Manuskrip Hal Ihwal Adat Minang Tinjauan Aksara Arab-Melayu

Rumah Gadang
Ilustrasi Rumah Gadang (Sumber: Media Sosial dari depositphotos.com)

Penelitian dalam naskah ini merupakan penelitian objek filologi yang berpatokan pada teks dan naskah kuno beberapa abjad lalu.

Bahkan penelitian filologi merupakan salah satu usaha dalam penggalian nilai-nilai luhur yang terdapat dalam naskah-naskah kuno yang sudah tertulis pada zaman kakek nenek moyang kita atau berkisar setara 50 tahun yang lampau yang menjadi rujukan dan sumber-sumber ilmu pengetahuan filologi yang berkembang pesat serta melalui pemikiran tokoh-tokoh yang diajarkan secara primitif.

Berdasarkan penelitian filologi tersebut dapat diketahui dari latar belakang segi adat minang bahkan naskah kuno adat minang ini berasal dari provinsi Sumatera Barat di antaranya mengenai pembagian wilayah adat, suku, darek dan rantau serta hal-hal yang bersinggungan dengan sifat-sifat orang beradat.

Dapat diketahui pula bahwa salah satu tujuan adat minang ialah membentuk individu yang berbudi luhur, berbudaya dan beradab serta sangat mengutamakan akhlak dan jiwanya dan sangat menghormati seperti dalam bertamu dan bersilaturrahmi.

Bacaan Lainnya

Berikut peneliti menjabarkan dan mendeskripsikan naskah kuno hal ihwal adat minang yang berisi dengan perilaku orang dan adat dan budaya minangkabau pada gambar tersebut:

Manuskrip 1
Manuskrip 2

Pada Qishah Hal ihwal adat minang berisi dari bagian 2 halaman awal hingga 2 baggian awal penutup dalam Aksara Arab Melayu sebagai berikut;

Aa’uzubillahi minasy syaithanirrajim, bismillahirrahmanirrahmanirrohim..

Alhamdulillahi ‘ala ni’matihi waa fadhlihi waa tawfiqihil kabril karib wassholatu wassalamu ‘aala sayyidina muhammadin waa ashabihi wattabi’it taabi’iin ilaa yaumiddin Amma ba’du.

Bada’tu kaatibatan hazaan bismillahirrahmanirrohim Liasrin ‘anil hadiisi nabiyyi shallallahu ‘alaihi wasallam qola Li annahu yubda’ Bismillahirrohmanirrohim Fahuw Abtarrun fid dunya hamadtullahi Liyasyri hannani bil maqsuudhi hadzaa ya’ni shodiqotu.

Amma naa ‘allamasshodiqotu, ma’na shodiqoti surrofi ilallah. Asshodiqotu ilallah khoslanil uulaa jasdul kabri ayyu dzohrun, Ast Tsaani jasdul bathinu ayyu lathfun muhammadun ismuhu ruhun ismuhu.

Naqbilu ta’allumi qobla ‘allumi ilaina nasdiqu jasdil kabril hayyati nasdiqu jasdil kabril ‘ilmi nasdiqu jasdil kabril fuddarti nasdiqu jasdil iradati nasdiqu jasdil kabri sami’i nasdiqu jasdil kabril bashori nasdiqu jasdil kabril kalimi. Ast tsalis jasdul bathiniy.

Jasdul bathinu muhiizuhu jasdil kabri Laa yahuttu Annamallahu fi’lun innamallahu jaalu Annamallahu washfun maa shifatullahi Lil ‘aalamiin.

Waa maa istafhaamiyyati ya’ni Alhayyatul ‘ilmi, Al Qudrotu, Al Iradatu, Assami’u Al bashiru, Alkalimul hayyatullahi.

Teks Naskah 2 Halaman Awal Hal Ihwal Adat Minang sebagai berikut:

Aku berlindung dari godaan syaitan yang terkutuk, dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Segala puji bagi Allah atas berkat, rahmat, dan kesuksesan-Nya dalam hal yang dijalani dengan susah payah.

Dan dengan doa dan damai atas junjungan limpahan kita Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa sallam, para sahabatnya dan para pengikutnya sampai hari kiamat, seperti yang terjadi selanjutnya.

Saya memulai dengan menulis dengan membaca bismillahirrohmanirrohim, dari hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan bahwa sungguh memulai dengan mengucapkan bismillahirrohmanirrohim maka dia dimudahkan untuk menjalani sesuatu dan urusannya di dunia maka dia dikabulkan dan dimudahkan oleh Allah dengan rasa bersyukur atas nikmat yang diberikannya, dan betapa indah karya yang berisi nostalgia ini dengan maksud ini ialah thariqah atau cara-cara beradat minang.

Demi keamanan dan ketentraman ilmu yang disampaikan dengan cara menyebar luaskan, yakni makna metode atau cara sendiri ialah untuk meraih jalan dan pahala dari Allah dengan cara menyebar luaskan ilmu yang didapatkannya.

Jalan menuju Allah memiliki dua sifat, pertama tubuh lahiriah, kedua tubuh batiniah yaitu kelembutan Nabi Muhammad yang namanya ruh.

Kami menerima pembelajaran sebelum mengajari kami dengan mempercayai tubuh kami dalam kehidupan ialah pengetahuan.

Kami percaya tubuh kebanggaan yang dinamai Al Qudrah atau kemampuan, kami percaya tubuh besar kemauan, kami percaya tubuh besar mendengar, kami percaya tubuh besar melihat, dan kami percaya tubuh besar berbicara.

Kedua tubuh lahir bathiniah, tubuh bathiniah ialah tubuh yang sehat dari lahiriah, tubuh kesombongan tidak merendahkan Tuhan yang berarti ialah tuhan hanyalah kondisi gambarannya dari apa yang tuhan gambarkan kepada dunia.

Pengetahuan ialah kekuatan, kehendak, kemampuan, pendengaran, penglihatan, dan ucapan kepada Allah.

Teks Naskah 2 Halaman Akhir Hal Ihwal Adat Minang sebagai berikut:

Adafun mamakai thariqah ahlus sunnah wal jamaah hukumati waajib buri’a sarokaan hadisi bisari’aati muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ‘alaikum bisunnati wa sunnatil khulafair rosyidiin, Li maqsud da’aana sawanah yada thoriqoti yaha dafakay nay dan shohiyanat yanj sifat awro’a. adafun manjawal daroh ayat hukumna harom karona syartho jawwal baliy dailahu baroghih da miiliki sur’akan daroh manusiya ayta taydak miliki manusiya.

Lisababi ayat taydak da jawwal taydak sobiha da jawwal barda sarokan hadiyyat nasikit Laa bay’a illa fii ma yumlaku. Danakolakan dari i’anahu juz’a 3 halaman 8 adafun maro;ti kafirosi hukumati harom aturoba.

Adapun memakai metode ahlus sunnah wal jamaah hukumnya wajib sehingga tidak salah dengan syariat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yakni kalian memiliki sunnah seperti ku dan sunnah para khulafahu rasyidin yang diberi petunjuk dengan benar.

Dan dimaksud ini mengajak dun sanak sekalian dengan cara yang dipakai Nabi dan sahabinya yang memiliki sifat yang tinggi.

 

Penulis:

  1. Teuku Muhammad Fauzan Robbani
  2. Dr.Iin Suryaningsih, M.A

Mahasiswa Bahasa dan Kebudayaan Arab, Universitas Al Azhar Indonesia

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Referensi:

Kisah hal ihwal Adat Minang-Sumatera Barat

https://lektur.kemenag.go.id/manuskrip/web/koleksi-detail/lkk-sumbar2014-ulakan-019.html#ad-image-2

https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Tambo_Minangkabau

Dra. Kencana S. Pelawi, et al. (1993) “Tambo Minang” Jakarta: Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara – Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses