Virus Corona merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut Covid-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Infeksi virus Corona disebut Covid-19 atau Corona Virus Disease 2019 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019.
Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, virus ini dapat menyerang siapa saja mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Salah satu negara yang terkena dampak virus corona adalah negara Italia, Pandemi koronavirus 2019–2020 di Italia pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 31 Januari 2020, sejarahnya bermula ketika dua wisatawan asal Tiongkok dinyatakan positif terkena virus korona di Roma.
Sekelompok kasus Covid-19 kemudian terdeteksi dimulai dengan 16 kasus yang terkonfirmasi di Lombardia pada 21 Februari, 60 kasus tambahan pada 22 Februari, dan kasus kematian pertama di Italia dilaporkan pada hari yang sama. Per 19 Maret 2020, ada 41.035 kasus koronavirus yang dikonfirmasi dan 3.405 kasus kematian di Italia. Italia termasuk 10 besar negara terbanyak terjangkit virus corona, maka dari itu penulis akan mencoba mendeskripsikan politik Italia di tengah wabah covid 19.
Krisis Ekonomi Pasca Covid-19
Virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia. Salah satu negara terjangkit virus corona adalah Italia, Italia termasuk ke dalam 10 negara terbanyak pengidap penyakit virus corona, Jumlah kasus Covid-19 yang dicatatkan Italia adalah 207.428 kasus.
Dari jumlah itu, 28.236 orang meninggal dunia dan 78.249 pasien sembuh. Dengan kasus sebanyak itu tentu sangat berpengaruh terhadap beberapa sektor di negara Italia. Italia resmi ditutup pada tanggal 9 Maret oleh Perdana Menteri Guiseppe Conte, dan bahkan Italia memberlakukan penutupan seluruh teritori mereka. Covid-19 menyebabkan beberapa dampak terhadap sektor negara Italia, yaitu sektor pariwisata, perdagangan dan transportasi. Virus corona telah menghapus lebih dari 50 tahun industri pariwisatakata Vittorio Padahal, sektor pariwisata menyumbang 13,2% dari keseluruhan PDB Italia.
Pariwisata juga mempekerjakan lebih dari 14% penduduk Italia, yaitu sekitar 3,5 juta orang. Di tengah wabah covid 19, diperkirakan sekurangnya 450.000 orang pekerja musiman di sektor pariwisata akan kehilangan pekerjaan, seiring meningkatnya pengangguran di seluruh negeri. Dan bahkan tingkat pengangguran yang saat ini hanya 9,9% diperkirakan akan meningkat di akhir tahun hingga 11,1%.
Masalah terbesar Italia di tengah wabah covid ini adalah secepatnya keluar dari krisis, bahkan awal dari minggu pertama skema pinjaman perusahaan dengan nilai total US$435.000 juta. Padahal sebelumnya pada bulan Maret pemerintah sudah mengucurkan 380.000 juta euro.
Diperhitungkan secara keseluruhan, jumlahnya hampir setengah PDB Italia. Dana tersebut diditujukan untuk membiayai tunjangan pengangguran, serta membantu kesulitan perusahaan. Di tengah wabah Covid-19 ini yang menyebabkan masyarakat Italia harus tinggal di rumah, namun pemerintah Italia menjamin 80% gaji mereka tetap diberikan, selain itu bantuan kupon makanan juga diberikan kepada penduduk miskin dan warga yang butuh mencari perawat bayi. Pekerja mandiri dan pekerja musiman masyarakat Italia seperti pedagang, pengrajin dan petani yang kehilangan pekerjaan, ada subsidi dari sistem jaminan sosial Italia (INPS) sebesar 600 euro. Hal ini terus berjalan semestinya sampai saat ini, pemerintah Italia saat ini terus mencari jalan keluar dari krisis dan wabah Covid-19.
Penulis: M. Kausar
Mahasiswa Universitas Syiah Kuala