Abstrak
Makalah ini bertujuan untuk menganalisis kepribadian Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang memiliki peran signifikan dalam perkembangan sosial, pendidikan, dan keagamaan di Indonesia. Masalah yang diangkat adalah bagaimana nilai-nilai dan prinsip yang dianut oleh Muhammadiyah membentuk identitas serta karakter anggotanya dalam konteks masyarakat modern.
Penelitian ini fokus pada aktivitas dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Muhammadiyah. Data dikumpulkan melalui analisis dokumen dan observasi lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian Muhammadiyah ditandai oleh semangat pembaruan, moderasi, serta komitmen terhadap pendidikan dan pelayanan sosial. Eksistensi Muhammadiyah tidak hanya berkontribusi dalam aspek keagamaan, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan paham atas keberagaman di tengah masyarakat yang beragam.
Organisasi ini menekankan pentingnya pemahaman Islam yang rasional dan berorientasi pada kemajuan. Muhammadiyah juga dikenal dengan sikap terbukanya terhadap perubahan, mempromosikan amal sosial dan pendidikan melalui berbagai lembaga, mulai dari sekolah hingga rumah sakit.
Kepribadiannya yang inklusif dan adaptif menjadikannya sebagai kekuatan penting dalam perkembangan masyarakat Indonesia, berkontribusi pada kemajuan sosial dan budaya. Secara keseluruhan, Muhammadiyah merepresentasikan kepribadian Islam yang berupaya menyeimbangkan antara tradisi dan modernitas, serta berkomitmen untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera.
Kata Kunci: Muhammadiyah, Kepribadian, Pembaruan
Pendahuluan
Muhammadiyah berdiri pada 8 Dzulhijjah 1330 H atau bertepatan pada tanggal 18 November 1912 di Kauman, Kota Yogyakarta. Pendirian Muhammadiyah diawali oleh keberadaan Sekolah Rakyat bernama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah yang didirikan KH. Ahmad Dahlan pada awal tahun 1912.
Madrasah ini mengadakan proses belajar-mengajar pertama kali di dengan memanfaatkan ruangan berupa kamar tamu di rumah KH. Ahmad Dahlan yang memiliki panjang 6 meter dan lebar 2.5 meter, berisi tiga meja dan tiga kursi panjang serta satu papan tulis. Pada saat itu ada sembilan santri yang menjadi murid di Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah.
Muhammadiyah adalah perserikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakannya ialah Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat.
Dakwah dan Amar Ma’ruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan: Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.
Adapun dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar bidang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat kebaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar taqwa dan mengharap keridhaan Allah semata-mata.
Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah “Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.1
Untuk menciptakan masyarakat yang bermoral berakhlakul karimah maka dengan niat yang ikhlas muhammadiyah menjawab tantangan tersebut dengan mendirikan berbagai macam amal usaha muhammadiyah dalam berbagai bidang di antaranya adalah dalam lembaga pendidikan, panti asuhan sosial, rumah sakit dan lain sebagainya.
Semua bentuk kegiatan amal usaha muhammadiyah harus mengarah kepada terlaksananya maksud dan tujuan persyarikatan serta seluruh pimpinan wajib mengelola amal usaha berkewajiban untuk melaksanakannya.
Amal usaha muhammadiyah adalah salah satu wadah pergerakan untuk memperjuangkan serta sebagai ladang dakwah yang di bangun oleh persyarikatan muhammadiyah untuk mencapai maksud dan tujuannya yakni menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam.2
Berdirinya persyarikatan Muhammadiyah tidak dapat dilepaskan dari situasi dan kondisi yang berkembang pada zamannya. Kondisi umat Islam di Indonesia yang masih terbelenggu dengan hal-hal yang berbau mistik, sehingga agama Islam susah untuk dapat ditegakkan dengan sebenar-benarnya.
Lahirnya organisasi Muhammadiyah merupakan salah satu cara untuk menebas hal-hal yang berbau mistis dan salah satu cara untuk memperjuangkan lagi menegakkan agama islam secara murni.
Di antara upaya dan usahanya antara lain adalah melalui jalur agama seperti mendirikan yayasan atau sekolah-sekolah yang berbau agama Islam dan melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kehidupan sosial/dengan masyarakat. Yang mana kegiatan tersebut bisa berbentuk mengadakan pengajian, rapat social, menyebarkan majalah-majalah atau buku-buku yang semuanya berisikan tentang agama Islam.
Kemudian Muhammadiyah juga memiliki cara lain dalam mengusahakan penyebaran agama Islam, yaitu dengan cara saling tolong-menolong antara satu sama lain, menjaga tempat ibadah, mendidik dan mengasuh anak-anak lagi para remaja agar kelak mereka bermanfaat bagi umat, dan berusaha untuk menghidupkan masyarakat dalam lingkungan yang islami sehingga mereka tidak merasa asing dengan ajaran islam.3
Pembahasan
Hakikat Muhammadiyah adalah gerakan islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah.
Asas Nabi Muhammad adalah islam sedangkan maksud dan tujuannya adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam mencapai maksud dan tujuan serta mewujudkan misi yang ideal tersebut muhammadiyah melakukan usaha-usaha yang bersifat pokok, yang kemudian diwujudkan dalam amal usaha, program dan kegiatan.4
Muhammadiyah adalah perserikatan yang merupakan gerakan Islam. Maksud geraknya dakwah Islam dan amar makruf nahi mungkar yang ditujukan kepada dua bidang yaitu, perorangan dan masyarakat.
Dakwah dan amar makruf nahi mungkar pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan. Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang asli murni. Kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Adapun dakwah dan amar makruf nahi mungkar. Kedua, ialah kepada masyarakat bersifat perbaikan dan bimbingan serta peringatan.5
1 https://muhammadiyah.or.id/kepribadian-muhammadiyah/
2 M. Maulana Mas’udi, Supandiyanto 2020, Eksistensi Amal Usaha Muhammadiyah: Al-Hikmah: Jurnal Studi Agama-Agama/Vol. 6, No. 2
3 Faizal Hamzah 2023, The History of Muhammadiyah: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jih
4 Basmiati 2019, Hubungan Mata Kuliah AL-Islam Kemuhammadiyaan Dan Pengalaman Ajaran Islam Mahasiswa: https://jurnal.unpar.ac
5 Dr. Hj. ST. Nurhayati, M. Hum, 2019, Konsep Wajah Islam Muhammadiyah: Penerbit Suara Muhammadiyah
Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar takwa dan mengharap keridhaan Allah semata-mata. Dengan melaksanakan dakwah dan amar makruf nahi mungkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakan masyarakat menuju tujuannya, yaitu terwujudnya masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhai Allah SWT.5
Muhammadiyah mendefinisikan ideologi sebagai “keyakinan hidup yang mencakup pandangan hidup, tujuan hidup, dan ajaran serta yang digunakan untuk melaksanakan pandangan hidup dalam mencapai tujuan hidup.” Ideologi tidak hanya berisi paham pemikiran, namun juga teori dan strategi mewujudkan paham tersebut dalam kehidupan.
Sehingga ideologi Muhammadiyah adalah sistem keyakinan, cita- cita, dan perjuangan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Ideologi Muhammadiyah mencakup: 6
- Paham Islam atau paham agama dalam Muhammadiyah
- Hakikat Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam
- Misi, fungsi, dan strategi perjuangan Muhammadiyah
Purifikasi islam sebagai salah satu misi gerakan muhammadiyah telah teraktualisasikan dalam bentuk amal usaha dan program kegiatan yang dikelola secara organisatoris. Semua amal usaha muhammadiyah menjalankan visi dan misi muhammadiyah, termasuk lembaga pendidikan, rumah sakit, panti asuhan, serta amal usaha lain.
Peran strategis amal usaha muhammadiyah diharapkan dapat menjadi media berkelanjutan roda persyarikatan dan usaha pencapaian cita-cita persyarikatan dalam mewujudkan masyarakat madani. Muhammadiyah, melaksanakan dakwah Islam dalam seluruh bidang kehidupan dengan tujuan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya di muka bumi ini.
Muhammadiyah berupaya untuk menjadikan warganya dan umat Islam pada umumnya memiliki pengetahuan, keterampilan, untuk selanjutnya memiliki kemandirian usaha yang bisa ditularkan kepada yang lain. Mengajak seluruh warga dan umat Islam umumnya untuk terus memiliki rasa kepedulian sosial yang tinggi pada sesama yang kurang beruntung dalam kehidupan agama maupun penghidupannya.
Salah satu organisasi sosial keagamaan yang mampu eksis di abad ini dan bahkan menunjukkan kemajuan yang luar biasa hingga sekarang dan ada di Indonesia adalah Muhammadiyah. Komitmen gerakan dakwah Muhammadiyah dengan seluruh kegiatannya tidak lain menjalankan misi dakwah Islam yaitu menyeru kepada Al Khair, mengajak kepada Al-Ma’ruf, mencegah dari Al-Munkar, dan mengajak beriman kepada Allah.
Baca juga: Khittah Muhammadiyah dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara: Perspektif Moral dan Sosial
Semua bentuk kegiatan amal usaha muhammadiyah harus mengarah kepada terlaksananya maksud dan tujuan persyarikatan serta seluruh pimpinan wajib mengelola amal usaha berkewajiban untuk melaksanakannya.
Amal usaha muhammadiyah adalah salah satu wadah pergerakan untuk memperjuangkan serta sebagai ladang dakwah yang di bangun oleh persyarikatan muhammadiyah untuk mencapai maksud dan tujuannya yakni menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam.
Dalam melaksanakan usahanya muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usaha atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam muqaddimah anggaran dasar yaitu, Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah dan taat kepada Allah SWT. 7
6 Ahmad Syauqi Fuady 2020, Internalisasi Ideologi Muhammadiyah Mahasiswa : http://journal.um- surabaya.ac.id/index.php/Tadarus
7 M. Maulana Mas’udi, Supandiyanto 2020, Eksistensi Amal Usaha Muhammadiyah: Al-Hikmah: Jurnal Studi Agama-Agama/Vol. 6, No. 2
Untuk mencapai maksud dan tujuan Muhammadiyah yaitu dengan melaksanakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang diwujudkan dalam usaha dibidang Agama, Pendidikan, Sosial dan Ekonomi. Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program dan kegiatan yang penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) dan Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah.
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), yang bertugas membantu Pimpinan Cabang untuk melaksanakan tugas-tugas di bidang pendidikan. Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus yang bertugas membantu Pimpinan Cabang untuk melaksanakan tugas-tugas penyiaran Islam atau melaksanakan dakwah Islamiyah di tengah-tengah masyarakat.
Majelis Kader dan Sumber Daya Insani yang bertugas membantu Pimpinan Cabang untuk menggalang kerjasama dengan instansi dalam maupun luar Muhammadiyah guna membina sumber daya insani yang baik dan Islami. Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat yang bertugas membantu Pimpinan Cabang untuk melaksanakan tugas-tugas bidang kesehatan dan sosial. 8
Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dimana kesejahteraan kebaikan dan kebahagiaan luas merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu:
- Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
- Hidup manusia bermasyarakat.
- Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu- satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
- Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
- Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
- Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi.
Memiliki dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya, harus berpedoman:
“Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhai Allah” 9. Kekuatan yang dapat membuat Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) hidup dan terus berkelanjutan yaitu:
Pertama, Ruh Islam sebagai pondasi gerakan Muhammadiyah termasuk dalam dunia Pendidikan. Muhammadiyah menjadi gerakan modern yang bersumber dari agama Islam sebagai ajaran yang harus diimplementasikan dan nilai yang menjadikan warga Muhammadiyah sebagai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dan berdampak luas untuk mewujudkan Rahmatan Lil Alamin.
Sebagai pimpinan PTMA, perlu untuk terus menghidupkan ruh Islam sebagai sumber inspirasi, optimisme, dan menjadi api yang menggelorakan jiwa untuk selalu berbuat baik dalam mengemban amanah.
Sebagaimana diatur pada Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah yang disebutkan bahwa Islam yang dibungkus sebagai pandangan hidup dan pola dari tingkah laku dan tindakan. Agar ruh Islam hidup, dapat didorong dengan terus menghidupkan ruh Islam melalui belajar. Ruh Islam akan menjiwai kita sebagai pemimpin dalam memahami kebijakan, sehingga gunakan selalu ruh Islam sebagai sumber utama dan pondasi utama.
8 Ferihana 2022, Perkembangan Amal Usaha Muhammadiyah di Bidang Pendidikan dan Kesehatan : https://jasika.umy.ac.id/index.php/jasika
9 https://muhammadiyah.or.id/kepribadian-muhammadiyah/
Kedua, Misi dakwah dan tajdid sebagai nilai yang melekat dengan organisasi Muhammadiyah. Dakwah yaitu menyebarluaskan nilai-nilai Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, organisasi, dan cakupan lebih luas, antar bangsa maupun ditingkat global.
Dakwah menjadi DNA Muhammadiyah yang merujuk pada QS. Ali Imran ayat 104 dan 110. Dalam dunia pendidikan perlu untuk mendalami jiwa dakwah agar pendidikan tidak selalu bersifat instrumental.
Kedua, misi tajdid yaitu misi pembaharuan maka jiwa diri sendiri akan selalu dinamis karena ada tuntutan untuk melahirkan karya yang lebih baik. Dakwah dan tajdid perlu diberikan asupan yaitu pemahaman mengenai Islam termasuk dunia pendidikan yang harus terus diperbaharui.
Ketiga, Keikhlasan dari pimpinannya yaitu hidupnya jiwa ikhlas yang menjadi karakter dari Muhammadiyah. Dengan begitu tampilan dari keikhlasan perlu dihidupkan dalam lingkungan Muhammadiyah.
Ukuran ikhlas ini akan digunakan pada saat kritis yaitu disaat kecewa, merasa tidak diperhatikan, dirugikan, namun dapat terus ikhlas, maka akan memperoleh ikhlas yang murni. Akumulasi keikhlasan ini yang akan membawa kemajuan dari seluruh AUM dan pergerakan Muhammadiyah. PTMA tidak akan maju jika tidak memiliki jiwa ikhlas.
Keempat, Sistem modern dan good governance menjadikan Muhammadiyah sebagai karakter modern dan terus beradaptasi dalam perkembangan zaman. Muhammadiyah memiliki sifat good governance yang menjadi budaya organisasi yang ditopang oleh kejujuran, sidiq, amanah, tabligh, dan fatonah dari semua yang ada dilingkungan PTMA dan AUM.
Kelima, Adaptif terhadap perubahan yaitu hidup ditengah zaman yang terus berubah dan dengan nilai dasar yang dimiliki kita mampu hadir di tengah zaman tersebut. KH Ahmad Dahlan merancang perubahan dengan karya Islam. Sehingga KH Ahmad Dahlan sebagai mujaddid bukan hanya pemurnian namun juga pembaharuan yang lebih luas. Begitu juga dengan kemampuan sistem pendidikan, perlu melakukan perubahan-perubahan 10.
10 Syifa 2021, Kekuatan Amal Usaha Muhammadiyah : https://muhammadiyah.or.id/2022/01/enam- kekuatan-amal-usaha-muhammadiyah/
Keenam, Hasil dari Muhammadiyah untuk masyarakat luas. Hal ini dapat dilihat dari kehadiran lembaga pendidikan kita dapat diterima dalam pelosok negeri. Hal ini dikarenakan Muhammadiyah memiliki sikap yang inklusif dan membawa Rahmatan Lil Alamin.
Sehingga jadikan lembaga pendidikan ini bukan hanya berdaya saing pada instrumental namun juga dari aspek value yang mempunyai karakter pembeda yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
Pada tahun 2002 lahir gerakan dakwah kultural dan pada tahun 2015 lahir gerakan dakwah komunitas sebagai ikhtiar memperbarui cara dalam berdakwah. Hal ini yang menjadikan Lembaga Pendidikan Muhammadiyah menjadi instrumen yang paling inklusif untuk misi dakwah dan tajdid kita. 10
Muhammadiyah juga telah menunjukkan kiprahnya dalam membangun masyarakat Indonesia di seluruh aspek kehidupan. Mulai dari pendidikan, ekonomi, sosial-keagamaan, gerakan pembaharuan bahkan sebagai gerakan politik.
Muhammadiyah sebagai organisasi, perlu adanya perekat untuk mempertahankan nilai-nilai gerakan, ikatan dan kesinambungan. Dalam era politik dan modern seperti ini, memperkuat ideologi dan identitas amatlah diperlukan agar terhindar dari permasalahan dalam masyarakat. 11
Dengan adanya muktamar ke-48 pada tahun 2022 ini, diharapkan para kader memiliki pemahaman dan memegang teguh ideologi serta kepribadian Muhammadiyah sehingga tidak mementingkan kepentingan individu. Juga diperlukan peran kader potensial untuk menghadapi kendala-kendala yang akan membuat kondisi organisasi yang stagnan bahkan matinya sebuah organisasi.
Pengamalan islam yang dilakukan dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh, akan melahirkan individu yang memiliki kepribadian muslim, mukmin, muhsin, dan muttaqin. Setiap muslimin yang memiliki kepribadian ini dituntut untuk memiliki aqidah berdasarkan al-tauhid al-khalis dan istiqomah, terhindar dari kemusyrikan, bid’ah dan khurafat sesuai dengan yang tercantum pada pedoman hidup islami Muhammadiyah.11
Sebagaimana diketahui, Kepribadian Muhammadiyah menetapkan pedoman yang dimiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya terutama yang terjalin seperti:
- Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan
- Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah
- Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam
- Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
- Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sah
- Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik
- Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan ajaran Islam, serta membela kepentingannya
- Aktif dalam perkembangan masyarakat, dengan maksud: Ishlah pembangunan sesuai dengan ajaran Islam
- Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah
- Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.
11 Tuani 2020, Ideologi dan Doktrin Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Malang : https://journal.umpr.ac.id/
Berdasarkan 10 sifat diatas, maka Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi kemasyarakatan serta gerakan dakwah islam yang harus dikembalikan menjadi forum untuk belajar, disamping sebagai tempat untuk beramal. 11
Penutup
Kepribadian Muhammadiyah merupakan fondasi yang kokoh dalam membentuk identitas organisasi ini sebagai gerakan Islam yang berfokus pada tajdid (pembaharuan) dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
Dengan berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah, Muhammadiyah terus berusaha untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan umat dan bangsa, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, maupun sosial kemasyarakatan. Prinsip kepribadian Muhammadiyah, seperti keterbukaan, rasionalitas, dan semangat untuk memajukan kehidupan, menjadi penggerak utama dalam menghadapi tantangan zaman modern.
Seiring dengan perkembangan zaman, Muhammadiyah tetap berusaha relevan tanpa meninggalkan nilai-nilai dasar Islam. Melalui pendidikan karakter, dakwah, dan aksi sosial, Muhammadiyah menanamkan pentingnya berkepribadian yang kuat, integritas, serta semangat untuk berkontribusi positif bagi masyarakat.
Dalam konteks ini, kajian tentang kepribadian Muhammadiyah tidak hanya menjadi refleksi atas sejarah panjang perjuangan organisasi ini, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan berkeadilan.
Dengan demikian, kepribadian Muhammadiyah menjadi kunci bagi kontinuitas gerakannya dalam membangun umat Islam yang berkemajuan serta mewujudkan masyarakat yang berperadaban. Kajian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk memperkuat pemahaman tentang pentingnya kepribadian dalam organisasi dan bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam kepribadian Muhammadiyah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penutup jurnal tentang hasil kajian kepribadian Muhammadiyah dapat disusun dengan menekankan temuan utama, relevansi, dan kontribusi penelitian terhadap pemahaman kepribadian organisasi ini. Berikut adalah contoh penutup yang dapat digunakan.
Dalam kajian ini, kami telah menganalisis berbagai aspek kepribadian Muhammadiyah, yang mencerminkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dipegang teguh oleh organisasi ini. Temuan menunjukkan bahwa kepribadian Muhammadiyah sangat dipengaruhi oleh komitmen terhadap pendidikan, sosial, dan keagamaan, yang tercermin dalam berbagai kegiatan dan program yang dijalankan.
Relevansi penelitian ini tidak hanya terletak pada pemahaman historis dan sosiologis Muhammadiyah, tetapi juga memberikan wawasan bagi masyarakat luas tentang bagaimana organisasi ini berkontribusi terhadap pembangunan sosial dan spiritual.
Dengan demikian, kami berharap hasil kajian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dan mendorong diskusi lebih lanjut tentang peran Muhammadiyah dalam konteks masyarakat modern. Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang kepribadian Muhammadiyah, kita dapat menggali potensi kontribusinya dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik.
Penulis:
- Nabilah Nur Azizah
- Adinda Salsabilla
Mahasiswa Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Gresik
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News