruslah didasarkan pada cinta kita kepada Allah dan Rasulnya, karena itulah cinta tertinggi dan sebenar-benarnya cinta,”.
Kita tidak akan membuat pilihan yang akan merusak apa yang telah Tuhan berikan kepada kita jika kita memiliki konsep cinta diri. Karena kita akan menghargai dan merawat kesehatan tubuh dan mental kita sendiri, ini mungkin. Jenis cinta untuk Allah SWT adalah cinta untuk diri sendiri. “Logika sederhananya jika kita tidak mencintai diri sendiri, kita juga tidak mencintai Allah Swt,” Hazhira.
Penulis: Dhea Novita, Sabrina Dwi Priastuti, Sherly Nita Atlesia
Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Daftar Pustaka
kumparan.com. (2022). Makna Self-love dalam Pandangan Islam. Diakses pada 07 januari 2023
https://kumparan.com/hijab-lifestyle/makna-self-love-dalam-pandangan-islam-1xYOrM5duqM/full
uii.ac.id. (2021). Mencintai Diri Sendiri sebagai Bentuk Cinta kepada Allah. Diakses pada 10 januari 2023
https://www.uii.ac.id/mencintai-diri-sendiri-sebagai-bentuk-cinta-kepada-allah/
jurnalpost.com. (2021). Self-Love Dalam Pandangan Agama dan Psikologi. Diakses pada 07 januari 2023
https://jurnalpost.com/self-love-dalam-pandangan-agama-dan-psikologi/19795/
Sa’adah, Arini. (2021). Cintai Dirimu. Inilah “Self-Love” Menurut Pandangan Islam. Diakses pada
https://hidayatuna.com/cintai-dirimu-ini-self-love-menurut-pandangan-islam/