Saat ini terdapat banyak sekali permasalahan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh berbagai macam aktivitas manusia.
Pada era revolusi industri 4.0 sekarang, salah satu penyebab terbesar terjadinya pencemaran adalah limbah yang dihasilkan dan dibuang oleh pabrik-pabrik produksi yang berkontribusi besar terhadap pencemaran udara, air, dan tanah.
Limbah berbahaya seperti plastik, limbah kimia, dan limbah elektronik tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga mengancam keberlanjutan ekosistem dan kehidupan manusia. Hal ini mendesak industri untuk melakukan transformasi menuju pabrik yang lebih berkelanjutan.
Era revolusi industri 4.0 ini juga menawarkan berbagai macam inovasi teknologi yang dapat menjadi solusi untuk memecahkan masalah pencemaran yang ada.
Salah satu halnya adalah inovasi teknologi ramah lingkungan, yaitu industri hijau. Industri hijau berfokus pada penerapan teknologi yang dapat membantu mengurangi dampak dari pencemaran lingkungan dengan cara yang lebih efisien, hemat energi, dan rendah emisi.
Teknologi yang dapat berperan penting sebagai pendukung keberlanjutan industri hijau ini adalah teknologi robotika dan juga artificial intelligence. Teknologi ini menawarkan berbagai kelebihan dalam aspek industri, mulai dari efisiensi proses produksi, pengelolaan limbah, serta optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan.
Teknologi robotika dan artificial intelligence telah banyak memberikan kontribusi dalam menciptakan solusi dalam mengatasi limbah industri yang begitu marak.
Baca Juga:Â Konstruksi Modular: Metode Pembangunan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan Untuk Konstruksi Masa Depan
Dengan otomasi proses, kedua teknologi ini sangat memungkinkan dalam mencegah pemborosan bahan baku, meningkatkan efisiensi produksi, serta meminimalisir limbah yang dihasilkan dengan berbagai macam cara, seperti contohnya robotika pemilah limbah pada pabrik yang telah dilengkapi dengan artificial intelligence yang dapat memilah berbagai variasi material untuk digunakan kembali dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi sehingga dapat mengurangi terbuangnya material yang masih dapat digunakan.
Dengan mengintegrasikan kedua teknologi ini, industri tidak hanya meningkatkan produksi, namun juga dapat berkontribusi besar terhadap pengurangan dampak pencemaran lingkungan dari pengelolaan limbah pabrik yang tidak efisien sebelumnya.
Berdasarkan kelebihan yang ditawarkan di atas, hal ini dapat membantu keberhasilan dari Sustainable Development Goals. Limbah yang diminimalisir melalui otomasi proses robotika dan sistem dengan artificial intelligence akan mengurangi pencemaran air, sejalan dengan SDGs ke-6 yaitu Air Bersih dan Sanitasi yang Layak.
Selain itu dengan menghadirkan kolaborasi kedua teknologi tersebut, membawa inovasi pada industri yang dapat meningkatkan efisiensi energi dan produksi, sejalan dengan SDGs ke-9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.
Diharapkan dengan hadirnya robotika dan artificial intelligence akan mempercepat dan meningkatkan keberhasilan mencapai SDGs ini bahkan sebelum 2030.
Baca Juga:Â Green Construction, Bangunan Ramah Lingkungan yang Dibuat Dengan Menggunakan Teknologi Tepat
Namun disisi lain, perubahan dari tenaga manusia menjadi otomasi mesin akan menimbulkan pengurangan pegawai yang signifikan (Li et al., 2019). Dimana ketika suatu perusahaan produksi menerapkan otomasi penuh, maka pekerja manusia yang berada di bagian produksi tidak lagi dibutuhkan.
Hal ini akan berdampak pada berkurangnya lapangan pekerjaan, terutama pada bagian pekerjaan berulang-ulang dengan pola tertentu yang bisa digantikan oleh mesin.
Solusi untuk bertahan dari masalah ini adalah meningkatkan kemampuan atau skill yang dimiliki pada bagian-bagian pekerjaan yang tidak dapat digantikan oleh mesin. Hanya dengan itulah kita dapat bertahan menghadapi perubahan Era Revolusi Industri 4.0 ini.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat, namun juga ada permasalah pencemaran lingkungan yang semakin parah. Untuk itu diperlukan, solusi seperti penggunaan robotika dan artificial intelligence untuk mengurangi bahkan mengatasi pencemaran lingkungan.
Efisiensi dan pengolahan kembali menjadi faktor penting yang dibawa kedua teknologi tersebut untuk mengatasi isu lingkungan saat ini. Di sisi lain hal ini membawa dampak semakin berkurangnya tenaga kerja manusia yang dibutuhkan, akibat hadirnya otomasi dalam produksi.
Baca Juga:Â Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Tempe sebagai Alternatif Biogas Ramah Lingkungan
Oleh karena itu penerapan teknologi ini harus dibarengi dengan peningkatan skill agar lapangan pekerjaan tetap ada, teknologi dan efisiensi dapat berjalan sebaik mungkin, dan isu lingkungan dapat diatasi demi mencapai masa depan yang lebih baik.
Penulis: Raka Argha Ahsantya Maharika
Mahasiswa Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan Universitas Airlangga
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News
Referensi
Li, J. J., Bonn, M. A., & Ye, B. H. (2019). Hotel employee’s artificial intelligence and robotics awareness and its impact on turnover intention: The moderating roles of perceived organizational support and competitive psychological climate. Tourism Management, 73, 172–181.
N. Cahyani, “Revolusi Hijau dalam Industri 4.0,” Universitas Airlangga, 2024. [Online]. Available: https://unair.ac.id/revolusi-hijau-dalam-industri-4-0/. [Accessed: 13-Dec-2024].
Hutabarat, “Pengertian Industri Hijau dan Penerapannya,” Kumparan, 2024. [Online]. Available: https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-industri-hijau-dan-penerapannya-21NvT69FwGL/3. [Accessed: 13-Dec-2024].