Banyak orang menggunakan makanan sebagai cara untuk melarikan diri dari berbagai emosi, seperti stres, kesedihan, atau kecemasan, di tengah tekanan hidup yang semakin kompleks. Emosi makan adalah fenomena yang berdampak pada kesehatan fisik dan keseimbangan batin.
Dalam pandangan Islam, makan adalah bagian dari ibadah dan bukan sekadar kebutuhan biologis. Itu harus dilakukan dengan niat yang benar dan penuh kesadaran.
Di dalam buku “End Emotional Eating” menjelaskan bahwa emotional eating adalah istilah populer yang digunakan untuk menggambarkan makan yang dipengaruhi oleh emosi, baik emosi positif maupun negatif.
Perasaan dapat memengaruhi berbagai aspek makan, termasuk motivasi untuk makan, pilihan makanan, di mana dan dengan siapa seseorang makan dan kecepatan makan. Kebanyakan makan dipicu oleh perasaan daripada rasa lapar fisik. Individu yang berjuang dengan obesitas cenderung makan sebagai respon terhadap emosi (Taitz, 2012).
Berbagai faktor emosional yang memengaruhi pola makan seseorang sering menyebabkan pola makan emosional dalam psikologi.
Stress adalah faktor yang paling sering memengaruhi pola makan emosional karena saat seseorang mengalami tekanan, hormon kortisol meningkat, yang menyebabkan tubuh cenderung menginginkan makanan yang tinggi gula dan lemak untuk memberikan rasa nyaman sementara.
Trauma emosional yang terjadi di masa lalu, kebiasaan masa kecil, seperti pola asuh yang mengaitkan makanan dengan penghargaan, dan rasa kesepian atau bosan adalah faktor lain yang memengaruhi konsumsi makanan emosional.
Islam memandang makan sebagai salah satu kebutuhan mendasar manusia, tetapi juga mengingatkan pentingnya pengendalian diri dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Makan tidak hanya untuk memuaskan rasa lapar, tetapi juga harus dilakukan dengan niat ibadah untuk menjaga tubuh sebagai amanah dari Allah SWT.
Al-Quran dengan tegas melarang perilaku berlebihan dalam segala hal, termasuk dalam makan dan minum. Dalam surah Al-A’raf, Allah berfirman, yang artinya “…makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31).
Baca Juga: Mengatasi Stres dengan Metode Islamiyah dan Psikologi
Salah satu cara untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan fisik dan spiritual adalah dengan mengikuti ajaran Islam tentang pola makan yang sehat, seimbang, dan penuh kesadaran. Ini dilakukan dengan melarang makan yang berlebihan dan menganjurkan makan yang halal dan thayyib, serta dengan puasa untuk mengendalikan nafsu.
Emotional eating, memiliki efek negatif yang signifikan pada kesehatan fisik dan spiritual, meskipun memberikan kenyamanan sementara.
Konsumsi makanan yang tidak sehat, seperti makanan tinggi gula, lemak, dan kalori, sering kali terlibat dalam makan emosi, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas, masalah pencernaan, kesehatan mental, serta penurunan energi dan produktivitas.
Makan berlebihan berdampak pada fisik dan spiritual, seperti menurunkan kesadaran untuk beribadah karena makan berlebihan dapat menyebabkan malas, mengantuk, dan kehilangan fokus.
Seseorang dapat menjadi lebih terikat pada hawa nafsunya, yang pada gilirannya dapat mengurangi rasa syukur mereka dan menghambat mereka untuk lebih dekat dengan Allah SWT.
Kebiasaan makan yang disebabkan oleh emosi dapat diatasi dengan metode yang sesuai dengan ajaran Islam. Puasa sunnah, yang membantu mengurangi keinginan emosional untuk makan, adalah salah satu sarana spiritual dan praktis Islam untuk mengendalikan nafsu makan dan menghadapi stres.
Untuk mengatasi tekanan, Anda dapat memperbanyak dzikir dan bertawakal. Untuk menjaga kesehatan fisik dan mental, ubah kebiasaan makan Anda dengan melakukan aktivitas bermanfaat seperti membaca Al-Quran atau berolahraga ringan.
Baca Juga: Pernikahan dengan Sepupu dalam Pandangan Islam dan Negara
Dengan menekankan pengendalian diri, ketenangan hati, dan keseimbangan spiritual, Islam menawarkan pendekatan komprehensif untuk mengatasi kebiasaan makan yang disebabkan oleh dorongan emosi.
Puasa, baik yang wajib seperti Ramadhan maupun yang sunnah seperti Senin-Kamis, membantu orang belajar mengendalikan diri, termasuk mengontrol nafsu makan mereka.
Puasa mengajarkan mereka untuk mengontrol pola makan mereka, mengetahui apa yang diperlukan tubuh mereka, dan mengurangi kecenderungan untuk makan terlalu banyak. Selain itu, Islam mengajarkan pentingnya dzikir dan tawakal sebagai cara untuk menghadapi tekanan hidup.
Dzikir membantu menenangkan hati dan meredakan stres, yang seringkali menyebabkan makan makanan emosional. Setelah berusaha, tawakal mengajarkan untuk berserah diri kepada Allah, yang dapat membantu mengurangi kecemasan dan ketergantungan pada makanan sebagai cara untuk melarikan diri dari emosi negatif.
Secara keseluruhan, pendekatan Islam untuk mengatasi emotional eating berpusat pada pengembangan kebiasaan fisik dan spiritual yang sehat.
Dengan mengikuti ajaran Islam seperti puasa, dzikir, tawakal, syukur, dan qana’ah, seseorang dapat mengelola emosi mereka dengan lebih baik, menghindari makan berlebihan, dan mencapai keseimbangan hidup yang lebih baik.
Penulis: Sukainah Taqiyuddin
Mahasiswa Prodi Psikologi Islam Institut Agama Islam Negeri Zawiyah Cot Kala Langsa
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Referensi
AL-JAWZIYYA, I. Q. (2010). THE PROPHETIC MEDICINE (ENGLISH): الطب النبوي [إنكليزي]. Dar Al Kotob Al Ilmiyah دار الكتب العلمية.
Bennett, J., Greene, G., & Barcott, D. S. (2012). Perceptions of emotional eating behavior. A qualitative study of college students. Journal Of Appetite, 187-192.
Isnaeni, H. (2024). Stop Diet !!! Saatnya Mindful Eating & Mindful Gratitude. Deepublish.
Marks, D. F., Murray, M., & Estacio, E. V. (2018). Health Psychology: Theory, Research and Practice. SAGE.
PH.D, P. S. (2015). Mindful Emotional Eating: Mindfulness Skills To Control Cravings, Eat in Moderation and Optimize Co. PESI Publishing & Media.
Rassool, G. H. (2021). Islamic Psychology: Human Behaviour and Experience from an Islamic Perspective. Routledge.
Ratcliffe, D. (2024). Understanding and Managing Emotional Eating: A Psychological Skills Workbook. Taylor & Francis.
Sudargo, T., Freitag, H., Kusmayanti, N. A., & Rosiyani, F. (2018). Pola Makan dan Obesitas. UGM PRESS.
Taitz, J. (2012). End Emotional Eating: Using Dialectical Behavior Therapy Skills to Cope with Difficult Emotions and Develop a Healthy Relationship to Food. New Harbinger Publications.
Taymiyyah, I. (n.d.). Islamic Books by Ibn Taymiyyah Maqdisi and Abdullah Azzam. Рипол Классик.
Ikuti berita terbaru di Google News