Pendahuluan
Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki ancaman akan penyakit endemis menular. Salah satu penyakit endemis di Indonesia yaitu demam berdarah dengue (Dompas dkk., 2020). Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang berasal dari nyamuk Aedes aegypti.
Terjangkitnya DBD ditandai dengan demam tanpa penyebab yang jelas dua hingga tujuh hari dengan suhu 39°C, nyeri ulu hati, gelisah, lemah atau lesu, dan adanya ruam aserta bintik perdarahan disertai tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan (Susmaneli & Ardianti, 2018).
Beberapa faktor yang menyebabkan DBD yaitu perilaku, lingkungan, genetika, dan layanan kesehatan. Faktor perilaku menyangkut semua perilaku manusia khususnya yang berkaitan dengan kebersihan. Faktor lingkungan seperti iklim maupun kebersihan lingkungan. Faktor genetik juga memiliki risiko terjangkitnya DBD (Pare dkk., 2020).
Sementara itu, faktor layanan kesehatan menyangkut dengan upaya promotif dan preventif oleh pihak yang berwenang seperti puskesmas. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan 3M (menguras, mengubur, dan menutup), merapikan isi rumah, memasang klambu, dan menggunakan lotion anti nyamuk.
Hal lain yang tidak kalah penting yaitu penyembuhan dari terjangkitnya DBD. Fase kritis dari penyakit DBD yaitu menurunnya jumlah trombosit secara tiba-tiba signifikan hingga dibawah 100.000 sel/mm3 (Darmaningrat, 2023).
Semakin tinggi penurunan jumlah trombosit maka semakin parah. Penurunan jumlah trombosit ini konsisten dan berkaitan dengan tingkat keparahan terjangkitnya DBD. Oleh karena itu, jumlah trombosit sering dijadikan sebagai indikator prognosis pada pasien yang terjangkit DBD.
Upaya peyembuhan DBD biasanya berupa terapi simtomatik dan suportif, seperti pemberian cairan dengan larutan isotonik serta pemantauan secara berkala (Darmaningrat, 2023). Adapun upaya alternatif untuk menyembuhkan DBD yaitu dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam darah.
Salah satu minuman yang dapat digunakan untuk terapi penyembuhan DBD yaitu air kelapa. Melalui esai ini akan dibahas mengenai analisa pengaruh air kelapa dalam proses penyembuhan DBD yang diperoleh dari artikel pendukung dengan rentang waktu 10 tahun terakhir menggunakan database google scholar.
Pembahasan
Air kelapa dapat diperoleh dari endosperma kelapa. Air kelapa dibagi menjadi air kelapa muda dan air kelapa matang berdasarkan waktu panennya. Air kelapa memiliki umur tidak lebih dari 6-8 bulan karena semakin bertambahnya umur kelapa akan menyebabkan volume air semakin sedikit dan membentuk kernel yang semakin keras dan tebal (Prasetiyo dkk., 2021).
Air kelapa yang sering dikonsumsi sebagai minuman yaitu berupa air kelapa muda. Air kelapa adalah sumber makanan alami terkaya sitokinin. Sitokinin juga diketahui memiliki sifat antitrombolitik sehingga dapat menurunkan risiko penggumpalan darah.
Air kelapa muda (Cocos nucifera L.) mengandung bioaktif seperti antioksidan, vitamin C sebesar 32,50 mg/L, L-Arginine sebesar 12,63 μm/mL dan mineral seperti Cu sebesar 0,40 mg/kg, Zn sebesar 0,39 mg/kg, dan Mn sebesar 2,50 mg/kg (Zulaikhah, 2019).
Senyawa-senyawa tersebut berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas seperti hematopoetic yang dapat menurunkan jumlah trombosit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh, Ibnussina (2019) yang meneliti pengaruh air kelapa muda dalam meningkatkan trombosit pada tikus putih menunjukkan air kelapa muda (Cocos nucifera L.) dengan osis 8 mL/200gBB/hari berpengaruh terhadap peningkatan jumlah trombosit.
Air kelapa juga mengandung enzim bioaktif seperti asam folat yang dapat memperbaiki jumlah trombosit. Asam folat dikenal memiliki peranan penting dalam proses pembentukan darah khususnya pembentukan inti sel. Asam folat diproduksi melalui transport aktif dari hepatosit dan sel sumsum tulang.
Proses metabolisme asam folat dimulai dari bentuk inaktifnya yaitu Methyl-tetrahidrofolate hingga pada akhirnya mengalami metilasi oleh vitamin B12 (Tetrahdirofolate). Dua molekul tersebut berperan penting dalam sintesis DNA karena dapat meningkatkan pembentukan sel darah pada sumsum tulang. Salah satu sintesis DNA yaitu megakariosit yang dapat menghasilkan trombosit.
Kandungan air kelapa yang dapat meningkatkan jumlah trombosit yaitu asam amino. Asam amino memiliki pengaruh terhadap trombopoietin. Trombopoietin merupakan salah satu perangsang bagi megakariosit. Asam amino akan meningkatkan sitokin GM-CSF dan (IL-3).
Selain itu, asam amino dapat memberntuk trombopoietin. Faktor darai GM-CSF dan IL-3 akan memberikan stimulus pada megakariopoiesis dan trombopoietin. Dengan begitu faktor tersebut akan membantu proses pematangan megakariosit menjadi trombosit.
Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mishra (2017) mengenai pemberian air kelapa pada 300 penderita DBD menyimpulkan bahwa air kelapa dapat meningkatkan nafsu makan. Selama demam berdarah pasien menderita demam, mual dan muntah.
Berdasarkan penelitian tersebut, 80% pasien memiliki elektrolit seimbang dan 81,3% pasien mengalami peningkatan nafsu makan setelah meminum kelapa. Air kelapa memiliki banyak nutrisi dan terutama kaya akan potasium. Oleh karena itu, konsumsi air kelapa membantu elektrolit pasien seperti natrium, kalium dan klorida serta mineral dan vitamin lainnya tetap terjaga setelah meminum air kelapa.
Penutup
Air kelapa muda merupakan air yang mengandung nutrisi baik mikro maupun makro yang yang bermanfaat bagi tubuh. Air kelapa muda juga mengandung enzim aktif dan zat bioaktif. Salah satu nutrisi yang terkandung dalam air kelapa muda yaitu asam folat dan asam amino yang dapat meningkatkan jumlah trombosit. Hal ini penting karena jumlah trombosit menurun pada saat mengalami penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Jumlah trombosit merupakan indikator dari tingkat keparahan dari DBD. Semakin rendah jumlah trombosit mengindikasikan bahwa semakin parah sesorang terjangkit DBD. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk proses penyembuhan akibat DBD yaitu mengonsumsi makanan atau minuman kaya nutrisi seperti air kelapa muda.
Mengonsumsi air kelapa muda tidak hanya dapat meningkatkan jumlah trombosit, tetapi juga dapat menjaga jumlah elektrolit dalam tubuh penderita DBD. Hal ini dikarenakan air kelapa muda mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu mengonsumsi air kelapa muda dapat meningkatkan nafsu makan bagi para penderita DBD.
Penulis: Oktaviona Nengsih
Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi Â
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News