Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

Kerja
Sumber: pexels.com

Beban kerja yang berat, tenggat waktu yang ketat, tuntutan yang tinggi, dan kurang kendali atas pekerjaan dapat menyebabkan kondisi stres.

Konflik antara tuntutan kerja dan kehidupan pribadi juga dapat menyebabkan resiko.

Berdasarkan survei International Labour Organization (ILO) 2020-2022 yang dipublikasikan oleh pafibovendigoelkab.org, sebanyak 63 persen mengalami gangguan mental.

Kita dapat mengidentifikasi tanda-tanda stres kelelahan dengan gejala umum yang terjadi, seperti merasa sangat kelelahan, sulit berkonsentrasi, insomnia, dan pusing. Gejala emosi yang dapat terjadi seperti depresi, dan rasa frustasi.

Bacaan Lainnya

Selain itu juga kita perlu memahami kebutuhan pribadi, seperti batasan diri dalam melakukan pekerjaan, untuk tidak melakukan pekerjaan yang berlebihan, dan manajemen waktu dengan baik agar dapat mengerjakan proposi pekerjaan sesuai waktu yang telah ditentukan.

Membangun hubungan positif dengan rekan kerja juga dapat membantu pekerja dalam menjaga mental di lingkungan kerja.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut, berkomunikasi secara terbuka dan jujur adalah kunci dalam membangun hubungan yang positif, menghargai perbedaan kepribadian dan melakukan pendekatan dengan rekan kerja, dan dapat menangani konflik dengan bijaksana.

Hal itu merupakan cara yang dapat dilakukan untuk membangun hubungan yang positif di lingkungan kerja.

Baca Juga: Pola Hidup Sehat: Investasi Terbaik untuk Kesehatan Mental

Selain mengidentifikasi tanda-tanda stres dan membangun yang positif, workshop mengenai kesehatan mental juga dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan di kalangan karyawan atau pekerja dengan memberikan teknik manajemen stres yang efektif.

Materi yang terkait juga meliputi peningkatan kesadaran dan pemahaman pekerja atau karyawan tentang pentingnya kesehatan mental serta mendorong mereka untuk mengatasi masalah mental secara proaktif.

Kita juga dapat menerapkan fleksibilitas kerja dengan harapan akan mengurangi stres di lingkungan kerja, ada beberapa tahap dalam menerapkan fleksibilitas kerja.

Hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menetapkan kebijakan yang jelas untuk mengatur sistem kerja fleksibilitas, seperti jumlah jam kerja dan alur kerja.

Kedua, menetapkan tujuan dan harapan yang jelas meskipun fleksibilitas kerja memberikan kebebasan, tetapkan tujuan dan harapan yang jelas.

Terakhir adalah melakukan evaluasi secara berkala, dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan kerja fleksibel.

Penerapan teknik relaksasi di lingkungan kerja juga merupakan strategi efektif untuk menjaga kesehatan mental karyawan dan meningkatkan produktivitas.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan ruang khusus untuk relaksasi, seperti area meditasi atau ruang tenang, di mana karyawan dapat beristirahat sejenak dan rutinitas kerja.

Baca Juga: Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Meningkatkan Produktivitas Karyawan

Selain itu, perusahaan dapat mengadakan sesi relaksasi secara berkala, seperti yoga, meditasi atau latihan pernapasan, yang dipandu oleh instruktur professional.

Mendorong karyawan untuk mengambil jeda istirahat yang cukup selama jam kerja juga penting, misalnya dengan menerapkan aturan “work break” atau waktu rehat singkat untuk meregangkan tubuh.

Dengan langkah-langkah ini, perusahaan tidak hanya menjaga kesehatan mental karyawannya, tetapi juga membangun lingkungan kerja yang positif dan harmonis.

Dengan meningkatnya persentase sebanyak 63 persen, menurut Survei International Labour (ILO) 2020-2022, pekerja diharapkan dapat menjaga kesehatan mental mereka.

Ini dapat dilakukan dengan hal-hal yang sudah disebutkan sebelumnya, seperti lebih paham dalam mengidentifikasi tanda-tanda stres dan kelelahan, menjalin hubungan yang positif dengan rekan kerja, mengikuti workshop terkait dengan kesehatan mental yang disediakan oleh perusahaan, menetapkan manajemen dan fleksibilitas kerja, serta menerapkan teknik relaksasi di lingkungan kerja.

Hal itu dapat dilakukan secara rutin, dengan harapan dapat mengurangi beban atau rasa stres yang dialami oleh para pekerja atau karyawan.

 

Penulis: Suci Ananda Rofiqoh

Mahasiswa Jurusan Psikologi , Universitas Muhammadiyah Malang

 

Editor: Siti Sajidah El-Zahra

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses