Kawasan Asia Pasifik telah menjadi arena persaingan geopolitik global yang semakin sengit dalam beberapa dekade terakhir. Dinamika pergerseran kekuatan yang terjadi di kawasan ini tentunya membawa implikasi yang signifikan bagi kebijakan luar negeri Indonesia.
Salah satu bentuk yang kian menjadi sorotan adalah melalui kebangkitan Cina sebagai bentuk kekuatan regional yang semakin asertif dalam memperluas pengaruhnya di kawasan Asia Pasifik. Dalam kurun waktu beberapa dekade, Cina telah mengalami pertumbuhan ekonomi dan kekuatan militer yang luar biasa.
Hal ini memungkinkan Cina untuk bertindak lebih agresif dalam memperjuangkan kepentingannya di kawasan, seperti melalui inisiatif Belt and Road untuk meningkatkan konektivitas dan integrasi ekonomi regional. Klaim Cina atas sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan telah memicu kekhawatiran dan resistensi dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik.
Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) sebagai kekuatan global terus berusaha mempertahankan pengaruh dan dominasinya di Asia Pasifik melalui strategi Indo-Pasifik. Strategi ini bertujuan untuk mempererat kerja sama dengan sekutu-sekutu regional, seperti Jepang, India, dan Australia, dalam membendung ekspansi pengaruh Cina.
Sebagai negara yang berada di wilayah krusial Asia Pasifik, Indonesia memiliki kepentingan strategis dalam menjaga perdamaian dan stabilitas nasional. Upaya-upaya diplomasi dan kerjasama yang dilakukan Indonesia melalui kontribusi dalam mengelola ketegangan dan sengketa yang tengah terjadi di wilayah kawasan. Indonesia juga dapat memanfaatkan posisinya yang relatif netral untuk menjadi pihak penengah dalam memfasilitasi dialog antar pihak yang bersengketa.
Baca Juga: Pandangan Dharma Pongrekun tentang Covid-19 dan Agenda Global yang Mengancam Kedaulatan Indonesia
Namun, Indonesia dihadapkan pada beberapa tantangan dalam menghadapi kompleksitas geopolitik di Asia Pasifik. Pertama, Indonesia harus mampu menjaga setiap keseimbangan dan tidak terjebak dalam arus polarisasi antara Cina dan AS.
Tindakan diplomasi yang cermat diperlukan untuk tidak terlibat dalam konflik kepentingan antara kedua kekuatan besar tersebut. Kemudian, Indonesia perlu memperkuat kemitraan strategis dengan berbagai pihak, baik Cina, AS, maupun para negara-negara sekutu regional. Dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan dan memastikan bahwa kepentingan nasional tetap terjaga di tengah dinamika geopolitik yang semakin kompleks.
Melalui adanya kerja sama yang streategis ini, Indonesia dapat memperoleh pengakuan dan dapat memperkuat posisinya dalam menghadapi ketegangan geopolitik tersebut. Indonesia juga harus dapat menyeseuaikan prioritas dan pendekatan diplomasinya agar responsif terhadap arus pergeseran kekuatan dan kepentingan di kawasan Asia Pasifik.
Pada akhirnya, pergeseran geopolitik di kawasan Asia Pasifik membawa tantangan dan implikasi yang signifikan bagi Indonesia. Menjaga keseimbangan, mengelola isu keamanan global dan regional, serta menyesuaikan kebijakan luar negeri menjadi prioritas utama bagi Indonesia dalam mempertahankan kepentingan nasionalnya di tengah persaingan kekuatan besar yang semakin intensif.
Penulis: Yovancha Renitha Angelitha Nussy
Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Kristen Satya Wacana
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News