Pernahkah Anda melihat bahwa orang yang sering olahraga tampak lebih bugar, bersemangat dan jarang sakit dibandingkan mereka yang jarang olahraga. Banyak kita temui orang-orang yang rutin jogging, bersepeda atau pun mengikuti kelas olahraga biasanya lebih tahan terhadap flu atau pilek, bahkan saat cuaca tidak menentu.
Fenomena ini menimbulkan anggapan bahwa olahraga bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, apakah benar olahraga dapat membantu mencegah penyakit? Apakah ada dasar ilmiah dari anggapan tersebut atau hanya mitos yang berkembang dalam masyarakat saja?.
Olahraga secara teratur dapat memperkuat kemampuan tubuh dalam menghadapi penyakit. Ketika tubuh aktif bergerak, peredaran darah menjadi lebih baik, sehingga sel-sel imun dapat menjangkau seluruh bagian tubuh dengan lebih efektif. Sel-sel ini memiliki peran penting dalam mendeteksi dan melawan mikroorganisme penyebab infeksi seperti bakteri dan virus.
Tak hanya itu, aktivitas fisik juga mendorong pelepasan hormon yang membantu menurunkan stres dan mengurangi peradangan di dalam tubuh. Hal ini penting karena stres berkepanjangan dan peradangan dapat memperlemah sistem kekebalan. Selain itu, olahraga juga bisa memperbaiki kualitas tidur, dan tidur yang cukup berperan besar dalam menjaga daya tahan tubuh tetap optimal.
Baca juga: Manfaat Berolahraga untuk Kesehatan Tubuh
Walaupun olahraga terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh, bukan berarti semakin tinggi intensitas berolahraga akan semakin sehat. Faktanya olahraga yang berlebihan dapat berdampak negatif terhadap sistem imun.
Latihan fisik dengan intensitas tinggi dan tanpa waktu istirahat yang cukup dapat menyebabkan kelelahan kronis, stres fisik, dan penurunan imunitas. Kondisi ini dikenal dengan istilah “overtraining”, di mana tubuh tidak sempat pulih sehingga lebih rentan terhadap infeksi.
Studi oleh Gleeson dalam Journal of Applied Physiology menyebutkan bahwa atlet yang berlatih secara berlebihan cenderung mengalami penurunan fungsi sel imun dan lebih mudah terserang penyakit.
Pernyataan “sering olahraga, jarang sakit” bukanlah mitos. Selama dilakukan dengan benar dan dibarengi waktu istirahat yang cukup, olahraga rutin dapat terbukti secara ilmiah meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh. Namun, olahraga saja tidak cukup. Daya tahan tubuh juga dipengaruhi oleh pola makan, kualitas tidur, dan cara mengelola stres. Artinya, olahraga perlu dilengkapi dengan kebiasaan sehat lainnya agar tubuh tetap prima.
Untuk memaksimalkan efek olahraga terhadap sistem kekebalan tubuh, berikut beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan:
- Pilih olahraga yang disukai, aktivitas seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang dapat dilakukan dengan konsisten.
- Lakukan secara teratur, targetkan 30 menit per hari, minimal 5 hari dalam seminggu.
- Perhatikan intensitas, fokus pada intensitas ringan hingga sedang dan hindari latihan berat tanpa istirahat yang cukup.
- Gabungkan dengan pola hidup sehat, konsumsi makanan bergizi, tidur cukup, dan kelola stres.
- Lakukan pemanasan dan pendinginan untuk membantu mencegah cedera dan mendukung pemulihan tubuh.
Olahraga terbukti secara ilmiah mampu mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh dan membantu tubuh melawan infeksi lebih efektif. Meski bukan satu-satunya faktor, aktivitas fisik yang rutin dan terukur menjadi komponen penting dalam pola hidup sehat.
Dengan menggabungkan olahraga dengan pola makan yang bergizi, tidur yang cukup, dan pengelolaan stres yang baik, tubuh akan memiliki perlindungan yang lebih kuat terhadap berbagai penyakit. Maka dari itu, jadikan olahraga bukan sekadar pilihan, tetapi kebutuhan untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Penulis: Muhammad Naufal Nadhif Islamy (24613092)
Mahasiswa Farmasi, Universitas Islam Indonesia
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News