Ilmu Komunikasi Untag Surabaya dalam Mewujudkan Komunikasi Pendidikan

Ilmu Komunikasi Untag
Logo Ilmu Komunikasi Untag Surabaya (Sumber: Media Sosial @komuntag)

Pendidikan merupakan proses komunikasi yang melibatkan interaksi antara dua elemen utama, yakni pendidik sebagai komunikator dan siswa sebagai komunikan.

Komunikasi ini bertujuan untuk menyampaikan pesan edukatif guna meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa.

Menurut Nabila (2023), pendidikan memiliki tujuan khusus, yaitu membentuk pemahaman yang mendalam sehingga seseorang dapat menguasai sesuatu.

Dalam proses ini, komunikasi tidak hanya sekadar penyampaian informasi, tetapi juga berfungsi untuk membangun hubungan yang harmonis antara pendidik dan siswa.

Bacaan Lainnya

Sukitno dalam Aprilianti (2018) menekankan bahwa komunikasi pendidikan adalah interaksi dua arah yang aktif, baik verbal maupun nonverbal, yang diatur untuk kepentingan edukatif.

Program Studi Ilmu Komunikasi di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya hadir untuk menjawab kebutuhan akan komunikasi pendidikan yang lebih efektif.

Baca Juga: Kreativitas Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTAG Angkat Citra BNNP Jatim di Media Sosial

Dengan pemahaman tentang teknik komunikasi yang relevan, pendidik dapat menciptakan metode penyampaian pesan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Begitu pula siswa sebagai mitra belajar dapat mengoptimalkan interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu, komunikasi pendidikan menjadi kunci penting dalam menciptakan sistem pendidikan yang dinamis dan partisipatif.

Proses komunikasi pendidikan terdiri dari dua elemen: manusia, terutama instruktur sebagai komunikator dan siswa sebagai komunikator. Pendidikan memiliki tujuan khusus atau terspesialisasi: meningkatkan pemahaman terhadap sesuatu sehingga seseorang dapat menguasainya.

Terminologi khusus seperti informasi, propaganda, indoktrinasi, agitasi, dan pendidikan berasal dari proses komunikasi berkat keunikan ini (Nabila, 2023).

Konsep pendidikan adalah upaya manusia untuk mengembangkan kepribadiannya sesuai dengan norma masyarakat dan budaya. Meskipun dalam arti luas pendidikan adalah semua kesempatan belajar yang terjadi di semua lingkungan dan sepanjang kehidupan.

Bagi mereka yang bekerja di bidang pendidikan atau menyaksikannya, kata komunikasi pendidikan sangat asing. Namun, dalam bidang pendidikan, komunikasi hampir menjadi esensinya (Nabila, 2023).

Hubungan atau kontak antara guru dan siswa sepanjang proses pembelajaran—yaitu hubungan dua arah yang aktif—adalah apa yang didefinisikan Sukitno sebagai komunikasi pendidikan dalam (Aprilianti, 2018).

Baca Juga: Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTAG Surabaya Melakukan Aplikasi Skill Videography dan Video-Editing untuk Pengembangan Digital Marketing Grande Garden Café

Sebagian orang percaya bahwa komunikasi tidak akan terjadi kecuali pesan tersebut memengaruhi penerima.

Penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan merupakan proses komunikasi edukatif, baik secara lisan maupun nonverbal. Di sini, komunikasi dapat diatur dan dikondisikan untuk kepentingan edukatif (Nabila, 2023).

Ilmu Komunikasi Untag Surabaya membekali mahasiswa dengan pemahaman tentang unsur-unsur komunikasi yang relevan dengan pendidikan, seperti pemilihan metode penyampaian pesan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan pengembangan kemampuan komunikasi interpersonal yang mendukung interaksi edukatif.

Proses pendampingan dan pengembangan anak dalam pembelajaran kooperatif terkait erat dengan komunikasi pendidikan. Pembelajaran bersama pada hakikatnya merupakan proses interaksi.

Dengan kata lain, pembelajaran bersama sebagai kegiatan utama dalam pendidikan perlu menekankan terjadinya komunikasi dalam hubungan-interaksi, yang dapat berupa bercerita, berbicara satu sama lain, meneliti bersama, dan bermain.

Sebaliknya, komunikasi pendidikan melibatkan banyak pelaku yang berinteraksi, berhubungan satu sama lain, dan berkomunikasi selama proses pembelajaran kooperatif.

Baca Juga: Kenal Lebih Dekat dengan Jurusan Ilmu Komunikasi, Yuk!

Oleh karena itu, unsur-unsur komunikasi pendidikan hampir sama persis dengan unsur-unsur bentuk komunikasi lainnya.

Perbedaannya hanya pada fokus pada aspek-aspek tertentu. Guru dan mitra belajar merupakan pelaku utama dalam pendidikan, klaim YB Mangunwijaya dikutip oleh (Antony, 2022).

Pendidik/Guru

Guru merupakan kependekan dari kata “digugu” dan “ditiru”. Digugu menunjukkan bahwa murid-muridnya selalu memperhatikan ucapan guru.

Ditiru mengatakan bahwa bagi murid-muridnya, sikap dan karakter guru mulai menjadi panutan. Dalam konteks pendidikan, kehadiran guru di sekolah-sekolah tertentu tentu saja cukup signifikan.

Meskipun mereka mungkin memiliki aspek-aspek negatif pada kepribadian mereka dan tidak sempurna, guru harus berusaha untuk tidak berkembang menjadi semacam komandan atau instruktur.

Guru harus mampu menumbuhkan dan membangun lingkungan yang saling mendukung, mengembangkan, mendidik antara siswa dan murid, yang tentu saja mereka sendiri yang ciptakan.

Baca Juga: Magang di Grande Garden Cafe, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTAG Surabaya Berkesempatan Menjadi Copywriter Handal

Mitra Didik/Siswa

Mitra belajar, sementara itu, adalah seseorang yang terus-menerus mengamati proses pendidikan dan pembelajaran. Lebih tepatnya, mitra belajar adalah seseorang yang mengamati proses pendidikan di dalam suatu lembaga tertentu.

Siswa merupakan fokus utama pembelajaran menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 12 tentang Siswa.

Dengan demikian, tujuan utama pendidikan adalah untuk mempersiapkan siswa untuk masa depan dan membantu mereka mengembangkan berbagai potensi.

Akan tetapi, penting untuk menyadari bahwa mitra belajar bukanlah orang dewasa. Memberikan perhatian yang saksama pada apa pun akan membantunya belajar.

Oleh karena itu, pada tingkat bayi, yang pertama dan terutama adalah unsur-unsur emosional—perasaan, kasih sayang, empati, suka dan tidak suka, minat, dan kesenangan.

Mengenai pengetahuan Jawa konvensional, yang pertama adalah roso lalu karso. Dahulukan hati; baru kemudian kemauan, tujuan, mau gelem. Baru kemudian mencapai cipto, daya cipta.

Baca Juga: Dinamika Ilmu Komunikasi di Indonesia: Tantangan dan Peluang di Era Digital

Keberlangsungan dunia pendidikan bergantung pada komunikasi, yang juga memiliki tujuan terhadap berlangsungnya pendidikan itu sendiri.

Tujuan komunikasi berkaitan dengan tujuan-tujuan lainnya. Mengenai tujuan komunikasi dalam bidang pendidikan, berikut ini adalah (Nabila, 2023):

Fungsi Komunikasi Sosial

Komunikasi sosial menunjukkan bahwa pengembangan konsep diri, aktualisasi diri, dan kebahagiaan semuanya bergantung pada komunikasi yang sangat penting.

Dalam kerangka pendidikan, anak-anak akan terlibat dengan instruktur, teman sebaya, administrator, pemimpin masyarakat, dan lainnya. Seseorang akan kehilangan seseorang yang tidak pernah berinteraksi.

Dengan demikian, konteks sosial mereka tidak membantu mereka untuk berorganisasi. Termasuk lingkungan pendidikan—yaitu, sekolah.

Fungsi Komunikasi Ekspresif

Meskipun dapat dilakukan sendiri atau dalam kelompok, perluasan komunikasi terkait erat dengan tujuan komunikasi sosial.

Meskipun dimaksudkan untuk dilakukan sejauh komunikasi menjadi instrumen untuk mengekspresikan pesan pribadi (perasaan), komunikasi tersebut tidak dimaksudkan untuk memengaruhi orang lain. Sebab, sinyal nonverbal sebagian besar menyampaikan emosi ini.

Baca Juga: Ilmu Komunikasi: Mahasiswa Harus Pintar Public Speaking?

Fungsi Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual ini membantu untuk berkonsentrasi pada pengabdian anggota terhadap cita-cita agama, tradisi, dan budaya masyarakat dalam kerangka pendidikan.

Fungsi Komunikasi Instrumental

Tujuan luas utama komunikasi instrumental meliputi menginformasikan, menginstruksikan, memotivasi, mengubah sikap dan keyakinan, mengubah perilaku atau mengubah tindakan, dan juga hiburan.

Komunikasi ini berfungsi untuk menginformasikan (bagaimana menginformasikan) yang memiliki pesan persuasif yang menyiratkan bahwa pembicara ingin pendengar berpikir bahwa fakta atau informasi yang diberikan adalah benar dan sesuai.

Lulusan Program Studi Ilmu Komunikasi Untag Surabaya dapat lebih peka terhadap tuntutan mahasiswa dan mampu merancang strategi komunikasi inovatif yang menginspirasi mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan mereka.

Pembelajaran Kooperatif Komunikasi Baik dalam bentuk bercerita, debat, atau kemitraan lainnya, pembelajaran kooperatif menekankan perlunya komunikasi dalam hubungan interaktif.

Dalam proses ini, komunikasi tidak hanya menumbuhkan pemahaman tetapi juga mempromosikan hubungan yang harmonis antara instruktur dan murid.

Baca Juga: Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untag Surabaya, Melangkah ke Dunia Jurnalistik Internasional melalui Magang di Harian Bhirawa

Untag Surabaya menawarkan kepada mahasiswa alat untuk memahami dinamika komunikasi kelompok, menciptakan taktik komunikasi yang sukses, dan menggunakan teknologi komunikasi untuk mempromosikan proses pembelajaran kooperatif.

Penulis: Anugrah Pratama
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Daftar Pustaka

Antony, R. (2022). KOMUNIKASI DIALOGIS SEBAGAI EKSPRESI PENDIDIKAN PEMERDEKAAN YB MANGUNWIJAYA (STUDI KASUS DI SEKOLAH DASAR EKSPERIMENTAL MANGUNAN. thesis, UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA.

Aprilianti, K. (2018). PENGARUH KOMUNIKASI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (PGRI) PEKANBARU. thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Nabila, N. (2023). Strategi Komunikasi Sd Islam Terpadu Al-Anwar Dalam Meningkatkan Semangat Menghapal Juz ‘Ama Pada Siswanya. thesis, Universitas Komputer Indonesia.

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses