A. Pengertian Supervisi Pendidikan
Istilah supervisi dalam dunia pendidikan di Indonesia baru dikenal pada tahun 60-an. Secara etimologis, supervisi berasal dari bahasa Inggris yaitu to supervise yang artinya mengawasi. Secara morfologis, supervisi berasal dari dua kata, yaitu super dan visi.
Di mana kata super mempunyai arti lebih dan visi yang berarti kemampuan melihat. Jadi, secara harfiah supervisi dapat diartikan sebagai kelebihan yang dimiliki seseorang untuk melihat jauh ke depan.
Adapun orang yang melakukan supervisi disebut supervisor (orang yang mempunyai pandangan jauh ke depan), sedangkan orang yang dilakukan supervisi disebut supervisee (orang yang dikenai pengawasan yang dilakukan oleh supervisor).
Jadi dapat disimpulkan bahwa supervisi merupakan kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kelebihan atau kemampuan, dengan tujuan agar orang yang diawasi menjadi lebih baik.
Adapun pengertian supervisi menurut para ahli yaitu:
1. Adams dan Frank G. Dickey
Supervisi pendidikan merupakan program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran.
2. Harris Chester
Supervisi pendidikan merupakan usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan, dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan evaluasi pengajaran.
3. Bordman, Charles, Harl R. Doglas, dan Rudyard K. Bent
Supervisi pendidikan merupakan suatu usaha untuk menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara berkelanjutan pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. dengan demikian mereka dapat menstimulir dan membimbing pertumbuhan tiap peserta didik secara berkelanjutan serta mampu dan lebih mahir berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.
4. Nerry
Supervisi pendidikan merupakan prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.
5. Burton dan Leo J. Bruckner
Supervisi pendidikan merupakan teknik pelayanan dengan tujuan utama untuk mempelajari serta memperbaiki bersama-sama faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Berdasarkan beberapa pengertian supervisi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa supervisi pendidikan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan profesional guru dalam upaya untuk mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik melalui berbagai cara mengajar yang lebih baik yang nantinya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik.
B. Tujuan Supervisi Pendidikan
Menurut pendapat Piet A. Suhertian dalam (Shaifudin, 2020) menyatakan bahwa supervisi pendidikan bertujuan sebagai pemberi layanan serta bantuan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
Kemudian, Syaiful Sagala dalam (Shaifudin, 2020b) mengemukakan bahwa tujuan supervisi pendidikan yakni sebagai sarana dalam membantu guru melakukan pengembangan kegiatan belajar mengajar, menerjemahkan kurikulum, serta mengembangakan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan.
Tujuan supervisi pendidikan juga berfokus untuk mencapai tujuan pendidikan yang mana kepala sekolah serta guru berperan sebagai penanggung jawab. Maka, dapat dikatakan bahwa tujuan supervisi juga berkenaan dengan berbagai aspek meliputi kognitif, psikomotorik, dan afektif dalam upaya peningkatan kualitas pengelolaan sekolah.
Hal ini dijelaskan oleh Suryani dalam (Addini et al., 2022) yang menyatakan bahwa supervisi bertujuan sebagai pengendali kualitas, pengembangan profesional, serta upaya dalam memotivasi guru.
Sergiovanni dalam (Saharudin et al., 2022) berpendapat bahwa terdapat tiga tujuan supervisi pendidikan, diantaranya adalah:
- Membantu guru dalam mengembangkan kemampuan profesional yang dimiliki berkaitan dengan pemahaman di bidang akademik maupun situasi kelas, serta mengembangkan keterampilan guru dalam mengajar serta menggunakan kemampuan yang dimiliki dengan teknik tertentu.
- Melakukan monitor terhadap proses pembelajaran di sekolah. Hal ini dapat dilakukan oleh kepala sekolah dengan melakukan kunjungan ke kelas ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.
- Memberi dorongan terhadap guru dalam menerapkan kemampuan yang dimiliki ketika menjalankan tugas yang diemban serta memberi dorongan agar guru berkomitmen terhadap tugas serta tanggung jawab yang dijalankan.
Dari berbagai uraian di atas, dapat disimpulkan bahwasanya tujuan dari supervisi pendidikan yakni memberi bantuan serta dorongan kepada guru sebagai upaya meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran serta pengelolaan sekolah, supervisi juga bertujuan untuk memberi dorongan kepada guru dalam meningkatkan kemampuan profesional yang dimiliki.
C. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan adalah proses pemberian bantuan dan bimbingan kepada guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Proses ini didasarkan pada beberapa prinsip dasar yang perlu dipahami oleh seorang supervisor.
Dalam artikel yang ditulis oleh Elza dan Hade (Putri & Afriansyah, 2020) menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip dasar yang harus dikuasai oleh seorang supervisor, yaitu sebagai berikut: Berikut adalah beberapa prinsip utama dalam supervisi Pendidikan diantaranya:
1. Prinsip Ilmiah (Scientific)
Milasari berpendapat bahwa prinsip ilmiah dalam supervisi menuntut adanya bukti nyata dalam setiap kegiatannya. Supervisor harus berdasarkan data yang akurat dan dapat diukur, bukan hanya perasaan atau pendapat pribadi (Milasari et al., 2021).
2. Prinsip Kooperatif
Prinsip kooperatif atau disebut juga prinsip kerja sama dalam supervisi Pendidikan menekankan pentingnya kerja sama antara supervisor dan guru. Keduanya harus berperan aktif dalam proses peningkatan kualitas pembelajaran. Tujuannya adalah untuk meningkatkan profesionalisme guru sehingga kualitas pembelajaran (Milasari et al., 2021).
3. Prinsip Konstruktif dan Kreatif
Prinsip konstruktif dan kreatif dalam supervisi bertujuan untuk membuat guru merasa nyaman dan termotivasi untuk terus belajar. Supervisor tidak hanya mencari kesalahan, tetapi juga dapat memberikan solusi dan ide-ide baru.
Contohnya jika ada seorang guru yang merasa kesulitan dalam mengajar matematika, supervisor dapat memberikan pujian, saran, atau mengajak diskusi guru tersebut untuk mencari solusi bersama (Milasari et al., 2021).
4. Prinsip Realistik
Prinsip realistik dalam supervisi pendidikan berarti bahwa semua kegiatan supervisi harus didasarkan pada kondisi dan kenyataan yang sebenarnya terjadi di lapangan (Setiady, n.d.).
5. Prinsip Progresif
Prinsip progresif menurut Muhammad Amin Fathih dalam tulisannya berarti selalu mengevaluasi apakah tindakan guru dapat membawa pembelajaran ke arah yang lebih baik dan efektif. Setiap pengamatan yang dilakukan bertujuan untuk melihat sejauh mana guru berhasil menciptakan proses belajar yang semakin lancar dan maju (Fathih, 2022).
D. Peran Supervisor dan Guru dalam Supervisi Pendidikan
1. Peran Supervisor dalam Supervisi Pendidikan
Maka peranan supervisor sesuai dengan fungsinya adalah memberi dukungan (support), membantu (assisting), dan mengikutsertakan (shearing).
Selain itu, peranan seorang supervisor adalah menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga guru-guru merasa aman dan bebas dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggung jawab. Di samping sebagai seorang supervisor dengan berbagai fungsinya, supervisor juga dapat berperan sebagai berikut:
a. Koordinator
Sebagai koordinator dapat mengkoordinasikan program belajar mengajar, tugas-tugas anggota staf, dan berbagai kegiatan yang berbeda-beda diantara guru-guru. Seperti: mengkoordinasikan program belajar mengajar, tugas-tugas anggota staf, dan berbagai kegiatan yang berbeda-beda di antara guru-guru.
b. Konsultan
Sebagai konsultan dapat memberikan bantuan, bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individu maupun secara kelompok. Seperti: kesulitan dalam mengatasi siswa yang sulit belajar yang menyebabkan guru sendiri sulit untuk mengatasi dalam setiap pembelajaran di kelas.
c. Pemimpin Kelompok
Sebagai seorang pemimpin kelompok, dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok pada saat menyusun dan mengembangkan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru-guru secara bersama. Menimbulkan dan memelihara sikap percaya antar sesama anggota maupun antar anggota dengan yang lainnya, memupuk sikap saling tolong menolong serta memperbesar rasa tanggung jawab para anggota.
d. Evaluator
Sebagai evaluator dapat membantu para guru dalam menilai hasil dan proses belajar serta dapat menilai kurikulum yang dikembangkan. Misalnya: pada akhir semester diadakan evaluasi diri sendiri dengan memperoleh umpan balik dari setiap peserta didik yang dapat dipakai sebagai bahan untuk memperbaiki dan meningkatkan dirinya.
2. Peran Guru dalam Supervisi Pendidikan
Peranan guru terhadap hasil belajar tidaknya program supervisi ini adalah sangat besar. Peranan guru dalam supervisi secara lebih rinci dapat ditelusuri dari pelaksanaan supervisi tersebut.
Fokus utama dalam pelaksanaan supervisi adalah guru. Di dalam pelaksanaan supervisi, sikap kooperatif guru yang ditunjukkan dalam fase perencanaan tetap masih diperlukan.
Kesediaan guru untuk diobervasi dan dianalisis perilaku mengajarnya serta kesediaan untuk berdialog dengan supervisor harus terus dikembangkan, sehingga guru dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari proses supervisi.
Perlu diketahui bahwa supervisor tidak memiliki tujuan untuk mencari kesalahan akan tetapi memberikan balikan tentang kelemahan dan kekuatan guru dalam melaksanakan tugasnya.
Fase evaluasi program supervisi merupakan kesempatan yang baik bagi guru untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai dan kekurangan apa yang masih harus diperbaiki. Supervisor dapat memberikan saran secara terbuka tetapi bersahabat tentang masalah-masalah yang dikemukakan dalam penilaian, dan guru harus bersifat terbuka untuk menerimanya.
E. Proses Supervisi Pendidikan
Proses supervisi merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan ketika supervisi berlangsung. Fokus dalam proses supervisi yakni berdasar pada prinsip supervisi yang harus dipahami dengan baik oleh kepala sekolah agar proses berjalan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan (Mulloh & Muslim, 2022).
Proses dalam supervisi dibagi dalam 3 langkah utama, yakni:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah awal yang harus dilakukan dengan tujuan agar supervisi dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.
Hal-hal yang harus dilaksanakan dalam langkah ini mencakup pengumpulan informasi dengan melakukan kunjungan kelas atau bertemu guru yang bersangkutan secara personal, kemudian dilakukan koreksi data yang telah dikumpulkan, dilanjutkan dengan klasifikasi informasi yang sesuai dengan permasalahan yang ada.
Selanjutnya adalah melakukan penarikan kesimpulan dengan mengacu pada sumber data, dan yang terakhir adalah menetapkan teknik atau metode yang akan digunakan dalam proses supervisi.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan yang dilakukan dengan observasi kelas bertujuan untuk meninjau sejauh mana kualitas profesionalisme guru dalam melakukan proses pembelajaran di kelas. Dengan hal ini diharapkan dapat meningkatkan serta memperbaiki kualitas serta kemampuan guru dalam proses belajar mengajar dan mencapai tujuan pembelajaran.
3. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menelaah proses yang telah terlaksana untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian pelaksanaan meninjau dari rencana yang telah dibuat. Langkah ini juga digunakan untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Hasil dari kegiatan evaluasi ini, guru dan kepala sekolah akan melakukan diskusi mengenai hasil dari proses mengajar guru, tujuan pembelajaran, dan aspek pembelajaran yang menjadi fokus utama supervisi pendidikan.
Sehingga, evaluasi supervisi ini penting untuk dilakukan agar mengetahui keberhasilan dari pelaksanaan supervisi yang telah diberikan, dan hasil dari evaluasi tersebut akan digunakan sebagai pedoman dalam menyusun program supervisi kedepannya.
F. Hambatan dan Tantangan dalam Supervisi
Dalam supervisi Pendidikan, terdapat berbagai hambatan dan tantangan yang sering dihadapi. Dalam penelitiannya, Hendrikus Dasrimin mengidentifikasi beberapa masalah utama yang menghambat efektivitas supervisi pendidikan, yaitu (Dasrimin, 2023):
1. Faktor internal
- Kepala sekolah: (1) Beban kerja yang berat, (2) Jadwal yang padat, (3) Kurangnya kompetensi kepala sekolah sebagai supervisor karena tidak semua kepala sekolah memiliki latar belakang Pendidikan yang memadai untuk melakukan supervisi secara efektif,(4) Keterbatasan sumberdaya yang dapat membantu kepala sekolah menjalankan supervisi (Syahreza, 2010).
- Guru: (1) Kurangnya penguasaan materi dan metode pembelajaran dengan baik, (2) Banyak guru masih memandang supervisi sebagai suatu hal yang negatif dan menakutkan. Mereka merasa bahwa supervisi lebih berorientasi pada penilaian dan mencari kesalahan, daripada memberikan dukungan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini menyebabkan guru menjadi kurang terbuka dan kurang bersedia untuk berpartisipasi aktif dalam proses supervisi (Syahreza, 2010).
- Lingkungan sekolah: keterbatasan fasilitas seperti perpustakaan, laboratorium, atau media pembelajaran sehingga dapat membatasi kegiatan pembelajaran (Syahreza, 2010).
2. Faktor Eksternal
- Perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat guru kesulitan untuk mengikuti perkembangan terbaru (Muhajirah et al., 2023).
- Kebijakan Pendidikan yang berubah-ubah membuat guru dan kepala sekolah merasa tidak stabil (Muhajirah et al., 2023).
G. Tips Sukses Melaksanakan Supervisi
Melaksanakan supervisi yang efektif adalah kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengembangan profesional guru. Berikut adalah beberapa tips sukses yang dapat membantu dalam proses supervisi.
- Menentukan tujuan yang jelas dan memastikan semua pihak memahami dan sepakat mengenai tujuan supervisi agar prosesnya terfokus dan efektif.
- Membangun hubungan yang baik atau menciptakan ikatan yang positif antara supervisor dan guru, sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik.
- Menggunakan observasi yang objektif, artinya melakukan observasi dengan pendekatan yang berfokus pada data dan fakta, bukan pada penilaian pribadi.
- Memberikan umpan balik dengan cara yang mendukung, menyoroti kekuatan dan area yang perlu diperbaiki.
- Melibatkan dan mengajak guru berpartisipasi aktif dalam refleksi dan diskusi untuk meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab.
- Memberikan pengetahuan kepada guru terhadap pelatihan dan materi yang dapat mendukung pengembangan profesional mereka.
- Melakukan tindak lanjut dan pastikan ada langkah-langkah konkret yang diambil setelah sesi supervisi untuk memastikan perbaikan berkelanjutan.
- Fleksibel dan adaptif, maksudnya menyesuaikan pendekatan supervisi dengan kebutuhan dan konteks masing-masing guru.
- Lakukan evaluasi rutin terhadap efektivitas supervisi dan siapkan rencana perbaikan jika diperlukan.
- Menciptakan lingkungan atau suasana supervisi kondusif dan nyaman bagi guru untuk berbagi dan belajar.Â
Penulis:
- Anandyah Nur Aini
- Hana Syakira
- Mar’atun Nabila
- Roichatuzzuhriyah Filailatil Fitriyah
- Vira Maulidafi Chusniyatin
Mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, UIN Sunan Ampel
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Referensi
Addini, A. F., Husna, A. F., Damayanti, B. A., Fani, B. I., Nihayati, C. W. N. W., Daniswara, D. A., Susanti, D. F., Imron, A., & Rochmawati, R. (2022). Konsep Dasar Supervisi Pendidikan. Jurnal Wahana Pendidikan, 9(2), Article 2. https://doi.org/10.25157/wa.v9i2.7639
Dasrimin, H. (2023, November 25). Supervisi Pembelajaran Sering Gagal? Ini Solusinya. KOMPASIANA. https://www.kompasiana.com/dasrimino/6561499fc57afb070761c582/supervisi-pembelajaran-terhadap-guru-sering-gagal-ini-solusinya
Dr. Inom Nasution, M.Pd. (2021). Supervisi Pendidikan. CV. Pusdikra Mitra Jaya.
Fathih, M. A. (2022). Meninjau Kembali Prinsip dan Perencanaan Supervisi Pendidikan Sebagai Pengawasan dalam Pendidikan yang Bersifat Pembinaan. Al-Idaroh: Jurnal Studi Manajemen Pendidikan Islam, 6(2), Article 2. https://doi.org/10.54437/alidaroh.v6i2.384
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Ftahtamedia.co.id%2Findex.php%2Fissj%2Farticle%2Fdownload%2F499%2F493%2F1856&psig=AOvVaw1SEhJ4vSxisVjhIvpFmjhh&ust=1730129004323000&source=images&cd=vfe&opi=89978449&ved=0CAQQn5wMahcKEwjwy-737q6JAxUAAAAAHQAAAAAQBA
Mainuddin, M., Harahap, T. K., Noerhasmalina, N., Rahmah, N., Ningsih, S. R., & Baro’ah, S. (2023). SUPERVISI PENDIDIKAN. Penerbit Tahta Media. http://tahtamedia.co.id/index.php/issj/article/download/499/493
Milasari, M., Hasibuan, L., Us, K. A., Wahyudi, H., & Saputra, H. (2021). Prinsip-prinsip Supervisi, Tipe/Gaya Supervisi, Komunikasi Dalam Supervisi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan Islam. Indonesian Journal of Islamic Educational Management, 4(2), Article 2. https://doi.org/10.24014/ijiem.v4i2.13056
Muhajirah, M., Rahman, D., & Nursita, L. (2023). PROBLEMATIKA DALAM PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN. Nazzama: Journal of Management Education, 3(1), Article 1. https://doi.org/10.24252/jme.v3i1.40059
Mulloh, T., & Muslim, A. Q. (2022). ANALISIS PERAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU. Journal Publicuho, 5(3), Article 3. https://doi.org/10.35817/publicuho.v5i3.29
Nasution, I., Pramudya, A., Tanjung, A., Oktapia, D., Nisa, K., Azzahrah, N., & Nurdahyanti. (2023). Supervisi Pendidikan Era Society 5 . 0. Jurnal Riset Pendidikan dan Bahasa, 2(2).
Putri, E. D., & Afriansyah, H. (2020). Konsep Dasar, Prinsip dan Peranan Supervisi Pendidikan. https://doi.org/10.31219/osf.io/9m3g4
Saharudin, S., Syaifuddin, M., & Tambak, S. (2022). Supervisi Pendidikan. Jurnal Ilmu Multidisplin, 1(2), 490–497. https://doi.org/10.38035/jim.v1i2.57
Setiady, Y. (n.d.). Kegiatan Supervisi Akademik | SD NEGERI 7 MUNTOK. Retrieved October 28, 2024, from http://sdn7muntok.sch.id/read/104/kegiatan-supervisi-akademik
Shaifudin, A. (2020a). SUPERVISI PENDIDIKAN. El-Wahdah: Jurnal Pendidikan, 1(2), 25–42. https://doi.org/10.35888/elwahdah.v1i2.4158
Shaifudin, A. (2020b). SUPERVISI PENDIDIKAN. EL WAHDAH, 1(2), 37–54. https://doi.org/10.35888/elwahdah.v1i2.4158
Syahreza, K. (2010). SUPERVISI AKADEMIK SEBAGAI SARANA PENINGKATAN KINERJA GURU SOSIOLOGI DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM). Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi, 4(1), Article 1. https://doi.org/10.21831/dimensia.v4i1.3427
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News