Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem manajemen di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Yogyakarta, dengan fokus pada perencanaan, pengorganisasian, penempatan staf, pengarahan, dan pengendalian.
Metode yang digunakan adalah penelitian observasi dengan pendekatan kualitatif yaitu berupa wawancara langsung dengan Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan mengenai bagaimana sistem manajemen yang digunakan di Dinas Pemadam Kebakaran.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Yogyakarta menggunakan kombinasi sentralisasi dan desentralisasi, yang artinya aturan utama ditentukan dari pusat namun masih ada koordinasi dengan pihak daerah.
Kombinasi ini memberikan standar yang jelas dan kontrol yang ketat, namun tantangannya bisa berupa birokrasi yang panjang dan kurangnya fleksibilitas.
Dalam wawancara tersebut dijelaskan dalam pelaksanaan perencanaan terdapat monitoring dan evaluasi yang dilakukan setiap bulan dan terdapat pelaporan berkala setiap bulannya terkait dengan tercapainya target pekerjaan yang dilakukan dua kali dalam satu bulan. Selain itu, terdapat pelaporan tahunan.
Hal ini menunjukan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran melakukan pengawasan dari apa yang sudah direncanakan. Monitoring dan evaluasi memiliki peran penting untuk pemerintahan terutama mengukur keberhasilan kinerja suatu instansi dengan adanya monitoring dan evaluasi terdapat bahan untuk memperbaiki dan menegembangkan dan pengawasan supaya bisa mencapai kinerja yang maksimal.
Selain itu, monitoring, evaluasi, dan pelaporan dapat dijadikan sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja seperti ketika terjadi kendala saat mengimplementasikan perencanaan. Seperti yang terjadi kepada dinas pemadaman kebakaran.
Hal tersebut berdasarkan wawancara Bapak Supriyana selaku Kepala Sub Bagian Kepegawaian Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan.
“Belum ada, implementasinya yang susah, rencana membikin gedung kantor baru belum terealisasikan, tahun 2023 sudah dipikirkan tetapi tidak jadi. Ada banyak faktor seperti keterbatasan anggaran atau dananya ada tetapi ada prioritas lain. Terkait prioritas pembangunan tergantung daerah dan ada faktor dananya di Dinas Pemadam Kebakaran Jogja dananya sangat terbatas. Di kota Jogja sendiri pendapatannya kecil dan kotanya juga kecil,” (Wawancara, 12 Maret 2025) Dinas Pemadam Kebakaran memiliki kendala dalam pengimplementasinya.
Peran penting evaluasi dapat dikaitkan dengan kasus ini. Dengan adanya evaluasi yang dilakukan dinas pemadam kebakaran memberikan pengetahuan mengenai berbagai faktor yang menghambat perencanaan kepada pegawai.
Serta pelaksanaan dapat dilakukan dengan skala prioritas untuk memastikan tetap berjalan dengan efektif dan efisien.
Dengan adanya evaluasi capaian kinerja organisasi akan mendorong suatu organisasi untuk menjalankan tugas dengan baik. Karena semua pegawai akan berusaha untuk memaksimalkan kinerja agar terhindar dari risiko jika tidak mencapai passing grade.
Baca Juga:Pengembangan Sistem Pemadam Kebakaran Kebun Berbasis Energi Surya
Tentunya peran pemimpin dalam memastikan setiap pegawai tetap termotivasi dan bekerja secara maksimal. Kepemimpinan adalah hal terpenting untuk suatu organisasi karena dengan adanya seorang pemimpin dalam organisasi mampu menggerakan dan mengarahkan pegawai dalam mencapai tujuan suatu organisasi.
Sebagai seorang pemimpin tentunya harus memiliki suatu strategi atau cara yang tepat agar implementasi yang dilakukan suatu organisasi berjalan secara efektif dan efisien. Jika terjadi penurunan kinerja atau kurangnya pembinaan. Dinas Pemadam Kebakaran akan memberikan diklat.
Diklat dapat diikuti di badan kepegawaian yang levelnya satu kota. Ada juga pelatihan internal setiap harinya atau secara rutin contohnya seperti penyelamatan ular selain itu juga ada pelatihan yang bekerjasama dengan pihak lain, misalnya latihan penyelamatan di sumur berarti bekerja sama dengan BASARNAS.
Untuk pelatihan administratif bisa dilakukan secara rutin dan ada ujiannya juga atau tes CAT. Untuk pengikut diklat terdapat evaluasi yang dilakukan di akhir tahun terkait apakah ia ikut diklat ataukah tidak pernah mengikuti diklat. Hal ini menunjukan proses pengendalian dan juga pengarahan yang terstruktur dengan baik.
Baca Juga:Â Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Area Perkantoran
Pengendalian adalah suatu alat yang digunakan sebagai alat bantu dalam implementasi strategi, selain itu pengendalian juga berfungsi untuk memberikan motivasi kepada karyawan dalam mencapai suatu tujuan organisasi.
Penelitian ini menunjukan sistem manajemen pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Yogyakarta diatur secara terstruktur dengan baik dan mengikuti regulasi yang ada.
Penerapan lima fungsi manajemen dengan baik seperti perencanaan yang terstruktur, pengorganisasian menurut peta jabatan, penempatan staf yang sesuai dengan beban kerja, pengendalian dengan adanya evaluasi berkala untuk meningkatkan efektivitas pegawai serta adanya monitoring untuk meningkatkan kompetensi untuk pegawai.
Tata kelola manajemen pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan melalui pengawasan yang ketat ditunjukkan dengan adanya evaluasi dan pelaporan di setiap bulan atau setiap tahunnya.
Evaluasi kinerja pegawai yang dilakukan secara berkala melalui SKP dan Capaian Kinerja Organisasi (CKO), yang berperan untuk meningkatkan motivasi kinerja pegawai.
Walaupun tidak menutup kemungkinan terdapat kendala seperti keterbatasan anggaran yang menyebabkan tertunda suatu proyek perencanaan, penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan background sehingga membutuhkan pelatihan tambahan.
Penulis: Karen Regina Tulangow
Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News
