Dampak Penjualan pada Masa Pandemi

Dampak Penjualan Masa Pandemi

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil.

Lontong Opor Pak Yanto berdiri pada 5 Mei 2010 dan didirikan dari nol oleh Bapak Yanto dan Ibu Wuri dengan sangat optimis mereka membangun usaha ini untung menghidupi keluarga kecil mereka.

Lambat laun dagangan mereka semakin dikenal orang dan banyak pengunjung yang datang. Hingga puncak keramaian yang terjadi pada sekitar tahun 2016-2019. Sampai pada masa pandemi awal tahun 2020 yang membuat dagangan Pak Yanto mengalami penurunan.

Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19 terhadap UMKM Olahan Salak di Sleman

Bacaan Lainnya

Pandemi Covid-19 sejauh ini banyak sekali menimbulkan perubahan besar pada masyarakat. Cara hidup sudah sangat jauh berubah dan tampaknya akan menimbulkan perubahan yang besar pula pada masa mendatang. Dalam kata lain, setelah pandemi berlalu sekalipun, orang tidak akan otomatis kembali begitu saja pada cara-cara hidup sebelum new normal.

Lontong Opor Pak Yanto adalah salah satu usaha menengah kecil yang terkena dampak dari pandemi Covid-19. Usaha ini merupakan makanan tradisional yang di kemas dan disajikan secara modern dengan kardus dan menerima pesanan melalui COD atau dapat di pesan melalui ShopeeFood, GrabFood dan GoFood. berkonsep penjualan online.

Bermula dari satu tempat yang menjadi tempat produksi sekaligus warehouse, kini Lontong Opor Pak Yanto memiliki satu tempat khusus untuk warehouse dan satu tempat produksi tersendiri sehingga kualitas bahan dan makanan dapat tetap terjaga dengan baik.

Baca Juga: Dampak Ekonomi UMKM Ayam Geprek Akibat Covid-19

Lontong Opor Pak Yanto dalam satu porsi menu terdiri dari lontong serta lauk pauk seperti sambal kentang, ayam, telor, dan kuah opor yang memiliki cita rasa khas rempah-rempah Indonesia serta di taburi brambang goreng yang super renyah lalu dihidangkan bersamaan dengan kerupuk akan nikmat di makan saat pagi hari sebelum sinar matahari berada tepat di atas kepala.

Resepnya pun tak sembarang, meski dari resep turun temurun atau resep tetua keluarga, Lontong Opor Pak Yanto justru ingin menggebrak rasa modern bercampur tradisi. Dengan proses uji coba resep berkali-kali hingga menjadi rasa yang sekarang, Lontong Opor Pak Yanto  membuktikan kualitas makanan lewat meningkatnya penjualan setiap bulan.

“Sejak berdiri pada 5 Mei 2010 hingga sekarang, pemesanan kami meningkat sekitar 30% setiap bulan. Mungkin karena banyak yang menyukai rasa makanan kami dan pembeli kami juga banyak yang melakukan repeat order. Tetapi sejak adanya pandemi Covid-19 ini penjualan sedikit menurun, dampak yang di timbulkan pandemi Covid-19 sangatlah berpengaruh pada usaha kami. Dari omset yang tidak menentu sampai dalam sehari pernah hanya terjual 5 porsi saja. Karena keadaan itu kami pun memutar otak untuk setidaknya tetap bisa bertahan, lalu kami mencoba berjualan secara online, dan ternyata hasilnya sangat memuaskan.”

Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pelaku UMKM Top Chicken

Setelah berjalan kurang lebih satu tahun menghadapi pandemi Covid-19 kami perlahan bangkit bahkan alhamdulillah penghasilan terus bertambah dan usaha kami tidak mengalami kerugian yang besar.

Setelah usaha yang sudah cukup ramai, Pak Yanto di bantu sang istri untuk berdagang. Pelayannya pun sangat ramah dan proses dalam membuatkan makanannya sangatlah cepat serta tempatnya yang bersih menjadikan pembeli nyaman untuk berkunjung.

Endang Maisa Wurdani
Mahasiswa Universitas Sarjanawiata Tamansiswa

Dosen Pengampu: Putri Dwi Cahyani, S.E., M.E.I

Editor: Diana Pratiwi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses