Festival Komukino kesepuluh, ajang tahunan yang diinisiasi oleh mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang, sukses digelar pada Kamis (19/12/2024) di Auditorium Ir. Widjatmoko.
Mengusung tema “Jateng Bungah”, festival ini memukau pengunjung dengan ragam seni dan budaya dari enam karesidenan di Jawa Tengah: Semarang, Surakarta, Pati, Pekalongan, Banyumas, dan Kedu.
Festival Komukino ke-10 menjadi ajang eksplorasi budaya yang menghubungkan masa lalu dan masa kini melalui seni pertunjukan, pameran, dan berbagai kegiatan interaktif. Acara ini menyuguhkan keunikan setiap karesidenan dengan kreativitas yang memadukan tradisi dan inovasi.
Salah satu yang mencuri perhatian dalam festival ini adalah Karesidenan Banyumas yang mengusung konsep kuliner tradisional sebagai daya tarik utamanya.
Berbeda dengan karesidenan lain yang menampilkan seni tari, atau drama teatrikal, Banyumas menghadirkan cooking class membuat lemet, panganan khas berbahan dasar singkong dan gula merah yang dibungkus daun pisang. Aktivitas ini menjadi favorit pengunjung karena menawarkan pengalaman langsung yang edukatif dan menghibur.
Banyumas diwakili oleh Desa Wisata Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, yang terkenal dengan kuliner tradisionalnya.
Dalam sesi ini, peserta diajak mempelajari proses pembuatan lemet dari awal hingga akhir. Mulai dari pemilihan bahan terbaik seperti singkong segar dan gula merah berkualitas, hingga cara mencampur adonan yang tepat agar teksturnya lembut dan manis.
Baca Juga: Memperkaya Alam dan Masyarakat Lokal Pariwisata Berkelanjutan di Desa Wisata Kandri Jawa Tengah
Teknik membungkus dengan daun pisang yang khas pun menjadi daya tarik tersendiri, memperkenalkan seni kuliner tradisional yang memiliki nilai budaya tinggi.
Rendy Allan Pramudya, Ketua Karesidenan Banyumas, menjelaskan bahwa partisipasi mereka dalam festival ini bertujuan memperkenalkan sisi lain dari budaya Banyumas yang sering terabaikan, yaitu kuliner tradisional.
“Lemet bukan sekadar makanan ringan, tetapi juga bagian dari sejarah dan identitas Banyumas. Melalui cooking class ini, kami ingin generasi muda lebih mengenal dan mencintai warisan kuliner lokal,” ungkapnya.
Selain cooking class, Festival Komukino juga menghadirkan berbagai pertunjukan seni seperti wayang kontemporer dari Karesidenan Surakarta, tarian lengger dan tari sontoloyo dari Karesidenan Pekalongan, tari Rodad dari Karesidenan Kedu, hingga penampilan terakhir Drama teatrikal dari Karesidenan Semarang. Semua acara dirancang untuk menciptakan pengalaman budaya yang lengkap dan interaktif bagi para pengunjung.
Festival Komukino adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Semarang, sebagai wadah pelestarian seni dan budaya Jawa Tengah. Edisi ke-10 ini mengusung tema “Jateng Bungah”, melambangkan kebahagiaan dan rasa syukur atas keindahan budaya lokal.
Acara ini menampilkan seni pertunjukan, pameran budaya, dan festival kuliner dari enam karesidenan di Jawa Tengah: Semarang, Surakarta, Pati, Pekalongan, Banyumas, dan Kedu.
Melalui kolaborasi seni tradisional dan modern, Festival Komukino menjadi ruang kreatif yang menghubungkan generasi muda dengan budaya lokal, menciptakan pengalaman budaya yang interaktif, edukatif, dan menginspirasi.
Penulis:
1. Arsya Ainurrahma
2. Dila Mariska
3. Sahara Zumarwah
4. Aisyah Wahyu
5. Cindy Faradilla
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News