Edupreneur literasi menggabungkan kemampuan berkreasi dalam sastra dengan semangat kewirausahaan, yang semakin penting di era industri kreatif saat ini. Konsep ini membawa pembelajaran sastra ke arah yang lebih praktis, menjadikannya suatu produk yang memiliki nilai ekonomi.
Penelitian oleh Suhariyanti (2025) menunjukkan bahwa karya sastra, seperti naskah film, novel, dan drama, tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga peluang untuk masuk ke dalam industri kreatif yang kompetitif.
Metode pembelajaran berbasis proyek telah terbukti berhasil dalam mengembangkan kemampuan bisnis di kalangan mahasiswa. Sakaria dan rekan-rekannya (2024) mencatat kesuksesan mahasiswa dalam menciptakan produk kreatif yang berkaitan dengan sastra dan menghasilkan pendapatan yang signifikan.
Pendekatan ini tidak hanya mengasah keterampilan teknis, tetapi juga membangun mentalitas kewirausahaan yang tangguh. Hal ini menggambarkan bahwa pembelajaran literasi dapat diarahkan ke aplikasi yang lebih praktis dan terfokus pada pasar.
Budaya literasi memiliki pengaruh besar dalam mengembangkan keterampilan untuk abad ke-21. Menurut Sinurat et al. (2024), keterampilan seperti komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, dan kreativitas dapat ditingkatkan melalui pembelajaran literasi.
Keterampilan ini sangat krusial untuk menciptakan ide produk yang baru dan merumuskan strategi bisnis yang inovatif. Oleh karena itu, literasi tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk memahami teks, tetapi juga sebagai landasan untuk menciptakan produk dan layanan yang relevan.
Menggabungkan budaya literasi dan kewirausahaan menciptakan banyak peluang untuk menghasilkan konten edukatif yang juga memiliki nilai komersial. Dalam pendekatan ini, karya sastra menjadi lebih dari sekadar media untuk berekspresi, tetapi juga alat untuk memahami dan mempromosikan budaya lokal. Edupreneur bisa mengemas cerita, identitas, dan nilai budaya menjadi produk yang menarik bagi konsumen.
Dalam konteks ini, edukpreneur literasi tidak hanya menjual karya, tetapi juga nilai yang terkandung di dalamnya. Sastra yang dihasilkan dapat mengajarkan estetika dan budaya kepada banyak orang, memberikan nilai tambah yang signifikan. Dengan demikian, produk literasi menjadi lebih dari sekadar barang; mereka menjadi pengalaman yang dapat dinikmati oleh para konsumen.
Namun, ada tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam hal personalisasi dan segmentasi pasar. Edupreneur perlu memastikan bahwa produk sastra yang mereka tawarkan relevan dengan kebutuhan spesifik konsumen seperti anak-anak, remaja, atau wisatawan yang tertarik pada budaya. Pendekatan ini penting agar produk tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga sesuai dengan permintaan pasar yang jelas.
Pengembangan ekosistem kreatif melalui platform digital juga sangat penting untuk kesuksesan edukpreneur literasi. Dengan memanfaatkan media sosial, pasar online, dan situs web, edukpreneur dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Kemampuan digital menjadi keterampilan yang penting untuk mempromosikan produk dan memperkuat posisi dalam pasar global.
Skala bisnis dan keberlanjutan juga adalah aspek penting dalam pengembangan edupreneur literasi. Bisnis yang berbasis sastra perlu dikelola seperti startup, dengan visi yang jelas, target pasar yang spesifik, dan model monetisasi yang berkelanjutan. Strategi seperti kelas menulis berbayar, modul literasi berlisensi, dan workshop kreatif bisa menjadi sumber pendapatan yang stabil.
Sebagai kesimpulan, literasi edupreneur memiliki kemampuan yang sangat besar untuk tumbuh menjadi bagian dari industri kreatif yang stabil. Dengan kombinasi antara inovasi, pembelajaran berbasis proyek, dan bantuan dari dunia akademik, ide ini bisa menjadi cara untuk meningkatkan literasi sambil menciptakan peluang ekonomi.
Dukungan dari ekosistem digital dan inovasi yang berkelanjutan akan semakin memperkuat posisi literasi edupreneur di dalam peta industri kreatif.
Penulis: Essa Rohimah Sari
Mahasiswa FKIP Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News