Social Capital dalam Mendorong Transfer Knowledge pada Startup Teknologi di Indonesia

Startup Teknologi
Illustration of Technology Startup (Source: Social Media by AI freepik.com)

Social capital yakni modal sosial yang terbentuk dari jaringan, kepercayaan, dan norma. Bersama telah diidentifikasi sebagai komponen kunci dalam memfasilitasi pertukaran pengetahuan di organisasi, termasuk startup teknologi (Nahapiet & Ghoshal; Wikipedia 2025).

Di Indonesia, modal sosial internal dan eksternal memainkan peran penting dalam mengakselerasi inovasi dan kolaborasi dalam ekosistem startup. Riset Gunawan dan Ikasari (2025) menunjukkan bahwa social capital yang kuat secara signifikan mempengaruhi orientasi kewirausahaan dan perilaku pengusaha di kawasan Jabodetabek, yang juga menjadi fondasi transfer knowledge antar pendiri dan tim teknis.

Pendekatan structural social capital melalui jaringan dan relasi formalmemungkinkan startup mengakses berbagai sumber daya eksternal, seperti mitra industri, investor, dan mentor. Relasi ini memperluas jumlah kanal bagi knowledge inflow, membuka ruang diskusi lintas domain, serta mempercepat fase socialization dan externalization dalam model SECI Nonaka–Takeuchi (1995).

Sementara, relational social capital yang mencakup kepercayaan dan kedekatan antar pribadi memungkinkan pembagian tacit knowledge secara sukarela tanpa rasa takut akan pencurian ide atau pengabaian kontribusi. Cognitive social capital, berupa norma dan bahasa bersama, juga mempermudah interpretasi dan internalisasi pengetahuan, sehingga ide teknologi dapat dengan cepat dikonstruksi menjadi produk atau fitur baru

Bacaan Lainnya

Studi lokal oleh Mifta Khurrohmah et al. (2024) terhadap SMEs penghasil kopi di Purworejo memperlihatkan bahwa social capital lewat mekanisme knowledge sharing mempengaruhi performa bisnis.

Meski fokusnya pada sektor non-teknologi, hasil ini relevan bagi startup karena menunjukkan mekanisme yang paralel: kekuatan jaringan dan norma kolaboratif memicu transfer knowledge efektif dan inovasi produk. Studi terkait di sektor pariwisata oleh Situmorang & Japutra (2023) juga menyoroti peran social capital sebagai moderator capaian knowledge transformation, yang selanjutnya meningkatkan kinerja organisasi.

Baca juga: Kepemimpinan Transformasional dalam Meningkatkan Efektivitas Transfer Knowledge di Lingkungan Organisasi

Di ranah startup teknologi Indonesia, modal sosial membantu pendiri startup mengakses kesempatan networking melalui coworking space dan event komunitas yang mempertemukan mereka dengan pengembang, investor, dan mentor.

Komunitas seperti Jakartas startup scene di kawasan Jakarta Selatan atau Central terus menciptakan ruang informal untuk pertukaran ide bahkan ideasi kolaborasi teknis. Trust yang sudah berkembang dalam komunitas ini mendorong keputusan strategis bersama, pembentukan joint venture, dan diskusi inovatif yang meningkatkan absorptive capacity tim startup.

Lebih lanjut, sinergi antara modal sosial dan kewirausahaan dibuktikan oleh Gunawan & Ikasari (2025), yang menunjukkan bahwa social capital memperkuat orientasi inovasi, proaktivitas, dan willingness to take risk semua aspek yang memicu transfer knowledge dalam startup, dari riset lapangan hingga prototipe dan pengembangan produk.

Jaringan eksternal seperti komunitas mentor dan investor juga menyediakan “just-in-time knowledge” dan akses teknologi terbaru, memperkuat fase combination dan internalization dalam proses SECI. Namun, tantangan tetap muncul.

Tanpa struktur norma dan kepercayaan yang kokoh, relasi dapat bersifat opportunistik, sehingga pengetahuan strategis enggan dibagi. Selain itu, keanekaragaman kultural (heterogenitas tim) dapat menyebabkan miskomunikasi, meskipun juga berpotensi memicu inovasi jika dikelola dengan baik.

Para praktisi startup di Indonesia perlu mengadopsi strategi penguatan social capital secara sistematis: membangun jaringan mentor dan investor yang tepercaya, merancang kultur internal berbasis kolaborasi dan keterbukaan, serta menciptakan forum rutin untuk sharing tacit knowledge antar pendiri, developer, dan designer.

Pendekatan ini dapat diperkuat dengan teknologi kolaborasi digital, seperti platform Slack dan Notion, yang sekaligus merekam know-how dan memudahkan knowledge reusability.

Secara keseluruhan, social capital dalam dimensi structural, relational, dan cognitive menjadi mekanisme penting bagi transfer knowledge di startup teknologi Indonesia. Dengan modal sosial yang kuat, startup mampu meningkatkan kapasitas penyerapan informasi, mempercepat proses pembelajaran tim, dan memicu inovasi produk yang responsif terhadap kebutuhan pasar.

Oleh karena itu, pengembangan social capital bukan hanya strategi kultur organisasi, tetapi juga strategi bisnis yang fundamental dalam membangun startup yang sustainable, adaptif, dan terus berkembang di era digital.

 

Penulis: Devitamalia Angela Anjas Putri
Mahasiswa Magister Manajemen, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses