Urgensi Muatan Sejarah Lokal dalam Kurikulum Pembelajaran Sejarah

Opini
Ilustrasi: istockphoto

Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin pesat turut membuka lembaran baru bagi masyarakat global untuk menapaki era globalisasi, di mana hal ini ditandai dengan kemajuan luar biasa dalam berbagai sektor seperti ekonomi, kesehatan, militer, sosial-budaya, pendidikan, dan teknologi.

Namun, justru adanya kemajuan sebagai dampak dari globalisasi juga dapat mengakibatkan pergesaran dalam kehidupan masyarakat, misalnya tergerusnya rasa cinta serta kebanggaan terhadap kearifan lokal yang ada, sebab dianggap tidak mampu mengikuti perkembangan zaman saat ini. Hal demikian haruslah segera ditanggulangi agar dampaknya tidak semakin meluas.

Adapun kaitannya dengan pembelajaran sejarah di sekolah selama ini memang masih cenderung terfokus pada ulasan yang sifatnya nasional, meskipun pemerintah melalui UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab XIV Pasal 50 Ayat 5 memberi otonomi kepada pemerintah kabupaten/kota untuk melaksanakan pendidikan yang berbasiskan kearifan lokal.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Sejarah Pelukis “Leonardo Da Vinci” di Era Renaisans

Namun, faktanya ulasan mengenai sejarah lokal masih cukup terbatas karena beberapa faktor seperti: (1) Alokasi jam pembelajaran (JP) mata pelajaran sejarah yang cukup terbatas; (2) Keterbatasan keterampilan guru dalam mengaitkan tema muatan sejarah lokal di suatu daerah dalam pembelajaran sejarah; (3) Keterbatasan referensi bahan ajar atau modul khusus untuk sejarah lokal; (4) Keterbatasan pendanaan untuk pengembangan bahan ajar sejarah lokal; serta (5) Minimnya sumber sejarah lokal yang tersedia di suatu daerah tertentu.

Selain itu pengenalan sejarah lokal seringkali terjadi secara kebetulan atau melalui lingkup komunitas tertentu saja, sehingga pengenalan peninggalan sejarah yang sarat akan nilai-nilai luhur kepada peserta didik belum mampu dilakukan secara optimal.

Padahal pengenalan sejarah lokal melalui pembelajaran sejarah dapat menjadi sarana bagi guru untuk menumbuhkan sikap cinta dan bangga atas kekayaan kearifan lokal bangsa Indonesia. Oleh karenanya diperlukan upaya pengembangan kurikulum dengan mengintegrasikan sejarah lokal ke dalam pembelajaran sejarah di kelas.

Tujuan Pembelajaran Sejarah Lokal

Terdapat beberapa poin penting mengenai tujuan dari pembelajaran sejarah sebagai berikut:

  1. Menumbuhkan kesadaran kesejarahan peserta didik melalui pembelajaran yang lebih intensif dan selaras dengan cerita maupun fakta sejarah yang ada di lingkungan sekitar;
  2. Lingkup sejarah yang lebih kecil dari sejarah nasional dan berangkat dari masalah maupun fenomena lokal dapat meningkatkan penyerapan materi ajar bagi peserta didik;
  3. Menumbuhkan rasa cinta, bangga, dan hormat peserta didik atas kekayaan sejarah lokal yang ada di daerah asalnya;
  4. Memungkinkan peserta didik melalui untuk mengetahui pola kehidupan masyarakat dan keragaman budaya yang ada di dalamnya;
  5. Menumbuhkan kemampuan historical thinking skill dalam menyikapi keberadaan fakta sejarah lokal yang memiliki keterkaitan erat dengan sejarah nasional;
  6. Sebagai sarana internalisasi pendidikan karakter bangsa yang didasarkan pada nilai-nilai sejarah lokal yang luhur.

Baca Juga: Kronologi Sejarah Peradaban Dunia

Langkah-Langkah Integrasi Muatan Sejarah Lokal dalam Pembelajaran Sejarah

Jika meninjau Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 maka telah jelas bahwa tujuan kurikulum mencakup 4 kompetensi dasar meliputi sikap spiritual, sikap sosial, kognitif (pengetahuan), serta psikomotorik (keterampilan) yang seluruhnya dapat dicapai melalui kegiatan pembelajaran secara intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun kokurikuler.

Sedangkan untuk menginternalisasikan muatan sejarah lokal dalam pembelajaran sejarah, maka pendidikan dapat melakukan beberapa langkah sederhana berikut;

  • Memberi batasan pada muatan sejarah lokal yang akan digunakan sebagai materi ajar berdasarkan jenjang pendidikan, misalnya:
  • Mengidentifikasi kompetensi inti dan dasar (KI/KD) pada silabus mata pelajaran sejarah yang relevan dengan muatan sejarah lokal yang akan digunakan sebagai materi ajar;
  • Menyusun rencana pembelajaran (RPP) yang relevan;
  • Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan ketentuan dalam RPP.

Lebih lanjut dengan meninjau masa lampau secara kritis dan proporsional akan membantu peserta didik dalam memandang dan mengambil sikap terkait kehidupan di masa mendatang dengan lebih arif.

Baca Juga: Sejarah Kepatihan Ngawi

Dalam hal ini sejarah mampu mengoneksikan antara generasi sekarang dengan generasi pendahulu di masa lampau, alasan mengenai pola pikir, tindakan, dan gaya hidup saat ini dapat dijelaskan dengan meninjau ulang kilas balik di masa lampau, sebab sejarah pada dasarnya berperan sebagai penghubung antara masa sekarang dengan masa lampau.

Selain itu posisi muatan sejarah lokal dalam kurikulum dinilai memiliki peran urgen, karena pendidikan yang ideal adalah yang didasarkan pada kontekstualiasi lingkungan sekitar peserta didik.

Penulis: Wildhan Maulana
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI