Sehat Jiwa Raga dengan Jamu Toga: Solusi Anti-Stres ala Mahasiswa BK UNS untuk Ibu-Ibu PKK Posanan

Sehat Jiwa Raga dengan Jamu Toga
Sehat Jiwa Raga dengan Jamu Toga: Solusi Anti-Stres ala Mahasiswa BK UNS untuk Ibu-Ibu PKK Posanan.

Program pengabdian kepada masyarakat di Posanan, Surakarta, berhasil memanfaatkan pembuatan jamu tradisional sebagai bentuk “Cooking Therapy” untuk secara signifikan mengurangi stres ringan pada ibu-ibu PKK setempat.

Inisiatif yang dipelopori oleh mahasiswa semester 6 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sebelas Maret ini, yaitu Magnifico Hizkia, Muhammad Faiz A R, Shafiyah Maulida, dan Tatsbita Aydin, bertujuan untuk mengurangi stres ibu-ibu melalui terapi memasak, mengembangkan keterampilan membuat jamu TOGA, serta meningkatkan kesehatan tubuh dan psikologis ibu-ibu PKK.

Program ini bermitra dengan kelompok ibu PKK Posanan yang berlokasi di RT 01 RW 06, Kelurahan Tegalharjo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.

Daerah ini diidentifikasi memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, termasuk banyak ibu rumah tangga berusia 35-60 tahun yang mengalami kejenuhan dan stres ringan akibat rutinitas harian yang monoton dan kurangnya aktivitas produktif yang bermakna.

Kondisi ini sejalan dengan teori stres, di mana tuntutan lingkungan melebihi kapasitas individu untuk mengatasinya. Program ini juga bekerjasama dengan Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Muhammad Khalifa Abid sebagai narasumber praktik pembuatan jamu TOGA.

Solusi yang ditawarkan adalah pendekatan terapi memasak, yaitu terapi melalui kegiatan memasak, untuk mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesehatan mental.

Terapi memasak, sebagaimana dijelaskan oleh Harvell (2001), merupakan aktivitas terapeutik yang efektif dalam memberikan relaksasi, meningkatkan rasa percaya diri, dan membangun pengalaman kreatif yang positif.

Dalam konteks ini, pelatihan pembuatan jamu dari Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dipilih sebagai media utama kegiatan cooking therapy, yang tidak hanya memberikan efek terapeutik tetapi juga meningkatkan kesehatan ibu-ibu PKK Posanan.

Pelaksanaan program dibagi menjadi tiga tahapan utama: (1) Tahap Persiapan, (2) Tahap Pelaksanaan, dan (3) Tahap Pendampingan dan Evaluasi.

Tahap persiapan meliputi koordinasi awal dengan mitra, identifikasi masalah melalui observasi, wawancara, dan penyebaran angket, serta penyusunan modul pelatihan terapi memasak berbasis jamu dari TOGA.

Tahap pelaksanaan terdiri dari dua sesi: edukasi manajemen stres dan pengenalan terapi memasak, serta praktik pembuatan jamu berbasis TOGA. Tahap terakhir adalah pendampingan dan evaluasi yang bertujuan untuk menjaga keberlanjutan program.

Baca Juga: Rempah Herba Nusantara: Mahasiswa IVET Semarang Bangkitkan Kesehatan dan Budaya lewat Jamu Tradisional

Data yang dikumpulkan melalui pre-test dan post-test, wawancara, dan observasi menunjukkan perubahan positif. Berdasarkan hasil pre-test, sebagian besar responden mengalami sakit kepala saat rumah berantakan atau pekerjaan menumpuk.

Namun, hasil post-test menunjukkan penurunan frekuensi dan intensitas sakit kepala, bahkan beberapa responden menyatakan tidak mengalami sakit kepala sama sekali dalam kondisi tersebut.

Pada aspek psikologis, responden lebih mampu fokus dan mengingat dengan baik, serta dapat berkonsentrasi ketika mengerjakan pekerjaan rumah, dibandingkan sebelum intervensi.

Mayoritas responden menunjukkan perilaku positif seperti tidak menunda pekerjaan, tetap menyelesaikan tugas rumah tangga tepat waktu, dan tidak merasa gelisah berlebihan.

Program ini terbukti efektif dalam membantu mengurangi beban psikologis dan fisik ibu rumah tangga dalam menjalankan aktivitas hariannya.

Keberhasilan program ini menyoroti potensi integrasi pendekatan psikososial dan kesehatan fisik untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Program ini secara signifikan membantu menurunkan gejala stres ringan pada ibu-ibu PKK, dengan perubahan positif terlihat pada aspek fisiologis, seperti penurunan sakit kepala, dan aspek psikologis, seperti peningkatan fokus dan kontrol emosi.

Baca Juga: Sensasi Nikmat dengan Khasiat Berlimpah, Jamu di Patangpuluhan

Selain itu, kegiatan ini meningkatkan kesadaran peserta terhadap pentingnya pengelolaan stres secara sehat dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Saran untuk program selanjutnya adalah memaksimalkan dukungan dalam mengembangkan program-program kesehatan yang lebih komprehensif, termasuk edukasi lanjutan tentang manajemen stres dan pola hidup sehat, serta mengoptimalkan kebutuhan sarana dan prasarana untuk kegiatan-kegiatan yang mendukung kesehatan fisik dan mental masyarakat.

Penulis:
1. Magnifico Hizkia
2. ⁠Muhammad Faiz
3. ⁠Shafiyah Maulida
4. ⁠Tatsbita Aydin Firdaus
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sebelas Maret Surakarta

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Daftar Pustaka

Daniel, M., & Guttmann, J. (2024). Cooking therapy in the creative arts therapy theoretical context: Conceptual validation and practical guidelines. The Arts in Psychotherapy, 90.

 

 

 

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses