Tim Matching Fund UPN “Veteran” Jawa Timur Gelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Buku Ber-ISBN

Tim Matching Fund UPN “Veteran” Jawa Timur Gelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Buku Ber-ISBN
Tim Matching Fund UPN “Veteran” Jawa Timur Gelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Buku Ber-ISBN

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi meluncurkan Program Matching Fund 2022 dalam upaya untuk menjembatani pengembangan dan penerapan IPTEK atau rekacipta yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dengan orientasi mendukung kebutuhan teknologi dan pengembangan di Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

“Melalui program ini, dosen-dosen di Tanah Air diberi kesempatan untuk berkolaborasi menghasilkan karya rekacipta yang solutif dan inovatif di tengah kebutuhan dan tantangan masyarakat,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng.

Tim Matching Fund Program Studi Teknologi Pangan UPN “Veteran” Jawa Timur pada hari Senin (14/11/2022) berkesempatan untuk menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertempat di Hotel Ibis Styles Jemursari Surabaya untuk membahas mengenai Penyusunan Buku Ber-ISBN.

Sasaran dari kegiatan ini adalah diterbitkannya buku ber-ISBN yang nantinya dapat bermanfaat bagi pembaca secara luas. Buku tersebut berisikan proses produksi biskuit rendah kalori berbahan baku tepung buah mangrove dan tepung umbi-umbian beserta pengurusan legalitasnya.

Bacaan Lainnya

FGD Penyusunan Buku Ber-ISBN mendatangkan Dr. Hayat, S.A.P., M.Si., CIQar selaku Direktur Unisma Press Universitas Islam Malang. FGD diawali dengan pemaparan materi secara komprehensif oleh Dr. Hayat, S.A.P., M.Si., CIQar, mulai dari kaidah penulisan hingga alur penerbitan buku nonfiksi.

Kaidah penulisan buku terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir, sesuai yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudriset) No. 22 Tahun 2022 tentang Standar Mutu Buku, Standar Proses dan Kaidah Pemerolehan Naskah, serta Standar Proses dan Kaidah Penerbitan Buku.

Alur penerbitan buku terdiri dari proses penyusunan naskah, pengerjaan pracetak (layout, desain cover, edit, proofreading, ISBN), serta pencetakan dan penerbitan buku. Dr. Hayat, S.A.P., M.Si., CIQar selaku narasumber menjelaskan bahwa dalam menerbitkan buku, penulis harus memahami syarat dan ketentuan, karakter, serta gaya selingkung penerbit.

Selain itu dalam pemaparannya, narasumber memberikan tip dan trik menulis buku kepada peserta FGD, “Semakin banyak membaca, semakin banyak ilmu yang dapat Saudara tulis kembali dengan gaya bahasa Saudara sendiri,” tutur narasumber, “Akan tetapi dalam menulis buku, jangan mengedepankan referensi. Referensi hanya digunakan sebagai penunjang tulisan Saudara. Menulislah berdasarkan hasil pemikiran Saudara terlebih dahulu agar tercipta nilai originalitas dari buku yang Saudara tulis,” imbuhnya.

Penyusunan Buku Ber-ISBN

FGD dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Peserta diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan sebagai awal dari pelaksanaan metode diskusi.

Peserta secara antusias mengajukan pertanyaan kepada narasumber seputar penyusunan dan penerbitan buku ber-ISBN. Narasumber membalas antusiasme tersebut dengan memberikan jawaban mendetail atas pertanyaan yang diajukan dan solusi solutif atas permasalahan yang dihadapi peserta dalam menyusun buku ber-ISBN.

FGD diakhiri dengan sesi review draft buku yang sebelumnya telah disusun oleh Tim Matching Fund. Beberapa rekomendasi perbaikan dari Dr. Hayat, S.A.P., M.Si., CIQar selaku reviewer adalah pengubahan judul buku dan gaya bahasa.

“Judul buku masih terlalu panjang sehingga perlu dilakukan pengurangan kalimat. Apabila khawatir pengurangan kalimat dapat menyebabkan tidak tersampainya makna judul dengan baik maka Saudara bisa membuat anak judul,” tutur reviewer, “Data pada tabel dan grafik harus Saudara uraikan dalam bentuk narasi. Selain itu, gaya bahasa yang Saudara gunakan masih terlalu kaku sehingga dikhawatirkan akan sulit dipahami oleh awam. Dalam hal ini, Saudara bisa menggunakan gaya bahasa yang lebih santai,” imbuhnya.

Penulis: Tabitha Intana Tandepadang
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan UPN “Veteran” Jawa Timur

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses