Indonesia terdiri dari berbagai provinsi yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yang mencerminkan keberagaman budaya dan tradisi yang kaya di setiap wilayahnya. Batang adalah salah satu kabupaten di wilayah provinsi Jawa Tengah yang dikenal dengan keindahan alamnya, berbagai destinasi wisata dan keberagaman budaya, tradisi, serta kebiasaan masyarakat.
Batang memiliki identitas budaya yang kaya, tercermin dalam berbagai tradisi dan kesenian yang unik serta masih dipertahankan sampai sekarang. Salah satu kesenian yang menonjol adalah Tari Babalu. Tari Babalu menjadi bagian penting dari identitas Batang yang menjadi kebanggaan masyarakat serta menunjukkan kekayaan budaya yang terus dilestarikan.
Menurut Bu Rissalatul Syarifah, salah satu murid tari di Sanggar Putra Budaya dan sekarang merupakan seorang pemilik Sanggar Antariksa Batang mengatakan bahwa tari Babalu merupakan kesenian yang diciptakan pertama kali oleh Sanggar Putra Budaya karena pada saat itu Batang belum memiliki tari tradisional yang bisa dijadikan suatu identitas. Tari Babalu pertama kali ada sejak awal tahun 1998, kemudian mulai diperkenalkan ke masyarakat sekitar tahun 2000.
Tari Babalu memiliki makna aba-aba terlebih dahulu dan sebenarnya terkandung unsur tradisi kuntulan. Tari Babalu menceritakan tentang perjuangan prajurit di Kabupaten Batang yang dahulu berperan melawan penjajah melalui kesenian tari. Karena dengan kesenian tari, prajurit dapat mengelabui penjajah dengan cara menghibur, namun di sela tariannya terdapat gerakan silat. Gerakan silat tersebut merupakan jurus untuk melawan penjajah ketika sedang lengah yang ditandai dengan kode peluit.
Pakaian tari Babalu dirancang menyerupai prajurit dan memiliki makna simbolis. Warna dasar pakaian merah dan hitam melambangkan keberanian dan kesiapan para pejuang melawan penjajah. Pakaian yang dipakai oleh penari Babalu terdiri dari baju, celana, rompi, rempek, topi, kacamata hitam, dan selempang.
Selain itu, penari juga memakai sabuk dan kaos kaki untuk melengkapi penampilan. Kacamata hitam yang dikenakan penari Babalu tidak hanya berfungsi sebagai aksesoris tetapi juga memiliki peran penting dalam komunikasi rahasia.
Dengan menggunakan kacamata hitam, penari dapat memberikan kode tanpa diketahui oleh penjajah. Pakaian tari Babalu juga diartikan sebagai penyamaran para penari agar dapat bergerak bebas tanpa terdeteksi oleh penjajah.
Baca Juga: Tari Jaripah Mengguncang Lomba Kreasi Budaya Bimantara Indonesia 2024
Tari Babalu diiringi oleh dua lagu utama yaitu “Babalu Mbatang” dan “Lir-ilir”. Lagu “Babalu Mbatang” menceritakan tentang sejarah tari Babalu pada masa penjajahan. Sedangkan lagu “Lir-ilir” merupakan lagu yang familiar pada zaman dahulu. Lagu yang menjadi iringan tari Babalu bertujuan untuk melenakan penjajah, kemudian di tengah lagu ada jurus atau gerakan silat untuk melawan penjajah ketika penjajah sedang lengah.
Tari Babalu terdiri atas gerakan-gerakan yang tidak hanya menghibur, namun terkandung makna khusus. Yang pertama yaitu gerakan maju beksan, yaitu kedatangan dengan memasuki arena panggung atau pertunjukan dengan gerak jalan dan hormat. Setelah maju beksan, ada gerakan penghormatan.
Selanjutnya masuk pada gerakan beksan atau gerakan inti. Pada gerakan inti bertujuan untuk menghibur dan melenakan para penjajah atau musuh, gerakan ini sampai pada gerakan jurus yang ditandai dengan aba-aba suara peluit. Terakhir yaitu gerakan mundur beksan, gerakan setelah jurus untuk meninggalkan arena panggung atau pertunjukan.
Penulis: Dewi Larasati
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas PGRI Semarang
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News