Yogyakarta – Proyek pembangunan jalan tol Yogyakarta-Bawen kini memasuki tahap penting dengan progress konstruksi mencapai 35%, sementara untuk Seksi 1, konstruksi sudah mencapai 67% dan diperkirakan selesai pada kuartal II tahun 2026. (7/1/2025)
Namun, proyek yang dijadwalkan akan menghubungkan Yogyakarta dan Semarang ini juga menghadapi tantangan besar, termasuk dampak terhadap rumah warga yang mengalami kerusakan akibat getaran alat berat dan ketidakjelasan soal kompensasi pembebasan lahan.
Pengerjaan jalan tol Yogyakarta-Bawen terus berjalan dengan progress konstruksi yang kini telah mencapai 35%. Pembangunan tol ini melibatkan beberapa seksi, dengan Seksi 1 (Yogyakarta-Simpang Susun Banyurejo) menjadi salah satu sektor yang menunjukkan kemajuan paling signifikan.
Progres konstruksi Seksi 1 tercatat 67,06%, dan pembebasan lahan telah mencapai 95,29%. Menurut PT Jasa Marga, proyek ini diperkirakan akan selesai pada kuartal II tahun 2026.
Baca Juga: Masalah-Masalah Ekonomi Akibat Pembangunan Jalan Tol Padang Sicincin-Pekanbaru
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dalam proyek ini adalah menjaga kelancaran saluran air, karena sebagian besar jalan tol ini didesain melayang. Meskipun proses pengerjaannya terbilang lambat, tim proyek tetap berkomitmen untuk menyelesaikan konstruksi tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan dan risiko banjir.
Selain itu, pemasangan girder di beberapa titik sudah menunjukkan kemajuan yang signifikan, yang mempercepat proses konstruksi tol melayang. Setelah pilar selesai dibangun, pemasangan girder akan dilakukan dengan lebih efisien menggunakan teknologi terbaru, memastikan proyek dapat selesai tepat waktu.
Namun, proyek ini juga menimbulkan dampak sosial yang cukup signifikan. Beberapa rumah warga di Kapanewon Mlati mengalami kerusakan, seperti retakan akibat getaran alat berat.
Di Dukuh Ringinsari, sejumlah warga bahkan terpaksa membongkar rumah mereka setelah mendengar kabar pembongkaran, meskipun belum ada sosialisasi resmi mengenai hal tersebut. Salah satu warga, Muhamad Nur Arifin, melaporkan bahwa 39 meter persegi rumahnya terdampak proyek tol.
Banyak warga yang merasa kurang dilibatkan dalam proses pembebasan lahan dan kebingungan terkait kompensasi yang akan diterima. Beberapa dari mereka mengungkapkan kekhawatiran tentang masa depan tempat tinggal mereka. Meski pihak kontraktor telah berjanji untuk memperbaiki kerusakan akibat proyek ini, masalah komunikasi dan kejelasan mengenai hak-hak warga masih menjadi perhatian utama.
Sementara itu, PT Jasa Marga memastikan akan terus berupaya menyelesaikan proyek ini sesuai jadwal dengan tetap menjaga kualitas dan berkomitmen untuk memperbaiki kerusakan yang dialami warga. Proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan konektivitas antar wilayah setelah selesai.
Penulis: Sukirno
Mahasiswa Progam Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News