Dewasa ini, perkembangan teknologi mengalami perubahan yang sangat signifikan dengan kehadiran sebuah inovasi berupa kecerdasan buatan atau AI.
AI merupakan inisial dari kata Artificial Intelligence, yaitu sebuah program yang mampu untuk meniru kecerdasan manusia.
Penggunaan AI ini meluas di berbagai kalangan dan industri, terutama di dalam pendidikan, kesehatan, keuangan, hiburan-hiburan, dan masih banyak lagi.
Kemampuan untuk berpikir, belajar, membuat keputusan, memberikan solusi, bahkan melakukan percakapan sekarang tidak hanya dapat dilakukan oleh manusia, tetapi AI juga.
Tentu saja kemampuan tersebut banyak merubah kehidupan manusia di era digital ini.
Bagaimana tidak, keberadaan AI bahkan sering dibandingkan dengan kemampuan manusia karena dinilai relatif lebih efisien dan akurat, meningkatkan efisiensi dengan menghemat waktu dan biaya.
Seiring dengan kemajuan teknologi, AI dikembangkan lebih jauh lagi agar sebisa mungkin dapat digunakan di seluruh kegiatan manusia.
Bayangkan jika di rumah anda ingin mematikan lampu, menyalakan televisi, menurunkan suhu pendingin ruangan ataupun menghidupkan shower, anda hanya perlu membacakan perintah dengan bahasa yang dimengerti oleh manusia.
Begitu juga saat anda kelelahan saat melakukan perjalanan panjang keluar kota, mode “auto-pilot” dapat dinikmati pada mobil anda yang sudah dibekali dengan AI.
Dahulu kita hanya dapat menyaksikan dan menghayalkan fenomena-fenomena tersebut pada animasi dan karangan sains-fiksi.
Tidak terlintas di pikiran bahwa hal tersebut akan benar-benar terjadi seperti yang kita saksikan saat sekarang ini.
Di balik banyaknya kemudahan dengan adanya AI, ternyata banyak dampak negatif yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan tersebut.
Kemampuan AI yang dalam beberapa hal mampu menggantikan peran manusia ternyata menjadi ancaman bagi peluang kerja pada bidang-bidang tertentu.
Baca Juga:Â Dampak Luas Teknologi Artificial Intelligence (AI) terhadap Perkembangan Industri di Indonesia
Misalnya profesi sebagai translator, admin, editor, programmer, dan sebagainya kini mampu diambil alih oleh gadget atau robot.
Bahkan ada pihak-pihak tertentu yang dengan sengaja memanfaatkan AI untuk memalsukan wajah dan suara pada sebuah foto atau video untuk menimbulkan kegaduhan dan hoaks.
Hal-hal tersebut dapat menimbulkan kerugian, terutama bagi korban yang wajah atau suaranya digunakan dalam kejahatan tersebut.
Ditambah lagi dengan pemberitaan di beberapa media yang mengabarkan bahwa AI ternyata mampu dengan sendirinya, berinteraksi dengan melakukan percakapan layaknya manusia dengan sesamanya.
Belum lagi dengan berita robot kecil yang ditanamkan AI mampu “menculik” robot lainnya dari sebuah toko robot di China.
Info tersebut menunjukkan bahwa AI memiliki peluang ancaman tersendiri bagi manusia jika pengembangannya tidak dibatasi sesegera mungkin.
Lebih jauh lagi, semakin banyaknya kejadian tidak terduga yang melibatkan AI ini mampu menjadi sebuah keresahan di tengah-tengah masyarakat terutama pada anak-anak yang bahkan belum mengerti cara menggunakan AI dengan baik, yang dimana mereka sama sekali tidak diawasi.
Baca Juga:Â Mahasiswa UGM Mengembangkan Alat Pendeteksi Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Artificial Intelligence
Berdasarkan uraian tersebut, dibutuhkan pembatasan terhadap penggunaan dan pengembangan AI berupa regulasi yang jelas, dan mampu melindungi privasi yang menjamin akuntabilitas. Hingga AI harus menjadi aman, akurat, dan skalabel.
Keterlibatan pemerintah untuk bekerjasama dengan industri dan masyarakat sangat dibutuhkan demi memastikan tujuan penggunaan AI untuk kepentingan bersama.
Penerapan regulasi yang baik diharapkan mampu menekan potensi kejahatan akibat penyalahgunaan AI, bahkan memperbaiki kualitas hidup dan meningkatkan produktivitas dalam aspek-aspek kehidupan.
Dengan demikian, tujuan AI untuk efisiensi, akurasi dan mempermudah kehidupan manusia dapat tercapai dengan baik bahkan dapat membawa manfaat yang sangat besar untuk masyarakat secara bertanggung jawab.
Penulis: Yustika Aulia Dalimunthe
Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Pendidikan Dasar, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News