Ekskavasi Pencarian Fosil Situs Patiayam

Ekskavasi Pencarian Fosil Situs Patiayam
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kudus – Penelitian pada fosil gajah purba Elephas yang ditemukan awal tahun 2024 lau kembali dilanjutkan (15/6/25).

Penelitian ini dimulai sejak 9 Juni – 24 Juni 2025. Penelitian arkeologi dilakukan oleh tim Pusat Riset Arkeologi Lingkungan Maritim dan Budaya Berkelanjutan Badan Riset dan Inovasi Nasional (PR ALMBB BRIN) Yayasan Dharma Bakti Lestari (YDBL), dan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.

Ekskavasi Pencarian Fosil Situs Patiayam

Tidak hanya itu, penelitian ini juga dihadiri oleh Prof. Truman Simanjutak sebagai peneliti senior dari Center for Prehistory and Austronesian Studies (CPAS) Indonesia dan dari pihak Koordinator KKL Program Studi Arkeologi FIB UI, yakni Prof. Cecep Eka Permana.

Bacaan Lainnya

Fosil gajah purba ini diperkirakan berusia sekitar 500 ribu tahun di Kawasan Perbukitan Patiayam, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Fosil ini sebenarnya telah ditemukan sejak tahun lalu, namun proses penelitian dan konservasi baru bisa dimulai tahun ini.

Penemuan dan penelitian ini dianggap sangat penting dalam kajian prasejarah, karena kondisi fosil yang masih relatif utuh.

Baca Juga: Energi Baru Terbarukan: Penggunaan Panel Surya pada Perahu Nelayan sebagai Alternatif Bahan Bakar Fosil

Gajah jenis Elephas ini lebih muda dari gajah jenis Stegodon. Yang telah ditemukan oleh para peneliti ini adalah bagian tulang belakang, tulang lengan, gigi atas dan bawah.

Dan diindikasi bahwa terdapat gading, namun masih dalam tahap penggalian yang dilakukan sangat hati-hati.

Menurut Ruly, yang didapatkan ini hanya sekitar 15-20 persen saja dari bagian tubuh gajah.

Namun, pola sebaran tulangnya cukup rekat satu dengan yang lain dan inilah yang mengindikasikan bahwa itu bukan bagian tubuh yang tercecer namun suatu bagian tubuh yang utuh.

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat juga ikut mendorong upaya pelestarian juga pemanfaatan situs purbakala yang bertujuan untuk mendukung riset yang dilakukan dan jangkauan sarana pendidikan formal maupun nonformal secara berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.

Menurut Lestari Moerdijat, guna mewujudkan kelestarian situs purbakala dan dapat memberi manfaat bagi masyarakat penelitian seperti ini harus mendapatkan dukungan dari pihak-pihak yang terkait.

Baca Juga: Raja Ampat sebagai Aset Prospektif bagi Pengembangan Pariwisata di Indonesia

Seorang peneliti dari Center for Prehistory Austronesian Studies (CPAS) yakni M. Ruly Fauzi mengatakan bahwa pihak-pihak yang hadir dalam penelitian ini, tengah melakukan perluasan terhadap ekskavasi (penggalian tanah) di situs Patiayam guna memperoleh data yang lebih detail terkait penemuan fosil Elephas pada bulan Januari tahun 2024 lalu sebagai dasar penelitian selanjutnya.

Ekskavasi Pencarian Fosil Situs Patiayam

Prof. Cecep juga mengatakan bahwa pemanfaatan situs purbakala Patiayam yang dapat digunakan sebagai media pendidikan berkelanjutan adalah langkah yang tepat.

Kini terdapat sekitar 81 orang mahasiswa Prodi Arkeologi FIB UI yang melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di situs Patiayam ini hingga 22 Juni mendatang.

Dari penelitian yang berlangsung, para mahasiswa UI dapat mempelajari dasar-dasar keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang arkeolog saat di lapangan, sekaligus dapat menyaksikan langsung fosil-fosil dari hasil temuan.

Menurut Prof. Cecep, kegiatan KKL ini mahasiswa-mahasiswa juga dapat belajar untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar Desa Terban, karena para mahasiswa harus menginap di rumah-rumah penduduk di desa ini.

Dalam jangka waktu panjang, direncanakan akan dibuat replika tulang-tulang dengan skala 1:1 yang nantinya pengunjung dapat melihat secara langsung hasil temuan asli di tempat penemuan.

Ekskavasi Pencarian Fosil Situs Patiayam

Penelitian dapat membuka peluang di masa depan, tidak hanya melihat masa lalu. Baik di sektor pendidikan maupun pengembangan wisata berbasis konservasi.

 

Penulis: Marcella Vinancy E. N.
Mahasiswa Prodi Ilmu Politik, Universitas Negeri Semarang

 

Sumber Referensi

Arif, S (2025, 17 Juni). Dirjen Kementerian Kebudayaan Kunjungi Kudus: Situs Patiayam Diusulkan Jadi Cagar Budaya. https://jurnalpantura.id/dirjen-kementerian-kebudayaan-kunjungi-kudus-situs-patiayam-diusulkan-jadi-cagar-budaya/.

Nila, R. (2025, 17 Juni). Dorong Patiayam Jadi Situs Nasional, Dirjen Kebudayaan RI Tinjau Langsung Situs Purbakala di Kudus. https://zonanews.id/dorong-patiayam-jadi-situs-nasional-dirjen-kebudayaan-ri-tinjau-langsung-situs-purbakala-di-kudus/nila-rustiyani/.

Yuliadi, M. (2025, 17 Juni). Langkah Nyata Pemerintah Pusat: Patiayam Disiapkan Jadi Cagar Budaya Nasional. https://isknews.com/langkah-nyata-pemerintah-pusat-patiayam-disiapkan-jadi-cagar-budaya-nasional/

 

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses