Dalam dunia pendidikan, guru tidak hanya seorang pengajar. Peran guru sangatlah penting dalam mewujudkan pendidikan, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa. Ada kalanya seorang guru berperan sebagai pendidik, motivator, fasilitator, konselor, orang tua, bahkan sahabat bagi murid-muridnya.
Akhir-akhir ini konsep guru sebagai sahabat semakin popular karena konsep ini menekankan pentingnya membangun hubungan yang ramah, saling percaya, dan saling mendukung antara guru dan siswa.
Guru yang dulunya dipandang sebagai sosok yang otoriter dan berkuasa di kelas, kini sudah berubah. Guru sekarang lebih peduli dengan perkembangan emosional siswa. Apakah guru yang menjadi sahabat bagi siswanya ini mempengaruhi proses pembelajaran bahkan hasilnya?
Baca Juga: Guru sebagai Agen Transformatif dalam Pendidikan Kewarganegaraan Global
Dalam buku Cahaya Pena karya Siti Ajar Ismiyati menyebutkan bahwa kedekatan seorang guru dengan peserta didik atau siswa akan mempengaruhi semangat belajar peserta didik. Hubungan antara guru dengan siswa yang positif akan menciptakan lingkungan belajar yang interaktif. Peserta didik atau siswa akan merasa aman dan nyaman dari segi emosional dan termotivasi untuk belajar dengan konsep pendekatan guru sebagai sahabat.
Guru akan dianggap sebagai sahabat apabila bisa menempatkan dirinya sebagai guru yang mengerti akan siswanya, mengerti tentang hal-hal sederhana yang ada pada siswanya. Sebagai contoh guru yang memiliki komunikasi yang baik. Komunikasi antara guru dan siswa yang baik itu yang seperti apa?
Komunikasi antara guru dan siswa yang baik yaitu tidak hanya tentang menyampaikan informasi, atau menyampaikan materi pembelajaran saja. Akan tetapi komunikasi yang melibatkan pemahaman guru akan kebutuhan dan kekhawatiran siswa.
Baca juga: Menjadi Guru Abad 21
Siswa yang merasa terfasilitasi untuk berkomunikasi dan ditanggapi dengan exited oleh gurunya pasti akan merasa dihargai dan semakin terbuka sehingga tidak terbiasa memendam keluh kesahnya sednirian yang bisa berdampak pada psikisnya.
Selain menjadi pendengar yang baik guru juga bisa memberikan afirmasi positif baik secara verbal maupun non-verbal. Siswa akan merasa tenang dan senang setelah menerima ujaran positif. Contohnya pemberian kata sederhana seperti “wah kamu hebat”, “keren deh kamu” itu akan berpengaruh pada kondisi suasana hati siswa yang tentu akan berpengaruh pada semangat belajarnya.
Selain pada komunikasi, guru yang bersikap santai juga kerap lebih dekat dengan siswa. Bersikap santai disini bukan berarti lalai dan suka-suka tapi lebih kepada bagaimana guru itu membawakan dirinya di kelas dengan ceria, asik, tidak tegang selama pembelajaran dan sesekali menyelipkan candaan di kelas akan membuat siswa menjadi lebih semangat mengikuti pembelajaran di kelas. Hal seperti ini bisa membangkitkan siswa dari rasa jenuh malas belajar.
Siswa yang merasa nyaman di kelas dan memiliki semangat belajar akan lebih interaktif dalam pembelajaran. Siswa akan lebih berani untuk bertanya, menyampaikan pendapatnya serta lebih berani dalam mengambil keputusan. Guru yang bersikap akrab dan santai membuat siswa tidak merasa kaku dan canggung saat proses pembelajaran berlangsung.
Baca juga: Guru Profesional Abad XXI sebagai Pilar Transformasi Pendidikan
Koneksi emosional yang kuat antara guru dan murid juga membantu dalam perkembangan keterampilan sosial siswa. Ketika siswa merasa percaya diri kemudian terbiasa berkomunikasi akan melatih siswa dalam berinteraksi dengan orang lain tanpa takut adanya penolakan.
Menjadi guru yang bersahabat adalah sebuah pilihan. Peran guru sebagai sahabat tidak akan tergantikan oleh apapun. Siswa akan terus mengingat guru yang paling disukainya. Buatlah lingkungan belajar yang positif dan mendukung Dimana semua siswa memiliki kesempatan untuk berkembang dan dihargai.
Guru yang baik adlah guru yang dapat menanamkan rasa hormat dan sekaligus kasih sayang pada muridnya. – Ki Hajar Dewantara
Penulis: Khansa Maryska Zahra
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Referensi
Peran Komunikasi dalam Interaksi Guru dengan Siswa. Jurnal Al-Ta’dib.
Juniarti, C. E. (2023). Pentingnya Komunikasi Efektif dalam Pengelolaan Kelas Yang Sukses.
Sapadi, R. M. (2023). Peran Guru dalam Membangun Pendidikan Karakter di Era Society 5.0. Jurnal Basicedu.
Siti Ajar Ismiyati, S. H. (2016). Cahaya Pena. Yogyakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta.
Siti Annisa Nur Wahiddah, J. J. (2022). Afirmasi Positif: Booster untuk Meminimalisir Hambatan Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan.
Tohir, M. (2019). Menjadi Guru Idaman Siswa.
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News