Jangan Salah, Pendidikan Tentang Seks Perlu Dimulai Sejak Anak Usia Dini

pendidikan seks

Pengembangan moral, sosial dan penanaman nilai-nilai agama merupakan salah satu aspek pengembangan anak usia dini yang menjadi tanggung jawab Pendidikan. Pengembangan program pendidikan seks memiliki kontribusi positif yang mencapai tanggung jawab Pendidikan tersebut.

Mengapa Pendidikan Seks itu Penting?

Maraknya kekerasan pada anak akhir-akhir ini menjadi perhatian dan kekhawatiran orang tua terhadap anak-anaknya. Dalam hal ini butuh penangan khusus dari orang tua, pendidik, hukum, tokoh agama, dan juga pemerintah. Kekerasan seksual yang terjadi sekarang mungkin bisa kita dapati setiap waktu dan sangat dekat dengan kita. Bahkan bisa kita lihat maraknya video dan foto yang tak pantas dilihat dan dipertontonkan pada anak, Kekerasan seksual terhadap anak terjadi terhadap orang terdekat kita. Banyak kasus, seperti tetangga mencabuli anak tetangganya, ayah mencabuli anak tirinya bahkan anak kandungnya, paman mencabuli keponakannya. Dan hal ini disebabkan oleh perilaku yang menyimpang dari pelaku dan korban yang tidak tahu bagaimana caranya melawan perlakuan dari pelaku, karena adanya tidak kepahaman mengenai pendidikan seksual. Dalam hal ini, orang tua dan pendidik perlu mengajarkan pendidikan seks pada anak usia dini. Karena pembelajaran mengenai seks kepada anak usia dini bisa menjadi pegangan dalam membantu anak untuk membentengi diri dari resiko kekerasan maupun pelecehan seksual di kemudian hari.

Pendidikan seks secara dini dapat dilakukan orang tua atau pendidik dengan melakukan hal sebagai berikut:

Bacaan Lainnya

Pendidikan Seks Bisa Ditanamkan Sejak Usia Dini

Yaitu saat anak mulai mengajukan pertanyaan mengani hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas. Misalnya pada saat anak laki-laki menanyakan mengapa ia berbeda dengan perempuan, maupun sebaliknya perempuan menanyakan mengapa ia berbeda dengan laki-laki. Contoh sederhana: mengapa aku rambutnya panjang tetapi dia pendek. Di sinilah peran orang tua dan pendidik untuk menjelaskan. Biasanya anak yang berumur 2,3 tahun atau dimana anak masih PAUD.

Kenalkan Bagian Tubuh yang Tidak Boleh Dilihat dan Disentuh oleh Orang Lain

Kenalkan pada anak bagian-bagian tubuh dan fungsinya, kemudian penjelasan bagian tubuh yang tidak boleh dilihat dan disentuh oleh orang lain. Seperti: Bibir, organ reproduksi, pantat, dada. Dalam fase ini anak akan mulai menyadari perbedaan seks antara dirinya dengan temannya yang berbeda jenis kelamin. Pada usia 4 tahun anak biasanya anak suka membanding-bandingkan alat kelaminnya dengan teman-teman mainnya, biasanya terjadi pada anak laki-laki. Lalu saat umur 6-10 tahun anak akan mulai merasakan masa puber dan mulai tertarik dengan lawan jenis.

Tanamkan Budaya Malu Pada Anak

Sangat penting bagi orang tua dan pendidik menanamkan rasa malu pada anak agar anak dapat menghargai dirinya sendiri. Mengajarkan Batasan-batasan dalam bermain dengan lawan jenis.

Contoh : pendidik atau orang tua memberikan pengarahan kepada anak agar tidak melepas pakaian di tempat umum.

Membatasi Aktivitas Bermain Gadget dan Menonton

Menonton televisi dan video yang ada di gadget memiliki dampak negatif dalam penglihatan, anak akan kecanduan, serta tidak semua yang dipertontonkan dalam televisi serta gadget mengandung unsur Pendidikan. Maraknya video dan foto yang tidak pantas dipertontonkan pada anak yang seringkali membuat anak meniru adegan tersebut, karena sifat alamiah dari anak adalah meniru. Apalagi dalam gadget biasanya si anak akan mendownload games tanpa pengawasan orang tua, padahal banyaknya konten yang tersembunyi dalam games tersebut.

Bicarakan Seks Pada Anak Melalui Diskusi Sederhana

Pendidikan mengenai seks dapat dilakukan pendidik dan orang tua pada anak melalui diskusi atau percakapan sederhana dan menyenangkan. Menjelaskan kepada anak dengan lembut agar anak dapat memahami yang dijelaskan kepadanya tanpa mengandung kata yang fulgar dan tidak terkesan menakuti anak-anak.

Bahkan di sini orang tua perlu mempelajari tentang hal-hal yang berkaitan dengan seks terhadap anak. Karena semakin berkembangnya zaman pemikiran anak akan semakin bertambahn dan pengetahuan anak akan semakin kritis mempertanyakan hal-hal yang harus dijawab oleh seorang pendidik dan orang tua.

Anizar
Mahasiswa IAIN Pekalongan

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI