Hilangnya Identitas Remaja pada Masa Kini

Hilangnya Identitas Remaja pada Masa Kini
Ilustrasi Remaja (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Krisis identitas pada remaja adalah fase di mana individu mengalami kebingungan dalam menentukan siapa dirinya dan peran apa yang akan dijalankan dalam masyarakat.

Menurut Erikson, krisis identitas adalah tahap penting dalam perkembangan psikososial remaja, di mana mereka mencari jawaban atas pertanyaan tentang siapa diri mereka dan apa yang ingin mereka capai. Pada masa ini, remaja sering kali mengalami tekanan internal maupun eksternal karena perbedaan nilai-nilai, perubahan fisik dan tuntunan nasional.

Krisis identitas biasanya memiliki perilaku yang destruktif atau menyimpang. Berikut ini adalah contoh umum hilangnya identitas pada remaja:

  1. Penyalahgunaan zat terlarang: di mana banyak remaja yang mencoba melarikan diri dari kebingungan mereka melalui penggunaan narkoba atau alkohol.
  2. Kenakalan remaja: seperti perkelahian, vandalisme atau tindakan melanggar hukum lainnya.
  3. Mencoba berbagai gaya hidup: seperti berganti-ganti penampilan ekstrem atau mengikuti tren tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.
  4. Kurangnya komitmen terhadap tanggung jawab: kesulitan menentukan peran dalam kelompok sosial atau keluarga.
  5. Mengisolasi diri: sebagian remaja yang mengalami kebingungan identitas memiliki memilih menarik diri dari interaksi sosial.

 

Bacaan Lainnya

Faktor Penyebab Krisis Identitas

Krisis identitas tidak terjadi tanpa alasan, faktor penyebabnya melibatkan aspek internal dan eksternal antara lain:

1. Faktor Internal

Di faktor ini remaja dengan tingkat percaya diri rendah cenderung merasa tidak mampu menentukan arah hidup mereka. Hormon remaja yang berfluktuasi sering menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem dapat mempengaruhi keputusan mereka dan keterbatasan pengalaman hidup membuat remaja sulit mengalami mengambil keputusan yang tepat. Remaja yang tanpa landasan nilai yang kuat, remaja cenderung mudah terombang-ambing oleh tekanan lingkungan.

2. Faktor Eksternal

Konflik keluarga, perceraian, atau kekerasan rumah tangga dapat mencerminkan kebingungan dan ketidakpastian pada remaja. Banyak remaja merasa perlu menyesuaikan diri dengan kelompok, meskipun perilaku kelompok tersebut tidak selalu positif, dan media sering menyampaikan standar kecantikan, kesuksesan, atau kebahagiaan yang sulit dicapai, membuat remaja merasa tidak cukup baik.

 

Dampak Negatif Krisis Identitas

Krisis identitas yang tidak ditangani dapat berdampak negatif pada perkembangan pribadi dan sosial remaja, seperti:

  1. Gangguan psikologis: stres kronis depresi atau kecemasan dapat berkembang akibat ketidakpastian diri.
  2. Kehilangan potensi diri: remaja yang terjebak dalam kebingungan identitas mungkin gagal mencapai tujuan pendidikan atau karir.
  3. Peningkatan risiko perilaku berbahaya: penyalahgunaan zat, kriminalitas.
  4. Kerusakan hubungan interpersonal: sulit menjalin hubungan yang sehat dan keluarga teman atau pasangan.

 

Pencegahan Krisis Identitas

Dalam pencegahan memerlukan upaya bersama dari individu, keluarga, masyarakat dan Institut pendidikan:

  1. Peran remaja bisa aktif mencapai kegiatan positif seperti organisasi olahraga atau seni yang dapat membantu menemukan minat dan bakat.
  2. Peran keluarga, menjalin komunikasi yang terbuka dengan remaja mendengarkan tanpa menghakimi.
  3. Peran masyarakat dan sekolah, memberi edukasi tentang pentingnya identitas diri, menyediakan layanan konseling yang mudah diakses bagi remaja yang mengalami kebingungan identitas·

Krisis identitas adalah salah satu tantangan yang paling kompleks dalam perkembangan remaja meski sering dianggap sebagai fase yang normal, krisis ini bisa berdampak panjang jika tidak di atasi.

Oleh karena itu, penting bagi remaja keluarga dan masyarakat untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung. Dengan cara ini, remaja dapat menemukan dan membentuk identitas mereka dengan percaya diri sehingga mampu menjadi individu yang mandiri bertanggung jawab dan bahagia.

 

Penulis: Nabila Maharani
Mahasiswa Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses