Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) telah memberikan kontribusi yang berarti dalam Pendampingan Implementasi Model Project Based Learning untuk Peningkatan Kompetensi Siswa SMP Muhammadiyah 02 Batu. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
SMP Muhammadiyah 02 Kota Batu, tahun ajaran 2022-2023 dalam pelaksanaan kurikulum Merdeka menerapkan opsi ke 1, yaitu mandiri belajar. Dengan demikian, sekolah belum membuat Kurikulum Operasional Sekolah (KTSP), tetapi mencoba menerapkan prinsip pembelajaran yang ada di kurikulum merdeka dalam rencana pembelajaran dan pelaksanaannya.
Menurut Kepmendikbudristek No 56 tahun 2022, sekolah pelaksana kurikulum merdeka dilakukan dengan prosedur dimana Satuan pendidikan melakukan pendaftaran dan menyatakan opsi implementasi Kurikulum Merdeka yang dipilih.
Dijelaskan lebih lanjut pada Buku Saku tanyajawab kurikulum merdeka bahwa sekolah yang memutuskan untuk mencoba menerapkannya, mereka akan diminta untuk mengisi formulir pendaftaran dan sebuah survei singkat. Jadi, prosesnya adalah pendaftaran dan pendataan, bukan seleksi.
Pada mata pelajaran IPA dan Matematika, mengembangkan modul ajar dengan memodifikasi modul ajar yang sudah ada. Tidak dimulai dengan menyusun ATP.
Pada tahun ajaran 2023-2024 telah berhasil penyusunan modul ajar dan pelaksanaannya. pada mapel Bahasa Indonesia, IPS, dan Seni Budaya (Seni Rupa) Semua mapel tersebut ada di kelas 7. Dokumen modul ajar terlihat bahwa semua modul ajar telah menyebutkan adanya penerapan PjBL. Namun demikian, hanya satu modul ajar yang secara jelas mendeskripsikan langkah pembelajaran berbasis PjBL.
Tidak semua guru mungkin memiliki pemahaman yang mendalam terkait model pembelajaran yang mereka pilih, dan hal ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam mengimplementasikan tahapan dengan konsisten. Selain itu, kendala sumber daya seperti waktu, dana, dan fasilitas, juga dapat menjadi hambatan yang signifikan, memaksa guru untuk melakukan modifikasi atau mengurangi tahapan tertentu.
Untuk itulah perlu pendampingan implentasi PjBL agar dapat meningkatkan kompetensi siswa yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan dilakukan pendampingan implementasi PjBL dalam pembelajaran, maka diharapkan guru-guru bisa menerapkan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran PjBL tersebut, sehingga dapt meningkatkan kompetensi siswa.
Pada tahun ajaran 2024/2025 dilaksanakan pendampingan penyusunan modul ajar dan pelaksanaannya. Hasil kesepakatan dengan sekolah, guru model untuk kegiatan ini adalah:
- Guru Bahasa Indonesia (Murtini Widyawati, S.Pd.),
- Guru IPS (Ayu Rohmahtun Nikmah, S.Pd.),
- Seni Budaya (Seni Rupa) (Slamet Arinta Rakhmadi, S.Pd.),
- Guru Matematika (Dina Rosanti, S.Pd.),
- Guru Al-Islam (Syifa, S.Pd.),
- Guru IPA (Sudarmanto, S.Pd.).,
Semua mapel tersebut ada di kelas 8. Dari kesepakatan dengan guru model, maka modul yang akan dibuat adalah 1 Modul pembelajaran PjBL. Modul yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
1) Bahasa Indonesia
Materi Bahasa Indonesia adalah analisis puisi
2) IPS
Materi IPS adalah Pluralitas Masyarakat Indonesia
3) Seni Budaya (Seni rupa)
Materi Seni rupa adalah kerajinan dari bahan lunak,semi keras dan keras
4) Matematika
Materi matematika adalah relasi dan fungsi
5) Al Islam
Materi Al Islam adalah sholat jenazah dan perawatan jenazah
6) IPA
Materi IPA adalah sistem ekskresi manusia
Berdasarkan analisis terhadap dokumen modul ajar dan pendampingan langkah pembelajaran dikelas terlihat bahwa semua modul ajar telah menyebutkan adanya penerapan PjBL. Namun demikian, pada implementasinya langkah yang jelas sesuai modul dapat dilihat pada mata pelajaran IPA, IPS dan Matematika.
PjBL yaitu Pertanyaan mendasar, mendesain perencanaan produk, menyusun jadwal pembuatan, memonitor keaktifan dan perkembangan proyek, menguji hasil, dan evaluasi pengalaman belajar.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar guru belum konsisten menyusun modul ajar yang benar, terutama dalam menguraikan tahapan atau langkah pembelajaran. Guru seringkali menghadapi tantangan dalam menjaga konsistensi dalam melaksanakan tahapan yang sesuai dengan model pembelajaran yang mereka pilih.
Salah satu faktor yang dapat memengaruhi konsistensi ini adalah kurangnya pemahaman terhadap konsep atau prinsip dasar model pembelajaran tersebut . Tidak semua guru mungkin memiliki pemahaman yang mendalam terkait model pembelajaran yang mereka pilih, dan hal ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam mengimplementasikan tahapan dengan konsisten.
Selain itu, kendala sumber daya seperti waktu, dana, dan fasilitas, juga dapat menjadi hambatan yang signifikan, memaksa guru untuk melakukan modifikasi atau mengurangi tahapan tertentu.
Permasalahan yang dihadapi sekolah adalah: (1) Semua mapel telah menerapan PjBL, namun demikian, hanya tiga mapel yang secara jelas mendeskripsikan langkah pembelajaran berbasis PjBL.
Solusi:
- Pelatihan penyusunan modul berbasis PjBL
- Pendampingan penyusunan modul berbasis PjBL
- Pendampingan pelaksanaan pembelajaran melalui PjBL
Target luaran pendampingan ini adalah seluruh guru SMP Muhammadiyah 02 Kota Batu adalah Semua guru dapat mengembangkan modul ajar berbasis PjBL, dan Guru terampil melaksanakan pembelajaran berbasis PjBL berupa video pembelajaran.
Penulis:
- Citra Lesmana
- Elsa Putri Maharani
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News