Antara Harga Tiket dan Antusiasme: Refleksi atas Mahalnya Konser GDA 2024 di Jakarta

Golden Disc Award
Golden Disc Award. (Sumber: https://www.fresherslive.com/)

Golden Disc Award (GDA) ke-38, sebuah acara penghargaan musik dari Korea Selatan, akan diselenggarakan di Jakarta Internasional Stadium (JIS), pada Januari 2024 mendatang. Tak hanya di Jakarta, acara tersebut sudah diadakan di berbagai negara di luar Korea Selatan, seperti Jepang, Malaysia, Tiongkok dan Thailand.

Untuk pertama kalinya, Indonesia menjadi tuan rumah untuk acara penghargaan musik ini, yang pada tahun sebelumnya diadakan di Bangkok, Thailand. Akhir-akhir ini, Indonesia memang menjadi tempat tujuan untuk konser-konser artis luar negeri.

Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, banyak artis luar negeri terutama boy group dan girl group asal Korea Selatan telah menggelar konser di Indonesia, seperti Blackpink yang menggelar konsernya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, hingga SUGA BTS yang sukses menggelar konsernya selama tiga hari berturut-turut di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD.

Bacaan Lainnya

Pihak stasiun penyiaran Korea Selatan, JTBC bekerja sama dengan promotor lokal, Nusantara Indah Ceria Entertainment (NICE) sebagai pihak penyelenggara yang bertanggung jawab untuk acara perhelatan GDA 2024 di Indonesia.

Harga tiket konser yang ditawarkan cukup beragam mulai dari Rp1,3 Juta (CAT 1) hingga Rp6 Juta (VIP Package). Namun, harga tiket tersebut belum termasuk pajak yang harus ditanggung penggemar. Sehingga, banyak penggemar yang merasa terbebani lantaran harga yang ditawarkan dinilai tidak masuk akal dan terlalu mahal untuk acara yang bukan merupakan konser tunggal.

Penggemar harus merogoh kocek lebih untuk menyaksikan acara penerimaan penghargaan tersebut yang sekaligus akan menampilkan pertunjukan dari boy group dan girl group kesayangan mereka.

Sebelumnya, GDA 2023 telah digelar di Bangkok, Thailand. Harga tiket tersebut dibandrol dengan harga termurahnya 1.800 baht atau senilai Rp800 Ribu dan harga termahalnya 6.500 baht atau senilai Rp2,9 Juta. Jika dibandingkan dengan konser GDA 2024, harga tiket yang ditawarkan di Bangkok jauh lebih murah daripada harga tiket yang digelar di Jakarta pada Januari mendatang.

Hal tersebut menjadi perbincangan di kalangan para penggemar K-Pop, pasalnya GDA di Bangkok mempunyai denah yang hampir mirip dengan Jakarta, yang membedakan keduanya hanya pada red carpet. Tak hanya itu, harga tiket yang dibandrol dinilai tidak sesuai dengan Upah Minumum Rata-rata (UMR) di Indonesia, yakni berkisar antara Rp1,9 Juta hingga Rp5 Juta dalam sebulan. Selain itu,

harga tiket belum termasuk pajak negara sebesar 15%, sehingga secara keseluruhan, harga tiket bersih akan menjadi sangat tinggi. Mahalnya harga tiket suatu konser bergantung pada popularitas artis atau penyanyi yang akan menggelar konser.

Semakin terkenal sang penyanyi, maka semakin mahal pula harga tiket konser yang ditawarkan. Selain itu, promotor yang menggunakan sistem bidding untuk mendapatkan hak penyelenggaraan konser juga turut memainkan peran dalam menaikkan harga tiket.

Faktor lain seperti kesulitan dalam perizinan konser, serta pajak dan regulasi pemerintah Indonesia yang memungkinkan banyak pihak terlibat dalam persiapan konser yang akan digelar juga berkontribusi terhadap kenaikan biaya.

Populasi penggemar K-Pop di Indonesia yang sangat besar, tentunya membuat peluang yang besar pula terhadap daya beli penggemar yang ingin menghadiri konser-konser K-Pop.

Penggemar di Indonesia seringkali bersedia mengeluarkan uang untuk tiket konser dan sangat antusias untuk bertemu langsung dengan idol mereka di dalam konser.

Namun, bila penggemar secara terus-menerus memaksakan kehendak untuk tetap membeli tiket konser dengan harga yang tidak wajar, kemungkinan yang akan terjadi kedepannya adalah promotor akan terus mengandalkan besarnya daya beli penggemar K-Pop demi bisa mendatangkan penyanyi yang akan konser di Indonesia.

Alhasil, para promotor lokal lain akan menggunakan harga tiket konser ini sebagai patokan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar di konser-konser yang akan mendatang dan pada akhirnya merugikan penggemar. Jika mahalnya harga tiket konser K-Pop terus dinormalisasikan tanpa adanya transparansi, dapat diprediksi bahwa harga tiket ke depannya akan semakin tidak masuk akal.

Dalam mengatasi permasalahan tersebut, beberapa solusi yang memungkinkan untuk diterapkan yaitu pertama, promotor dapat meninjau ulang kebijakan harga tiket dengan cara mengurangi biaya produksi dan promosi.

Kedua, kolaborasi dengan sponsor atau pihak ketiga juga dapat menjadi opsi untuk membantu menutupi sebagian dari biaya tersebut seperti yang sudah dilakukan oleh pihak promotor GDA 2024 yang bekerja sama dengan Bank Mandiri.

Namun, cukup disayangkan kolaborasi tersebut belum membuat para penggemar lega karena harga tiket yang ditawarkan masih menjadi yang paling mahal di antara konser-konser sebelumnya. Ketiga, penggemar K-Pop disarankan untuk tidak terburu-buru dalam memutuskan membeli tiket dengan harapan bisa memberikan tekanan kepada promotor agar melakukan peninjauan kembali terhadap kebijakan harga mereka.

Dari beberapa solusi tersebut, tindakan terbaik yang dapat penggemar lakukan adalah dengan bersikap bijak dan tidak terburu-buru dalam memutuskan untuk membeli tiket konser.

Selain itu, penggemar bisa memilih untuk menonton konser di luar negeri dengan harga tiket yang lebih terjangkau, fasilitas yang sama, sekaligus berkesempatan untuk liburan di luar negeri dengan biaya yang tidak jauh berbeda.

Dengan demikian, kita berharap bahwa promotor atau penyelenggara acara dapat mengambil langkah-langkah yang relevan dalam penetapan harga tiket.

Namun, seiring dengan upaya ini, kita juga mengajak penggemar untuk bersikap bijak. Penting untuk tidak terbawa arus atau ikut-ikutan tanpa mempertimbangkan kemampuan finansial, karena hal itu tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga orang lain.

 

Penulis: Azyarni Anjani
Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Semarang

 

Editor: I. Chairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.