Batik Danar Hadi: Dahulu Hingga Kini

batik danar hadi

Batik merupakan salah satu kesenian yang berkembang di Indonesia. Batik merupakan seni menggambar di atas kain yang digunakan untuk pakaian.

Kesenian ini sudah menjadi salah satu budaya keluarga-keluarga kerajaan Indonesia sejak zaman dahulu. Kata batik itu sendiri berasal dari kata “amba” yang berarti kain lebar, dan kata titik.

Batik Danar Hadi telah hadir dan menemani warga Solo sejak tahun 1967. Berawal dari sebuah industri rumahan yang didirikan oleh Santosa Doellah bersama istrinya, Danarsih Hadipriyono.

Nama Danar Hadi itu sendiri diambil dari penggalan nama sang istri. Pada 1975, Danar Hadi membuka toko kecil di Jakarta hingga kemudian berkembang ke beberapa kota besar di Inonesia. Hingga kini, Danar Hadi menjadi salah satu dari tiga besar industri batik yang ada di Indonesia.

Bacaan Lainnya

Proses membatik yang dilakukan membutuhkan kerja keras, kreativitas tinggi, dan konsistensi untuk menghasilkan batik yang berkualitas.

Cara pengerjaannya pun berbeda berdasarkan prosesnya, batik cap dan batik tulis. Batik cap dikerjakan menggunakan cap, sedangkan batik tulis dikerjakan menggunakan canthing.

Mbathik, yaitu proses mengisi desain batik dengan lilin menggunakan canthing setelah kain mori diberi motif. Setelah dilakukan mbathik, proses selanjutnya yaitu nembok.

Proses ini adalah proses menutupi bagian-bagian desain batik yang ingin tetap berwarna putih menggunakan lilin atau malam khusus batik.

Bagian-bagian tersebut ditutupi lilin seakan menjadi tembok penahan. Kemudian, dilakukan medel, di mana kain yang telah dilapisi lilin itu dicelupkan untuk memberikan warna dasar.

Ngerok dan mbirah menjadi urutan proses selanjutnya. Dalam proses ini, kain mori dikerok dengan hati-hati menggunakan lempengan logam lalu dibersihkan menggunakan air bersih dan diangin-anginkan.

Selanjutnya adalah proses mbironi, yakni proses melapisi bagian-bagian tertentu dengan lilin serta memberikan motif untuk mengisi kekosongan desain.

Bagian yang diberi lilin tersebut memiliki tujuan agar tidak terkena warna pada proses selanjutnya, nyoga. Proses nyoga berasal dari kata soga yang berarti kayu yang digunakan untuk mendapatkan warna cokelat.

Dalam proses ini, batik diberikan warna dengan dicelupkan ke dalam campuran warna cokelat. Tahap terakhir yaitu nglorod.

Kain yang sudah berwarna cukup tua pada tahap ini dicelupkan ke dalam air panas agar lilin yang menutupi desain batik semuanya runtuh hingga bersih. Kemudian, kain batik diangin-anginkan agar kering.

Dengan berpegang teguh pada akar tradisionalnya, Danar Hadi siap menghadapi tantangan di masa depan. Dengan sisi modernnya, batik semakin dapat menarik hati para pecintanya.

Tanpa menghilangkan sisi artistik dan tradisionalnya, Danar Hadi menghadirkan batik untuk berbagai kalangan usia.

Danar Hadi berhasil menghadapi tantangan di era modernisasi ini dengan senantiasa menghadirkan desain yang memadukan kebudayaan adiluhung Indonesia dengan tren dan perkembangan modern.

Penulis: Dhiyaulhaq Hibatullah
Mahasiswa Jurusan Film dan Televisi Institut Seni Indonesia Surakarta

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses