Saksi Bisu dari Alam: Bagaimana Serbuk Sari Membuka Kasus Kriminal

Saksi Bisu dari Alam: Bagaimana Serbuk Sari Membuka Kasus Kriminal
Serbuk Sari atau Polen

Saat ini, bidang ilmu palinologi forensik sedang mendapatkan perhatian secara global.

Namun, meskipun bidang ini menawarkan banyak keunggulan dibandingkan bukti biologis lainnya, penggunaannya masih belum meluas.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: mengapa bidang ilmu yang memiliki potensi besar ini belum dimanfaatkan secara optimal?

Apa Itu Palinologi Forensik?

Palinologi forensik adalah bidang ilmu yang menggunakan studi struktur mikroskopis seperti polen untuk mendukung atau menyangkal hubungan dalam kasus hukum, baik itu perdata maupun pidana.

Bacaan Lainnya

Partikel ini bisa menempel pada pakaian, sepatu, kendaraan, dan barang-barang pribadi yang tak mudah hilang meski telah melewati proses pembersihan.

Dengan kata lain, palinologi forensik membantu memecahkan kasus kejahatan dengan menganalisis polen dan spora yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) atau pada barang bukti.

Bagaimana Serbuk Sari Menjadi Bukti?

Dalam dunia forensik, serbuk sari atau polen telah menjadi salah satu alat bukti yang penting dalam mengungkap kejahatan.

Dengan analisis morfologi serbuk sari, investigator dapat menentukan jenis tanaman yang terkait dengan kejahatan.

Dalam kasus forensik, sampel serbuk sari dikumpulkan dari barang bukti lalu diperiksa di bawah mikroskop.

Dengan mencocokkan jenis polen yang ditemukan dengan peta sebaran tumbuhan, penyidik bisa memperkirakan dari mana asalnya.

Misalnya, jika ditemukan polen dari tanaman endemik Kalimantan pada jas pelaku di Jakarta, hal itu bisa mengindikasikan bahwa pelaku sempat berada di Kalimantan.

Metode ini telah digunakan di beberapa negara maju dan mulai diadopsi oleh lembaga forensik di Indonesia.

Meski belum menjadi prosedur standar, potensi palinologi forensik dinilai besar, terutama dalam kasus yang membutuhkan analisis lokasi secara mendalam.

Analisis Morfologi

Serbuk sari memiliki struktur yang unik dan dapat dianalisis untuk menentukan jenis tanaman asalnya.

Analisis ini melibatkan pengamatan bentuk serbuk sari, unit serbuk sari, ukuran serbuk sari, tipe apertura, dan tipe skulptur atau ornamentasi eksin.

Ketersediaan

Serbuk sari dapat ditemukan di berbagai lingkungan, termasuk tanah, air, dan udara, sehingga dapat menjadi bukti yang berguna dalam investigasi kejahatan.

Ketahanan

Serbuk sari dapat bertahan lama dalam kondisi tertentu, sehingga dapat menjadi bukti yang tahan lama.

Peran Palinologi di Amerika dan Dunia

Salah satu pusat penelitian terkemuka dalam bidang palinologi forensik berada di Texas A&M University, Amerika Serikat.

Laboratorium tersebut dipimpin oleh Vaughn Bryant, yang telah berperan dalam berbagai penyelidikan, termasuk kasus-kasus terorisme dan perdagangan narkoba.

Kontribusi penting dari Bryant tercatat setelah serangan 11 September 2001.

Pada saat itu, lembaga federal meminta bantuannya untuk menganalisis serbuk sari yang ditemukan pada surat-surat yang dikirim oleh para pelaku.

Meskipun demikian, penerapan palinologi forensik di Amerika Serikat masih tergolong terbatas.

Jumlah spesialis yang minim dan keterbatasan pendanaan menjadi kendala utama dalam pengembangannya.

Bryant menekankan perlunya peningkatan pelatihan serta penguatan sumber daya manusia agar ilmu ini dapat dimanfaatkan secara lebih luas, sebagaimana yang telah dilakukan di Inggris dan Selandia Baru, dua negara yang telah rutin menerapkan palinologi dalam sistem hukum mereka.

Kasus Pertama Serbuk Sari Digunakan sebagai Bukti

Kasus pertama yang terdokumentasi dari penggunaan palinologi forensik sebagai bukti terjadi di Austria dan Swedia pada tahun 1959.

Ketika para ilmuwan menggunakan analisis serbuk sari untuk menghubungkan tersangka dengan lokasi kejadian perkara, menandai awal mula penerapan ilmu palinologi dalam penyelidikan kriminal modern.

Pada tahun 1959 di Austria, seorang pria hilang saat menyusuri Sungai Danube, dan jasadnya tidak pernah ditemukan.

Teman sekaligus rekan bisnis korban menjadi tersangka utama dan ditangkap. Namun, tanpa adanya bukti berupa jasad, kasus tersebut menjadi sangat lemah.

Saat menggeledah kabin tersangka, polisi menemukan sepasang sepatu bot berlumpur.

Untuk menganalisis lumpur tersebut, polisi meminta bantuan ahli palinologi, Wilhelm Klaus, dari Universitas Wina.

Klaus menemukan kombinasi unik antara serbuk sari modern dan fosil yang hanya cocok dengan sebuah wilayah kecil di utara Wina.

Ketika dihadapkan pada bukti tak terbantahkan ini, tersangka akhirnya mengakui perbuatannya dan menunjukkan lokasi kuburan korban—tepat di area yang telah diprediksi oleh Klaus.

Tahun 1959 di Swedia, seorang wanita dibunuh pada bulan Mei saat sedang dalam perjalanan di Swedia tengah.

Pemeriksaan palinologi terhadap sampel tanah dari tempat kejadian perkara membuktikan bahwa pembunuhan tidak terjadi di lokasi penemuan jasad karena tanah tersebut tidak mengandung serbuk sari dari tumbuhan yang umum di daerah tersebut.

Selain itu, terbukti bahwa pembunuhan terjadi pada bulan Mei, karena musim penyerbukan tumbuhan Plantago dan Rumex telah berakhir pada waktu itu.

Studi Kasus (Bella Bond “Baby Doe”)

Contoh lainnya mengenai keberhasilan palinologi forensik dalam membantu penyelidikan kriminal terjadi pada tahun 2015 di Amerika Serikat.

Seorang anak perempuan ditemukan tewas di dalam kantong plastik di tepi Deer Island, Boston, Massachusetts.

Tanpa identitas dan petunjuk yang jelas, korban sementara disebut sebagai “Baby Doe” oleh media dan publik.

Penyelidikan kasus ini sempat mengalami kebuntuan hingga keterlibatan ahli palinologi mengubah arah penyidikan.

Shannon Ferguson, mahasiswa doktoral dari Louisiana State University yang saat itu sedang magang di Departemen Keamanan Dalam Negeri, bekerja sama dengan Dr. Andrew Laurence, kepala tim palinolog.

Mereka melakukan analisis terhadap serbuk sari yang ditemukan pada pakaian dan selimut korban.

Dengan menggunakan alat penyedot kecil, partikel mikroskopis tersebut dikumpulkan lalu dianalisis di bawah mikroskop.

Hasilnya menunjukkan bahwa jenis-jenis serbuk sari yang ditemukan berasal dari wilayah Boston dan sekitarnya, mengindikasikan bahwa korban kemungkinan besar merupakan penduduk lokal.

Temuan ini mempersempit lingkup pencarian dan pada bulan September 2015, korban berhasil diidentifikasi sebagai Bella Bond, seorang anak perempuan berusia dua tahun.

Ibunya, Rachelle Bond, dan pacarnya, Michael McCarthy, kemudian ditetapkan sebagai tersangka.

McCarthy divonis bersalah atas pembunuhan tingkat dua dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, sedangkan Rachelle mengaku bersalah sebagai aksesori setelah fakta dan dijatuhi hukuman lebih ringan.

Kasus Bella Bond menjadi bukti bahwa serbuk sari, meski sering kali luput dari perhatian, dapat menjadi petunjuk penting dalam mengungkap kebenaran.

Analisis palinologi tidak hanya memberikan informasi geografis, tetapi juga waktu peristiwa, menjadikannya alat yang sangat bernilai dalam dunia forensik modern.

Palinologi Forensik di Indonesia

Penggunaan ilmu palinologi forensik di Indonesia masih sagat jarang terdengar, bahkan nyaris belum dikenal dalam proses penegakkan hukum.

Padahal, dengan keanekaragaman hayati dan kondisi geografis Indonesia yang unik, potensi penerapan palinologi forensik di tanah air sangat besar.

Pengembangan laboratorium palinologi, pelatihan ahli, serta kolaborasi antara penegak hukum dan akademisi dapat menjadi langkah awal yang bisa ditempuh.

Apabila dimanfaatkan secara serius, serbuk sari dapat menjadi saksi bisu yang membantu mengungkap banyak kasus yang selama ini sulit dibuktikan secara konvensional.

 

Penulis:
1. Filla Devia Magdalina
2. Intani Zasqia Wibowo
3. Melati Andini
4. Khairunnisa Putri
Mahasiswa Prodi Biologi Terapan, Universitas Lampung

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses