Psikologis Ibu Hamil dan Penyebab Ibu Hamil Mengalami Stres

Ibu Hamil
Sumber: pixabay.com

Stres selama kehamilan merupakan salah satu tantangan yang sering dialami oleh ibu hamil. Kehamilan, meskipun merupakan momen yang membahagiakan, tetapi juga membawa berbagai perubahan fisik, emosional, dan psikologis yang signifikan.

Kombinasi perubahan hormonal, kekhawatiran tentang kesehatan janin dan tekanan lingkungan dapat menjadi faktor pemicu stres. Jika tidak dikelola dengan baik, stres dapat berdampak negatif, baik pada kesehatan ibu hamil maupun perkembangan janin.

Stres pada ibu hamil adalah respon fisik, emosional, atau mental terhadap berbagai tekanan atau tantangan yang dialami selama masa kehamilan.

Disadur dari pafipcdompu.org, Kehamilan merupakan periode yang membawa banyak perubahan, baik dari sisi biologis maupun psikologis yang sering kali dapat menjadi pemicu stres.

Bacaan Lainnya

Hal ini bisa terjadi karena kombinasi perubahan hormonal, kekhawatiran akan kesehatan janin, tekanan dari lingkungan, hingga faktor sosial dan ekonomi.

Stres pada ibu hamil dapat bersifat ringan hingga berat, tergantung pada penyebab dan cara ibu hamil menghadapinya.

Baca Juga: 5 Manfaat Meditasi untuk Ibu Hamil

Dalam kondisi ringan, stres dapat dianggap sebagai respon normal tubuh terhadap perubahan. Namun, jika berlangsung dalam jangka panjang atau tidak terkelola dengan baik, stres dapat mempengaruhi kesehatan pada ibu dan perkembangan janin.

Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengenali tanda-tanda stres dan memahami cara mengatasinya.

Berdasarkan pandangan parah ahli mengenai stres pada ibu hamil, menurut Dr. Hans Selye, stres merupakan respon tubuh terhadap berbagai tekanan atau tuntutan.

Pada ibu hamil, stres dapat disebabkan oleh perubahan fisik, hormonal, psikologis, dan sosial. Stres kronis juga dapat mengganggu fungsi hormonal dan berpengaruh pada perkembangan janin, seperti resiko kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah.

Menurut Dr. Bruce McEwen, ia menjelaskan bahwa paparan stres kronis pada ibu hamil dapat mempengaruhi sistem saraf pusat janin karena hormon stres seperti kortisol dapat melewati plasenta.

Hal ini berpotensi mengubah perkembangan otak janin yang mungkin berdampak pada perilaku anak di masa depan.

Baca Juga: Manfaat Tomat (Solanum sect. Lycopersicon) pada Kandungan Ibu Hamil

Menurut WHO, stres selama kehamilan adalah salah satu penyebab utama gangguan kesehatan mental pada ibu hamil. Stres yang tidak tertangani dapat menyebabkan depresi pasca melahirkan.

Mereka merekomendasikan pemberian dukungan psikososial, seperti konseling atau terapi relaksasi, untuk membantu ibu mengelola stres.

Menurut Dr. Catherine Monk, mempelajari tentang hubungan antara kesehatan mental ibu hamil dan perkembangan janin. Ia menekankan bahwa stres emosional yang dialami dapat memengaruhi regulasi emosi janin setelah lahir. Menurutnya, praktik mindfulness dan terapi kognitif perilaku efektif dalam membantu ibu hamil mengelola stres.

Ibu hamil rentan mengalami stres akibat berbagai perubahan fisik, emosional, dan sosial yang terjadi selama kehamilan.

Adapun penyebab umum stres, yaitu perubahan fisik dan hormonal. Perubahan hormon, seperti lonjakan hormon estrogen dan progesteron, dapat memengaruhi suasana hati, menyebabkan ibu mudah merasa cemas atau tertekan.

Kelelahan fisik perubahan tubuh, seperti perut yang membesar, nyeri punggung, kaki bengkak, dan kesulitan tidur, bisa menjadi sumber stres.

Baca Juga: Penyebab Stres pada Ibu Hamil

Morning sickness seperti mual dan muntah berlebihan dapat mengurangi energi dan menambah rasa frustasi.

Berikutnya ada kekhawatiran tentang kehamilan, kesehatan janin, seperti ibu sering khawatir apakah janinnya berkembang dengan normal, terutama jika memiliki riwayat keguguran atau komplikasi.

Berikutnya ada masalah psikologis, kecemasan berlebihan yaitu kekhawatiran tentang masa depan, seperti kesiapan menjadi orang tua, atau kemampuan mengasuh bayi.

Perubahan identitas, ibu hamil sering merasa kehilangan kontrol atas tubuh atau perubahan peran sosialnya. Trauma masa lalu, seperti riwayat kekerasan, pelecehan, atau pengalaman buruk sebelumnya dapat memicu stres selama kehamilan.

Berikutnya ada tekanan sosial dan lingkungan, kurangnya dukungan seperti tidak adanya dukungan emosional dari pasangan, keluarga, atau teman dapat meningkatkan beban pikiran.

Konflik hubungan, seperti masalah dalam pernikahan atau hubungan dengan pasangan, dapat memperburuk kondisi emosional ibu.

Baca Juga: Gangguan Kesehatan Mental yang Dapat Muncul di Masa Kehamilan

Berikutnya ada faktor ekonomi, masalah keuangan seperti biaya untuk pemeriksaan kehamilan, persalinan, hingga kebutuhan bayi sering menjadi sumber stres. Ketidakstabilan karier, seperti ketakutan kehilangan pekerjaan atau karier yang terganggu karena kehamilan.

Berikutnya ada lingkungan kerja, beban kerja berlebih yaitu pekerjaan yang terlalu berat atau stres di tempat kerja dapat memengaruhi kesehatan ibu. Kurangnya kebijakan mendukung seperti lingkungan kerja yang tidak mendukung ibu hamil, seperti tidak adanya cuti hamil yang memadai.

Berikutnya ada kondisi kesehatan, komplikasi kehamilan, seperti masalah diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, atau kehamilan berisiko tinggi. Riwayat kesehatan mental, seperti ibu dengan riwayat depresi atau gangguan kecemasan memiliki risiko lebih tinggi mengalami stres saat hamil.

Berikutnya ada perubahan gaya hidup, kurang waktu istirahat seperti jadwal harian yang padat atau kurangnya waktu untuk relaksasi dapat menambah beban stres. Keterbatasan aktivitas keharusan menghindari aktivitas tertentu, seperti olahraga berat atau konsumsi makanan tertentu, bisa menjadi pembatasan yang menekan.

Penyebab stres sangat penting agar ibu hamil dapat mendapatkan dukungan dan bantuan yang diperlukan. Upaya seperti berbicara dengan pasangan, mencari dukungan profesional, atau mengikuti kelas persiapan melahirkan dapat membantu mengurangi dampak negatif stres.

Stres selama kehamilan adalah kondisi yang perlu mendapat perhatian serius karena dapat berdampak negatif pada ibu dan janin.

Baca Juga: Memenuhi Nutrisi Ibu Hamil di Bulan Ramadhan

Stres melibatkan faktor internal, yaitu perubahan tubuh dan hormon, dan eksternal, yaitu tekanan sosial dan ekonomi.

Penting untuk mengenali tanda-tanda stres lebih awal dan mengelolanya melalui dukungan sosial, teknik relaksasi, dan bantuan profesional. Dengan intervensi yang tepat, ibu dapat menjalani kehamilan yang lebih sehat, tenang, dan optimal bagi perkembangan janin.

 

Penulis: Nasywa Bunga Putri Pelu

Mahasiswa Jurusan Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

 

Editor: Siti Sajidah El-Zahra

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses