Upaya Pemenuhan Kebutuhan Pangan Masyarakat Indonesia Melalui Pemanfaatan Sumber Daya Pangan Lokal

Upaya Pemenuhan Kebutuhan Pangan Masyarakat Indonesia Melalui Pemanfaatan Sumber Daya Pangan Lokal
Sumber: pixabay.com

Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia yang selalu bertambah menimbulkan masalah-masalah baru dalam segala aspek kebutuhan negara. Salah satu permasalahan utama yang dialami Indonesia adalah kecukupan pangan.

Indonesia tidak pernah terlepas dari permasalahan pangan yang ditunjukkan dengan tingginya persentase penduduk yang masih mengalami kelaparan. Menurut data Global Hunger Index (GHI) Indonesia berada pada posisi kedua dengan angka tingkat kelaparan tertinggi dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara.

Masalah ini timbul karena kurangnya produksi bahan pangan sehingga tingginya angka impor bahan pokok pangan terjadi. Pemerintah melakukan impor bahan pangan secara besar-besaran tanpa memikirkan alternatif bahan pangan lain.

Baca Juga: Menjaga Ketahanan Pangan Indonesia melalui Kearifan Lokal

Bacaan Lainnya

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi angka impor ini adalah dengan membuat Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2024 mengenai percepatan penganekaragaman pangan berbasis potensi sumber daya lokal. Dalam kata lain, pemerintah ingin memanfaatkan bahan pangan yang diproduksi lokal untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Terdapat banyak bahan pangan lokal yang diproduksi di Indonesia dengan jumlah yang cukup besar. Salah satu bahan pangan yang banyak diproduksi di Indonesia adalah jenis kacang-kacangan, umbi-umbian, buah, dan beberapa produk hasil pertanian lainnya.

Produk pangan lokal memiliki banyak kelebihan diantaranya adalah ketahanannya terhadap kondisi iklim dan kemampuannya dalam bidang kesehatan manusia. Terdapat banyak produk pangan lokal yang dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur dan pada kondisi lingkungan yang kering.

Bahan pangan lokal seperti biji-bijian juga dapat membantu mengatasi beberapa penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, kanker, penyakit jantung dan hipertensi.

Di balik semua kelebihan bahan pangan lokal, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Beberapa bahan pangan lokal memiliki zat toksik yang secara alami terkandung pada komoditas tersebut. Contohnya adalah asam sianida (HCN) yang terkandung pada singkong dan aflatoksin yang banyak ditemukan pada kacang-kacangan.

Masih terdapat banyak zat toksin lainnya yang terkandung pada bahan pangan mentah sehingga diperlukannya edukasi dan tinjauan yang lebih lanjut terkait bahan pangan lokal yang akan digunakan.

Baca Juga: Pentingnya Mengoptimalkan Ketersediaan Pangan yang Berkelanjutan di Indonesia

Diperlukan pengetahuan yang rinci terhadap jenis senyawa toksik dan mekanisme dari senyawa toksik tersebut. Dengan mengetahui mekanisme kerja dari senyawa toksik, maka langkah atau tindakan pencegahan dapat dilakukan untuk mengurangi konsentrasi senyawa toksik pada bahan pangan mentah hingga mencapai batas aman konsumsi.

Langkah atau pencegahan ini disebut dengan proses rekayasa pada produk pangan. Proses rekayasa ini juga dapat mengoptimalkan rendemen, menjamin keamanan pangan, bahkan mengoptimalkan kandungan gizi yang terkandung pada bahan pangan tersebut.

Dengan melibatkan aspek ilmu sains dan teknologi, bahan pangan lokal di Indonesia dapat dimanfaatkan dengan maksimal sehingga kebutuhan pangan masyarakat Indonesia dapat terpenuhi.

 

Penulis: Theonie Shandia Soegiono
Mahasiswa Jurusan Ilmu Pangan, Institut Pertanian Bogor

 

Editor: I. Khairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses