Kesehatan Mental: Kunci Masa Depan Cerah Generasi Muda

Kesehatan Mental Remaja
Sumber: freepik.com

Permasalahan kesehatan mental pada remaja di Indonesia semakin menjadi perhatian serius, terutama dengan meningkatnya kasus depresi, kecemasan, dan bunuh diri.

Survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) mengungkapkan bahwa 1 dari 3 remaja menghadapi masalah kesehatan mental.

Tekanan akademik, perundungan, dan pengaruh media sosial menjadi faktor utama yang memengaruhi kondisi ini. Media sosial sering kali menjadi sarana perundungan daring, yang memperburuk kondisi psikologis remaja.

Selain itu, minimnya akses layanan kesehatan mental membuat hanya sedikit remaja yang mendapatkan bantuan profesional meskipun membutuhkannya.

Bacaan Lainnya

Kesehatan mental adalah keadaan di mana seseorang mampu mengelola emosi, membangun hubungan sosial yang sehat, dan menghadapi tekanan hidup sehari-hari dengan baik.

Menurut Marie Jahoda, kesehatan mental mencakup kemampuan individu untuk mencapai potensi dirinya secara optimal, berfungsi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari, dan menjaga keseimbangan emosional.

Baca Juga: Faktor Kenakalan Remaja yang Memengaruhi Kesehatan Mental pada Masa Kini

Jahoda juga merinci ciri-ciri orang dengan kesehatan mental yang baik, yaitu memiliki kemampuan beradaptasi, otonomi dalam pengambilan keputusan, persepsi realitas yang akurat, pertumbuhan pribadi yang berkelanjutan, penguasaan lingkungan, dan hubungan sosial yang harmonis.

Pendekatan ini menekankan pentingnya keseimbangan antara aspek internal dan sosial dalam kesehatan mental seseorang.

Berdasarkan hasil penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah kondisi di mana individu dapat menyadari potensi dirinya, mengelola stres, bekerja secara produktif, dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.

Faktor-faktor, seperti tekanan akademik, perubahan hormonal, dan dinamika sosial memainkan peran besar dalam kesehatan mental remaja.

Masa remaja yang penuh perubahan membuat kelompok usia ini lebih rentan terhadap gangguan mental, sehingga membutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak.

Hasil survei I-NAMHS menyebutkan bahwa 9,8% remaja mengalami gangguan kecemasan, sementara 1,9% lainnya menderita depresi mayor. Sayangnya, hanya 2,6% remaja dengan masalah mental yang mendapatkan layanan kesehatan mental profesional.

Baca Juga: Kesehatan Mental Remaja Muslim: Pendekatan Psikologi Islam

Data ini menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran dan aksesibilitas layanan kesehatan mental di Indonesia.

Dengan situasi ini, peran keluarga, sekolah, dan masyarakat menjadi sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental remaja.

Individu dengan kesehatan mental yang baik menunjukkan ciri-ciri fisik, seperti tubuh yang aktif dan sehat, emosi yang stabil, serta energi positif. Mereka mampu mengelola stres dengan baik, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, dan bersikap optimis terhadap kehidupan.

Secara sosial, mereka aktif membangun hubungan yang bermakna, bersikap suportif, dan menikmati koneksi yang sehat dengan keluarga maupun komunitas.

Remaja dengan kesehatan mental yang baik juga cenderung menunjukkan prestasi akademik yang lebih baik, hubungan sosial yang harmonis, dan kemampuan untuk menghadapi tantangan hidup dengan positif.

Sebaliknya, jika kesehatan mental tidak dijaga, remaja dapat mengalami berbagai dampak negatif. Depresi, kecemasan, dan isolasi sosial menjadi ancaman serius yang dapat memengaruhi kehidupan mereka secara keseluruhan.

Baca Juga: Peran Orang Tua terhadap Kesehatan Mental Anak di Era Generasi Z

Pada tingkat yang lebih parah, gangguan ini dapat menyebabkan putus sekolah, penyalahgunaan zat, atau bahkan tindakan ekstrem, seperti bunuh diri.

Selain itu, gangguan kesehatan mental juga dapat memengaruhi hubungan mereka dengan keluarga dan lingkungan sekitar, menciptakan siklus negatif yang sulit diatasi.

Namun, tidak semua dampak kesehatan mental bersifat negatif. Kesehatan mental yang baik dapat memberikan banyak manfaat positif.

Remaja yang sehat secara mental lebih mampu berkontribusi dalam kegiatan sosial, menunjukkan kreativitas, dan mengembangkan keterampilan baru.

Mereka juga cenderung menjadi individu yang lebih empatik dan suportif, yang tidak hanya bermanfaat bagi diri mereka sendiri tetapi juga bagi komunitas mereka.

Misalnya, program konseling di sekolah yang efektif telah terbukti membantu siswa meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi tingkat stres.

Dalam menghadapi tantangan ini, diperlukan kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan pemerintah untuk menciptakan sistem pendukung yang komprehensif.

Baca Juga: Kesehatan Mental pada Anak Bungsu

Kampanye kesadaran kesehatan mental, pelatihan untuk guru dan orang tua, serta peningkatan akses ke layanan kesehatan mental adalah langkah penting yang harus dilakukan.

Dengan pendekatan yang tepat, remaja dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat secara emosional, psikologis, dan sosial.

Kesehatan mental remaja adalah fondasi penting bagi masa depan bangsa. Dengan memastikan remaja memiliki akses terhadap dukungan yang mereka butuhkan, kita tidak hanya meningkatkan kualitas hidup mereka, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih kuat dan tangguh.

Oleh karena itu, investasi dalam kesehatan mental remaja bukanlah pilihan, melainkan keharusan untuk masa depan yang lebih cerah.

 

Penulis: Kamilia Rahmatika Fajrin
Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses