Bencana Alam

Dampak Bencana Alam
Ilustrasi Peristiwa Bencana Alam (Sumber: Penulis)

Bencana alam (bahasa Inggris: natural disaster), adalah suatu peristiwa yang sangat merugikan terhadap masyarakat.

Bencana alam dapat mengakibatkan hilangnya nyawa atau kerusakan harta benda, dan biasanya mengakibatkan kerugian ekonomi.

Bencana alam terjadi ketika proses-proses alam, seperti geologi dan hidrometeorologi. Contoh kejadian bencana alam meliputi banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, dan tanah longsor.

Tanah longsor dapat terjadi karena proses alam ataupun karena dampak kecerobohan manusia. Tanah longsor dapat merusak struktur tanah, merusak lahan pertanian, pemukiman, sarana dan prasarana penduduk, serta berbagai bangunan lainnya.

Bacaan Lainnya

Tanah longsor terbentuk ketika air terkumpul dengan cepat di dalam tanah dan mengakibatkan luapan air berupa batu, tanah, dan puing. Tanah longsor biasanya dimulai di lereng yang curam dan dapat dipicu oleh bencana alam.

Bencana alam dapat diprediksi dan diantisipasi untuk meminimalisir kerugian dan korban. Upaya untuk mengurangi risiko bencana disebut mitigasi bencana.

Baca Juga: Blockchain Disaster Management untuk Humanitarian Logistic sebagai Tindakan Penanggulangan Pasca Bencana Alam di Indonesia

Mitigasi bencana dapat dilakukan dengan cara struktural dan non-struktural. Selain bencana alam, ada juga bencana non alam yang disebabkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam.

Beberapa contoh bencana non alam di antaranya: kegagalan teknologi dan wabah penyakit.

Wabah penyakit istilah yang digunakan untuk menyebut kondisi penyebaran wabah penyakit secara meluas dalam jumlah yang melebihi batas normal.

Ada banyak sekali jenis wabah yang sempat terjadi di dunia yaitu wabah ebola, sars, mers, wabah influenza, flu burung, demam lassa, demam kuning, dan salah satunya adalah wabah penyakit yang terjadi baru-baru ini, yaitu wabah covid 19.

Covid-19 atau penyakit koronavirus 2019 (bahasa Inggris: Coronavirus 2019, disebut juga sebagai Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus. Penyakit ini mengakibatkan pandemi.

Penderita Covid-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernapas. Sakit tenggorokan, pilek, atau bersin-bersin lebih jarang ditemukan. Pada penderita yang paling rentan, penyakit Covid-19 dapat berujung pada pneumonia dan kegagalan multiorgan.

Baca Juga: Dampak Pandemi COVID-19 pada Kesehatan Mental Masyarakat Usia Produktif

Kegagalan multiorgan atau Multiple Organ Dysfunction Syndrome (MODS) adalah kondisi serius di mana dua atau lebih organ tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik secara bersamaan.

Kegagalan multiorgan merupakan kondisi yang sangat serius dengan tingkat kematian yang tinggi.

Pemicu paling umum dari kegagalan multiorgan ini adalah sepsis atau komplikasi. Dijelaskan oleh dr. Arina, tanda-tanda multiorgan tergantung pada organ mana yang terpengaruh yang terjadi infeksi.

Infeksi adalah kondisi ketika mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit masuk ke dalam tubuh dan mulai berkembang biak, menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh normal.

Infeksi dapat bersifat lokal (terbatas pada satu area tubuh) atau sistemik (menyebar ke seluruh tubuh).

Infeksi dapat bervariasi dari ringan hingga berat, sehingga pencegahan dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan agar tidak menyebabkan infeksi. Infeksi yang disebabkan mikroorganisme bersel tunggal.

Baca Juga: Mengelola Sumber Daya Air Minum: Inovasi untuk Masa Depan Berkelanjutan

Mikroorganisme adalah organisme hidup yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dari satu sel atau beberapa sel yang memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda.

Mikroorganisme dapat ditemukan di mana-mana, mulai dari lingkungan sekitar, tubuh manusia, hingga produk makanan dan minuman. Mikroorganisme memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

Mikroorganisme dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dengan membusukkan bahan organik.

Bahan organik adalah materi yang berasal dari makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, yang tersusun terutama oleh senyawa karbon.

Bahan organik biasanya mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme di alam, menghasilkan unsur hara yang berguna bagi lingkungan, terutama tanah.

Bahan organik memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung pertanian berkelanjutan.

Baca Juga: Membumikan Aplikasi Pupuk Organik dan Pestisida Nabati

Pengelolaan bahan organik yang baik dapat meningkatkan kesuburan tanah sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Lingkungan adalah keseluruhan kondisi alam dan kehidupan sosial yang ada di sekitar kita, mencakup komponen alam, manusia dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kehidupan.

Sementara itu, pengelolaan lingkungan adalah upaya untuk menjaga, melindungi, memanfaatkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan secara berkelanjutan.

Tujuannya adalah memastikan lingkungan tetap sehat, lestari, dan dapat menunjang kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya di masa kini dan masa mendatang.

 

Penulis: Wafi Tino Samudro
Mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan, Akademi Teknik Tirta Wiyata

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses