Tinjauan Opini Publik terhadap Gerakan Pemboikotan Produk Israel di Indonesia

Gerakan Pemboikotan Produk Israel di Indonesia
Gerakan Pemboikotan Produk Israel di Indonesia (Sumber: https://misskey.secinet.jp)

Gresik – Gerekan pemboikotan produk israel memang sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia. Gerakan ini merupakan salah satu gerakan untuk mendukung negara palestina yang sedang berkonflik dengan negara Israel.

Dari gerakan tersebut juga bisa berpotensi merugikan masyarakat Indonesia sendiri, semisal kehilangan suatu perkerjaan dan pendapatan dari perusahaan di sektor industri maupun lainnya yang masuk ke dalam daftar pemboikotan produk Israel.

Sebagaimana yang telah disebutkan tindakan Gerakan Boikot Produk Israel adalah bentuk konsumerisme politik. Konsumerisme politik dapat didefinisikan sebagai pemanfaatan pasar sebagai arena politik.

Bacaan Lainnya
DONASI

Setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan dukungan terhadap perjuangan Palestina dan memberi keterangan haram hukumya mendukung agresi Israel, baik secara langsung ataupun tidak langsung gerakan ini semakin mendapat suara, seperti menggunakan produk perusahaan asal israel yang memberriikan keuntungan bagi Negara Israel.

Baca juga: Boikot Produk Unilever, Masyarakat Beralih ke Produk Lokal

Opini Masyarakat Driyorejo Kabupaten Gresik

Dari data yang telah kami kumpulkan dan terima sebanyak 73,3% atau 22 orang mengikuti tentang informassi Gerakan boikot pada produk Israel dan sebanyak 26,7% atau 8 orang tidak mengikuti tentang adanya Gerakan boikot pada produk Israel.

Salah satu orang beranggapan atau beralasan mengikuti Gerakan boikot produk Israel dengan “Karena dengan adanya gerakan boikot produk israel saya berharap dukungan terhadap israel terputus dan agresi israel terhadap kemanusian di palestina segera berakhir”, ujar salah satu warga Driyorejo Gresik.

Dan juga ada yang berpendapat seperti “Saya termasuk yang setuju boikot namun bukan dengan produk yang istilahnya “TKDN” nya tinggi, seperti McD ini, produk-produk Unilever, produk-produk Danone, produk-produk Nestle, dan lainnya. Karena apa? Karena yang pertama mereka pabriknya di Indonesia banyak sekali dan sudah mempekerjakan tenaga lokal banyak sekali, lalu yang kedua mereka ini dalam praktek kerjanya sangat fair perihal hak-hak karyawannya. Jadi mungkin bisa pilih produk lain seperti produk impor, ataupun bisa produk lokal di mana karyawannya dipekerjakan seperti romusha (jam kerja tinggi, bayaran sulit, bos bergaya elit, dsb)”, ujar salah satu warga.

Beberapa orang ada yang menentang ada yang tidak dengan memiliki tanggapan masing-masing yang berbeda seperti “Saya tidak menentang gerakan boikot produk Israel, karena aksi ini dapat dianggap sebagai bentuk protes yang efektif jika dilakukan secara proporsional dan bersama. Gerakan boikot dapat memberikan tekanan ekonomi terhadap negara Israel, yang dapat mendukung perjuangan umat Islam dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Namun, perlu diingat bahwa aksi boikot dapat memicu dampak negatif terhadap ekonomi lokal, jika dilakukan secara tidak jeli”, ujar reponden.

Melihat dari apa yang ditanggapi beberapa responden ada yang mendukung tapi tidak dengan melakukan hal-hal seperti yang bisa merugikan masyarakat Indonesia sendiri. Dan juga ada yang tidak mendukung karena dengan takutnya timbul masalah ekonomi di Indonesia.

 

Penulis:

  1. Daniel Sitompul
  2. Atha Falah
  3. Artha jultia S

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI