Pernikahan Dini: Perceraian dan Sebuah Realitas yang Menyeramkan

Pernikahan Dini
Ilustrasi Pernikahan Anak Usia Dini (Sumber: stj-sy.org)

Indonesia, negeri dengan budaya dan tradisi yang kaya, terkadang terjebak dalam praktik yang merugikan, salah satunya adalah pernikahan dini.

Fenomena ini, yang melibatkan pernikahan anak di bawah umur 19 tahun, merupakan masalah serius yang berdampak luas bagi individu, keluarga, dan masyarakat.

Data menunjukkan bahwa angka pernikahan anak di Indonesia masih tinggi. Faktor-faktor seperti kemiskinan, kurangnya pendidikan, norma sosial, dan tekanan ekonomi menjadi pendorong utama.

Banyak orang tua yang menganggap pernikahan dini sebagai solusi untuk masalah sosial, seperti kehamilan di luar nikah atau meringankan beban ekonomi keluarga.

Bacaan Lainnya

Namun, realitas menunjukkan bahwa pernikahan dini justru menjadi bom waktu yang memicu masalah yang lebih besar, termasuk perceraian.

Pernikahan dini memiliki dampak negatif yang luas, baik secara psikologis, sosial, maupun ekonomi. Pasangan muda yang belum matang secara emosional dan mental sering kali kesulitan dalam menghadapi tantangan pernikahan.

Baca Juga: Pernikahan Dini dan Pengaruh Psikologis terhadap Perempuan

Konflik dan ketidakcocokan menjadi hal yang umum, yang berujung pada perceraian. Selain itu, pernikahan dini juga meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi, serta masalah kesehatan reproduksi lainnya.

Data menunjukkan bahwa pasangan yang menikah di usia muda memiliki risiko perceraian jauh lebih tinggi dibandingkan pasangan yang menikah di usia dewasa. Ketidakmatangan emosional, ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup, dan tekanan ekonomi menjadi faktor utama pemicu perceraian.

Perceraian tidak hanya berdampak pada pasangan, tetapi juga pada anak-anak yang menjadi korban. Anak-anak dari keluarga yang bercerai seringkali mengalami trauma, gangguan emosional, dan kesulitan dalam beradaptasi.

Pernikahan dini merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan merupakan bentuk eksploitasi terhadap anak. Anak-anak yang dipaksa menikah tidak memiliki kesempatan untuk menikmati masa kanak-kanak dan remaja mereka, serta hak mereka untuk mendapatkan pendidikan dan masa depan yang lebih baik.

Pernikahan dini juga menghambat kemajuan bangsa karena anak-anak yang menikah dini cenderung memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan sulit untuk berkontribusi dalam pembangunan.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya multisektoral yang holistik. Pemerintah perlu meningkatkan akses pendidikan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memperkuat penegakan hukum terkait pernikahan dini.

Baca Juga: Pernikahan Dini terhadap Psikologis Ibu dan Anak

Program edukasi dan kampanye sosial tentang bahaya pernikahan dini juga perlu digalakkan. Penting untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa pernikahan adalah sebuah keputusan besar yang membutuhkan kesiapan mental, emosional, dan finansial.

Pernikahan dini merupakan masalah serius yang berdampak luas bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Tingginya angka perceraian di kalangan pasangan muda menjadi bukti nyata bahwa pernikahan dini bukanlah solusi, melainkan sebuah bom waktu yang memicu masalah yang lebih besar.

Upaya pencegahan dan penanganan yang komprehensif diperlukan untuk memutus mata rantai pernikahan dini dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi muda.

Kita harus bersama-sama melawan pernikahan dini dan memperjuangkan hak-hak anak untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik. Mari kita ciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera, di mana setiap anak memiliki kesempatan untuk meraih mimpi dan potensi mereka.

Penulis: Izlah Dwi Putri Aprilia
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

1 Komentar

  1. Sungguh luar biasa artikel yg ditulis ini, sesuai dgn realita yg ada, ini hendaknya jadi referensi bagi kaula muda,,,
    Hebat artikelmu Izlah layak utk dpt apresiasi 👍