Jalan Terjal Bagi Sayap Progresif dalam Reformasi Konstitusi Chile

Gabriel Boric Presiden Chile
Gabriel Boric Presiden Chile (Foto: Unsplash)

Sejak 4 September 2022, impian dari Gabriel Boric tentang Negara Chile yang bersatu dan berfokus pada kesejahteraan sosial mengambil jalan memutar karena rakyat Chile menolak proposal konstitusi baru yang dianggap radikal. Setidaknya seperti dilansir dari The Conversation, dalam pemungutan suara yang diadakan untuk perubahan konstitusi berakhir dengan 62% rakyat menolak (Rechazo) dokumen yang diusulkan dan hanya 38% rakyat yang menyetujui (Apruebo).

Proposal yang disusun menjadi 170 halaman itu pada dasarnya merupakan upaya progresif untuk membongkar warisan Pinochet dari konstitusi 1980. Konstitusi yang diusulkan mendelegitimasi paradigma Neoliberalisme yang telah menjadi inti dari kepemimpinan diktator Pinochet. Di sini, ia juga menjamin hak-hak rakyat yang sangat diperlukan seperti perawatan kesehatan universal, representasi kesetaraan gender dalam pemerintahan, dan otonomi masyarakat adat akan diprioritaskan dan dilindungi (Nicas, 2022).

Belum lagi, proposal tersebut memberikan pembatasan akses yang lebih ketat bagi mereka yang ingin melakukan eksploitasi alam Chile. Namun, banyak yang menganggap proposal ini terlalu radikal dan secara politis ditunggangi oleh agenda sayap kiri.

Kegagalan Reformasi Konstitusi

Kegagalan reformasi konstitusi secara tiba-tiba mengacaukan gerakan Pink Tide yang sekarang sudah mulai bangkit kembali dan membayangi Amerika Latin dalam beberapa tahun terakhir. Dikutip dari Oxfordreference, Pink Tide sendiri adalah suatu gelombang gerakan alternatif  di mana terjadi suatu tren yang ditandai dengan menguatnya politik kaum kiri di Amerika Latin, sehingga menghasilkan kemenangan gelombang kiri melawan neoliberalisme lewat pemilu yang demokratis.

Bacaan Lainnya

Dengan kegagalan reformasi konstitusi telah membuktikan bahwa model ekonomi Neoliberalisme yang tertanam cukup sulit untuk didorong oleh para pemimpin progresif. Proposal baru ini, jika saja diterima maka akan berdampak buruk pada industri dan ekonomi liberal Chile. Melihat inflasi negara yang selalu tinggi, orang pasti akan mencari stabilitas daripada kebijakan progresif yang berisiko tinggi. Selain itu, kegagalan juga dapat dikaitkan dengan kurangnya perwakilan saya dengan lebih dari separuh delegasi berasal dari Sayap Kiri dan independen dengan kecenderungan politik yang sama (Barry, 2022).

Pelajaran Politik bagi Gerakan Progresif di Chile

Meskipun begitu Gabriel Boric seperti dilansir dari CNN Espanol, mengisyaratkan bahwa ini bukanlah akhir dari upaya menuju reformasi, baginya keputusan rakyat Chile ini membuat institusi dan aktor politik kami untuk bekerja lebih keras, dengan lebih banyak dialog, dengan lebih banyak rasa hormat dan perhatian, sampai kami tiba pada proposal yang menafsirkan kita semua, yang dapat dipercaya, yang menyatukan kita sebagai negara.

Belajar dari kasus yang terjadi di Chile, maka kita dapat melihat bahwa tantangan terbesar bagi gerakan progresif di Amerika Latin sebenarnya bukan hanya berakhir untuk memenangkan sebuah pemilu tetapi juga untuk menjalankan pemerintahan yang efektif dan representasi yang lebih baik untuk rakyat.

Penulis: Luthfi Ridzki Fakhrian
Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses