Pendidikan Aceh Jaya di Tengah Wabah Covid-19

Masjid Raya Baiturrahman Aceh
Foto: id.wikipedia.org

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Ini menjadi salah satu penyakit yang menakutkan, pasalnya virus ini bisa menyerang tanpa pandang bulu, virus ini bisa menyerang semua kalangan, baik itu remaja, dewasa, tua, bahkan anak-anak sekalipun. Salah satu cara pemutusan tali Covid-19 ini adalah dengan cara menjaga jarak sesama manusia, pasalnya virus ini bisa saja tertular dari satu manusia ke manusia lainnya.

Jalan yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia adalah dengan tetap di rumah saja, bekerja di rumah dan belajar di rumah. Dari segi pendidikan, sebelumnya Mendikbud RI Bapak Nadiem Makarim telah mengeluarkan peraturan untuk seluruh pelajar dan tenaga pengajar untuk melakukan kagiatan belajar mengajar di rumah dengan menggunakan sistem daring (online) sebagai salah satu konsep pencegahan penyebaran Covid-19. Dari segi pendidikan memang berubah drastis dan bahkan sangat cepat, dari sistem secara tatap muka, bisa berubah ke sistem daring dalam sekejap mata.

Tenaga Pendidikan Aceh Jaya serta kemampuannya

Bacaan Lainnya

Di tengah wabah Covid-19 ini yang menyebabkan harus tetap di rumah saja, maka kegiatan belajar mengajar tentu tentu harus mempunyai sumber ilmu yang penting bagi tenaga pengajar untuk diberikan kepada murid didiknya. Di era 4.0 ini sudah seharusnya tenaga pengajar harus faham dalam menggunakan IPTEK untuk proses belajar di rumah saja atau yang disebut dengan sistem daring (online). Namun sayangnya, masih banyak tenaga pendidikan di Aceh yang belum faham betul dalam penggunaan media. Di era modern saat ini banyak tenaga pengajar yang kurang mahir dalam penggunaan yang disediakan oleh negara, seperti penggunaan laptop, pengkoneksian terhadap jaringan internet, dan bahkan dalam penggunaan aplikasi yang ada dalam android.

Imbasnya, di saat daerah mengalami musibah seperti saat ini tenaga pengajar kesusahan bekerja dari rumah, pendidikan kesulitan, artinya pendidikan tidak sesuai zaman dan tenaga pengajar terkesan tidak mampu dalam menjajalkan fasilitas yang sudah disediakan. Namun PJJ (pembelajaran jarak jauh) harus tetap dilaksanakan hingga hari ini dan sampai pandemi ini berakhir. Salah satu hal yang disayangkan di Aceh Jaya ini adalah terbatasnya pengkoneksian wifi untuk digunakan. Ada beberapa daerah yang memang tidak ada signal saat pemasangan wifi.

Di tengah pandemi ini Dinas Pendidikan daerah harus memandu tenaga pengajar dan orang tua dengan petunjuk teknis yang jelas untuk membimbing anak-anak belajar di rumah dan pemerintah jangan seakan akan hanya memberikan intruksi dan kebijakan saja, namun dalam ranah implementasi tidak ada pengawalan serta pemanduan yang maksimal, jangan biarkan pendidikan khususnya di Aceh Jaya menjadi chaos. Selain tenaga pendidikan, orang tua juga menjadi salah satu elemen yang penting dalam bertanggung jawab mendampingi anak-anak untuk tetap belajar dirumah saja. Namun kenyataannya menjelaskan berbagai pelajaran dan menemani anak-anak mengerjakan tugas sekolah juga tidak semudah yang dibayangkan.

Tugas yang diberikan tenaga pengajar tanpa adanya penjelasan menjadi satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Penjelasan merupakan hal yang sangat signifikan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diberikan. Namun, hal yang terjadi banyak tenaga pendidikan yang tidak menjalankan tugasnya sesuai prosedur, banyak tenaga pendidikan yang hanya memberikan tugas saja kepada siswanya tanpa adanya penjelasan yang memadai dan setelah itu hanya meminta dokumentasi saja. Ini merupakan hal yang paling disayangkan, dan hal tersebut harus diubah. Kita berharap segala elemen seperti pemerintahan, korporasi, akedemisi, dan organisasi organisasi masyarakat mampu membantu dalam hal moril dan materil ataupun memfasilitasi dan mengedukasi para orang tua serta peserta didik dan bahkan tenaga pendidikan untuk menghadapai krisis wabah. Ini diharapkan memperbaiki pendidikan di Aceh, dan membuat pendidikan di Aceh menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya, walaupun tetap harus menggunakan sistem daring.

M. Kausar
Mahasiswa Universitas Syiah Kuala

Baca juga:
Kepercayaan Masyarakat (Public Trust) terhadap Pemerintah Aceh Selama Pandemi Covid-19
SMK-PP Negeri Saree Wakili Provinsi Aceh dalam Lomba Penghargaan Abdi Bhakti Tani Nasional 2019
Peringati Hari Bumi, Walhi dan Mapala STIK Banda Aceh Gelar Kemah Lingkungan

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI